Akhirnyaaaaa bisa Up lagi, maaf buat readers semua yang udah kegantung sama MSIMH. Kalau ngak salah nih 5-6 bulan lah ngak Up lagi😆, jadi maaf ya.
Happy reading....
"Baik, kabari saya jika sudah ada perkembangan" ucap David kepada orang diseberang.
Ia mematikan ponsel setelah menerima jawaban kepada orang yang tadi ia temani berbicara di seberang sana, lalu kembali melangkahkan kaki menuju ruangan kerjanya. Saat menuju ruangan, semua karyawan yang berpapasan dengannya dirinya menunduk memberi hormat kepada yang notabennya sebagai sang atasan.
"Selamat pagi pak" sahut Desi, sekertaris David dengan hormat.
"Pagi" sahutnya menjawab sapaan sekertarisnya itu lalu kembali melanjutkan langkah masuk keruangannya.
Dilihatnya sudah ada setumpuk berkas yang bertengger rapih di atas mejanya, hal itu tidak asing lagi bagi dirinya melihat hal tersebut. Tanpa membuang buang waktu, David segera duduk di kursi kebesarannya lalu mengecek satu perstu berkas yang menjulang tinggi di hadapanny itu, sesekali ia menatap ke arah laptop dan mengetik, begitu pula dengan handphone yang setia di samping laptop, sesekali memeriksa jika ada email yang masuk baik dari rekan bisanisnya ataupu pesan dari sang istri tercinta.
Asalkan tau saja, meskipun ia sibuk sesibuk sibuknya, namun jika istrinya mengirimkan pesan atau panggilan telfon ia akan menyempatkan waktu untuk meladeni, apa lagi saat ini dimana sanga istri yang kondisinya sedang hamil muda membuatnya harus siap jika sang istri membutuhkan sesuatu karena sedang dalam masa ngidam.
Suara deringan handphon David menggema memecahkan keheningan saat masih sibuk dengan berkas berkas yang masih menumpuk. Ia mengehentika pekerjaannya sejenak, melihat siapa yang menelfonnya. Senyumnya langsung menyungging setelah mengetahui siapa nama yang tertera.
Halo....
'Halo, kenapa yang, Butuh sesuatu?'
Hmm....kakak masih lama ngak?
David mengalihkan pandangannya menatap jam yang bertengger di tangannya yang menunjukkan pukul 11 lewat 32 menit.
'Ngak, paling setengah jam lagi baru makan siang'
Yaudah kakak pulang aja, makan di rumah Yana udah masakin makanan kesukaan kakak
David yang mendengar penuturan Yana mengernyit tidak suka. Bukan karena ia tidak mau memankan masakan sang istri, tapi ia sudah mengatakan kepada Yana untuk tidak melakukan akativitas apapun baik berat ataupun tidak.
'Kamu masak?' Tanyanya memastikan
Yang di seberang sana ahanya berdehem dengan antusias
'Kakak kan udah bilang, jangan ngelakuin pekerjaan rumah Nana'
Di seberang mendengus 'ish, kan cuma masak kak lagian juga bukan pekerjaan berat'
David menghembuskan nafasnya kasar, percuma ia marah marah di telfon, yang ada ia akan cekcok dengan Yana jika di teruskan.
'Yaudah tunggu, ini udah mau pulang'
'Ah ia, nitip beliin es cendol"
'Siap bumil, yaudah kakak tutup'
Setelah mengatakan hal itu, ia mematikan sambungan telfon, lalu mematikan laptop yang masih setia menyala.
David melangkahkan kakinya keluar dari ruangan CEO, tak lupa ia mengatakan kepada Desi sang sekertaris mengosongkan jadwalnya, karena sudah tidak akan kembali ke kantor setelah makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Husband
RandomBagaimana rasanya jika kita mengidolakan seseorang, hingga pada akhirnya mereka dipersatukan dalam perjodohan oleh orang tua mereka masing masing. Apakah bahagia, senang atau sebaliknya. Itulah yang dirasakan Fikayana Andrani Salim dan Jhon David Ge...