Samudera Wirabuana

11.3K 806 18
                                    

Sumpah deh, sayanya kalo lihat Rizky Nazar suka khilaf
Coba jelaskan gimana emaknya bisa bikin dia seganteng ini ??
Saya kan juga pengen satu

Banyak typo bertebaran
Keep.vote and comment buat support cerita ini
Happy reading
Enjoooy

Shafa's pov

Outlet Clothing milik keluarga Mas Saga yg berada di sekitar sini memang menjadi tanggungjawabku, nafkah yg ditinggalkan Mas Saga untuk kami berdua.

Syukurlah, Outlet Clothing ini semakin ramai karena memang designnya selalu uptodate, setidaknya ini membuatku tenang karena bukan hanya aku yg menggantungkan hidup di Outlet ini melainkan para pekerja yg bernaung di dalamnya.

"Mbak Saga," Mbak Maya, yg bertanggungjawab di Outlet cabang ini langsung menghampiriku saat aku baru masuk. Dipeluknya aku dengan erat," Mbak Saga yg sabar, semoga Mbak selalu diberikan kesabaran Mbak"

Aku hanya bisa tersenyum, mengaminkan perkataaan Mbak Maya, semoga Tuhan memberikan hati yg lebih untukku.

Dengan singkat aku meminta laporan dari Mbak Maya mengenai keadaan Outlet, setelah selama nyaris satu bulan ini aku sama sekali nggak bisa datang.

Tak terasa nyaris satu bulan Mas Saga pergi, seharusnya sekarang Mas Saga yg mengantarku kemana mana, bersiaga karena sebentar lagi, hanya menghitung hari bayi kami akan lahir.

Dan kembali, aku dihadapkan jika impian sederhana terasa mahal untukku, semua yg kami rencanakan harus terhalang oleh takdir.

Jika Takdir yg berbicara, manusia bisa apa.

"Mbak Saga, Istighfar mbak, jangan kebanyakan ngelamun, nggak baik"

Astaghfirullah

Sudah berapakali dalam sepagian ini aku bengong, dan untunglah disekitarku banyak orang yg peduli  padaku.

"Yasudah Mbak, Shafa percayakan Outlet ini sama Mbak ya, kalo ada apa apa jangan sungkan bilang sama Shafa"

Mbak Maya mengusap perutku lembut," sudah waktunya ya Mbak, sudah turun sekali, semoga Bayinya sehat, jangan lupa kabarin saya ya Mbak kalo Debaynya lahir"

Aku hanya mengangguk menanggapi, lihatlah Nak, betapa banyak yg peduli pada kita berdua.

"Yasudah Mbak, aku mau ke pabrik juga, mau lihat keadaan disana" aku sudah bersiap untuk pergi. Kurasa urusanku disini sudah selesai.

Outlet Clothing ini merupakan kawasan yg strategis, ada 2 sekolah Menengah dan juga kampus D3, juga ada beberapa cafe yg membuat tempat ini tidak pernah sepi dengan muda mudi yg menjadi pasar potensial untuk bisnis Clothing ini.

Seperti Cafe yg tadi dituju Zaki, Cafe itu bahkan tidak pernah sepi, aku dan Mas Saga selalu mampir kesana jika habis dari Outlet, sekedar minum sambil menikmati Live music yg selalu ada, entah kalo pagi ada atau tidak. Walaupun endingnya selalu membuatku kesal karena Mas Saga yg selalu menjadi pusat perhatian para cabe cabean dan juga remaja tanggung alay. Sungguh deh, punya suami ganteng itu bikin capek hati dan pikiran.

Disana, Zaki, membelakangi pintu bersama 2 orang laki laki berwajah kembar usia 30an, Ya Tuhan, tidakkah mereka jika mereka berdua sangat berisik, sangat tidak cocok dengan wajah tua mereka tapi lelakuan anak Paud.

" ....nggak boleh nikahin perempuan hamil cerai mati...gitu aja nggak tahu"

Apa yang dibicarakan 2 orang berisik itu sampai membawa bawa hal itu.

Cinta Prajurit Bayangan (Cinta Terakhir Shafa, Sudah Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang