MSIMH : 13

18.2K 510 4
                                    

Happy Reading...

Setelah beberapa hari tinggal di rumah dengan alasan istirahat, kini Yana sudah di perbolehkan untuk masuk sekolah oleh David. Dan hari ini pula terasa berbeda olehnya, banyak pasang mata yang mengarah kepadanya, memandang dengan tatapan banyak arti, ada tatapan iri, benci dan sebagainya dengan sambil berbisik bisik yang membuat Yana merasa gelisah diperlakukan seperti itu.

Bagaiman tidak mereka memandang Yana seprti itu, disampingnya saja David yang ada di sampingnya berjalan sambil beriringan, malah pakai acara David yang terus memegang tangannya yang tidak pernah terlepas sejak turun dari mobil saat di parkiran. Yana sudah tau, akan terjadi hal seperti ini. Meskipun tadi malam ia sudah mempersiapkan diri semaksimal  mungkin dengan apa yang akan terjadi.

"Aduh kak, janga pegang terus dong tangan aku?"bisik Yana.

"kenapa emang" tanya David dengan heran.

"Malu tau diliatin anak anak"ucapnya kembali sambil melepaskan tangan Davud yang menggenggam tangannya.

Bukannya melepaskan, tangan David malah mengeratkan genggamannnya dari tangan Yana. "Ngak mau, kan aku udah bilang sama kamu kalau aku ngak akan biarin kamu jauh jauh dari aku" kata David yang masih berjalan berdampingan dengan istrinya sambil melirik kearah Yana.

Semua mata yang melihat hal itu merasa tercengang dan kaget atas sikap David yang cukup possesive, mereka tidak pernah menyangka seorang pangeran es David sekaligus most woted disekolah, yang terkenal tidak pernah berlaku seperti perempauan, jangankan perempuan bahkan sesama jenis saja dia tidak terbuka kecuali para sahabat sahabatnya.

"Ishh...kan ngak segitunya juga" dengus Yana.

"Udah, jamgan banyak ngebantah, ikuti aja apa kata suami"bisih David di telinga Yana.

Yana dan David terus berjalan di koridor dengan banyak tatapan tatapan yang susah diartikan, hingga David mengentikan langkahnya karna sudah berada tepat di depan krlas Yana.

Semua teman sekelas yang sudah datang, langsung menghambur keluar setelah menyadari kedatangan David si most wonted SMA Hrapan Bangsa bersama dengan Yana, begitupun dengan kedua sahabat Yana Anggi dan Sindi.

"Udah sapai, masuk dan belajar yang bener"ucapnya.

Yana hanya mengangguk, sambil menunduk karna sudah terlalu malu dengan tatapan siswa. David meraih dagu Yana agar tidak menunduk dan menatapnya.

"Jangan nunduk....." ucapnya "satu lagi jangan keluar kelas sebelum aku yang jemput" lanjunya yang hanya diangguki sabagai jawaban.

David mengacak acak ranbut Yana sambil menyunggingkan senyum termaninya, yang juga bisa dilihat oleh orang orang. Seketika suara riuh para siswi yang sedari tadi memperhatian mereka.

"Oh my gat, senyumnya"

"Astaga mimpi apa gue bisa lihat senyum kak David kayak gitu"

"Itu senyum pertamanya saat sekolah disini"

"Kenapa bukan gue yang dapat senumnya"

"Dasar, dipelet apa itu kak David"

Tanpa menghiraukan kicauan kicauan yang berlalu lalang di telinganya, Yana terus memasuki
Kelasnya tanpa mempedulikan teman teman yang sudah memberikan pertanyaan pertanyaan seperti layaknya wartawan sebuah berita televisi. Hingga bel pelajaran pertama berbunyi dengan beriringan masuknya guru mata lelajaran, membuat semua sisiwayang mengerubuni Yana bubar tanpa disuruh sekalipun.

"Lo, hutang penjelasan ke gue sama Sindi" busik Anggi di sebelahnya.

Yana hanya menberikan jempol kepada sahabatnya itu sebagai, jawaban.

My Senior Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang