MSIMH: 30

12.2K 303 36
                                    

Hello, ini aku UP lagi. Maaf ya sebelumnya, aku lama UPnya sampai sampai udah pada nanyain dan hari ini akhirnya baru kesampaian. Maaf typo atau kesalahan lainnya, plagiat dilarang mendekat😈

Happy reading......

"Tap--" belum saja Sindi melanjutkan ucapannya suara pintu terbuka dengan keras yang menampilkan sosok David yang masih berada diambang pintu.

BUG...
Suara bogeman keras terdengar nyaring diseluruh ruangan, beriringan tubuh David yang sudah terjatuh kearah lantai dan bibir yang mengeluarkan darah segar.

"Ck, lo ngapain pukul gue kek gitu?" tanya David geram.

Barian mencekal kerah baju David dengan kuat, pandangannya semakin menajam lalu mendorong kembali David hingga terduduk di lantai dan kembali menghadiahi David dengan tinjuan.

"Lo masih nanya? Brengsek"

BUG

BUG

Anggi dan Sindi terhenyak begitu pula dengan dokter Sofia yang berusaha mengehentikan Brian namun usahanya hanya sia sia.
David sengaja tidak membalas pukulan Brian membiarkan pria itu memukulnya hingga puas, meski ia sendiri tak tau apa kesalahannya.

Haikal, Saidan dan Julio kaget dengan apa yang mereka lihat saat masuk kedalam ruangan peraemwatan. Tak mau mengambil waktu, Haikal mengambil alih Brian yang menukul David, sedangkan Saidan dan Julio membantu David berdiri.

"Lo kenapa di pukul sama dia?" tanya Saidan.

"Ngak tau, tadi pas gue sampai dia udah mukul gue" jawabnya sinis menatap Brian yang memberontak dicekalan Haikal.

"Bangsat lo, pura pura ngak tau" maki Bruan kembali

"Maaf, jika ingin melakukan keributan, jangan disini. Ini rumah sakit bukan arena tinju"uncap dokter Sofia

"Yan udah, Yana wajar ham---" ucapan Anggi terpotong.

"Lo bilang wajar? Otak lo simpan di mana? Yana hamil lo masih bilang itu wajar?" tanya Brian tak terima dengan ucapan Anggi

"Apa?"kaget David dan ketiga sahabatnya.

"bisa kaget juga lo? Anj*ng" umpat Brian.

"Jadi, Yana hamil?" tanyanya masih tak percaya.

"Ia, Yana hamil dan jangan bilang kalau bukan lo pelakunya"

"A...aku hamil?" suara Yana terdengar lirih membuat semua orang yang ada diruangan itu kini beralih menatap Yana yang berusaha duduk.

David cepat cepat menghampiri Yana yang kini sudah terdusuk diatas brangkar, menatap Yana tak percaya.

Yana menatap David was was, takut jika pria itu marah atau kecewa karena ia belum ingin memiliki anak. Dan fikiran fikiran negatif kini memenuhi fikirannya, meski saat ini ia juga kaget dengan fakta yang barusan di dengarnya itu, tapi kekagetannya disebabkan karena ia yang sangat bahagia dan masih tak percaya bahwa ada sebuah nyawa yang ada didalam perutnya.

"Kak.." panggilnya lirih merasa was was "kak David ngak senang?" lanjutnya bertanya

Tanpa disangka saka, tiba tiba saja David memeluknya erat, tidak ada niatan untuk melepaskannya "kak David bener ngak mau?" tanya Yana kembali kini dengan suara serak.

David mengurai pelukannya "hey, jangan nagis. Emang untuk apa kakak sering bilang sama kamu bikin David Junior kalau memang kakak ngak mau?"

Kepala Yana yang semulanya tertunduk kini menatap David lekat yang sedang tersenyum kearahnya, membuat Yana langsung menghambur kepelukan David "makasih, udah kasih kakak David junior" Yana mengangguk, membuat David kembali merekahkan senyumannya, lalu mencium puncak kepala Yana.

My Senior Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang