Ketakutan

11.6K 691 13
                                    

Holla Holla ReaderMasih banyak yg marahin saya gegara tega sama SagaDan saya peringatkan jika tidak menyukai atau bagaimana bagaimana sama cerita saya tolong jangan dibaca daripada bikin anda emosi, tapi terimakasuh sudah meluangkan waktu untuk me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holla Holla Reader
Masih banyak yg marahin saya gegara tega sama Saga
Dan saya peringatkan jika tidak menyukai atau bagaimana bagaimana sama cerita saya tolong jangan dibaca daripada bikin anda emosi, tapi terimakasuh sudah meluangkan waktu untuk melipur ke Lapak saya
Saya menulis untuk menyalurkan hobi, jika ada yg suka atau terhibur dengan tulisan saya itu merupakan bonus sekaligus pernghargaan untuk saya.

Jadi keep vote and comment untuk membangun cerita ini
Happy reading
Enjoy



Shafa's pov

Benar apa yang dikatakan Zaki, sedalam apapun aku berduka untuk kepergian Mas Saga, aku juga harus ingat jika ada harta Mas Saga yg ditinggalkan untukku, harta terindah yg harus kujaga.

Kuusap lembut perutku yang membesar, rasanya perutku terasa sesak, tapi sebuah kebahagian akan menanti kehadiran buah hatiku mengikis semua rasa lelah yg kurasakan.

Bukankah aku harus mensyukurinya, Mas Saga meninggalkan bagian dirinya untukku, yg akan menggantikannya menemaniku.

"Mau kemana hari ini??" Suara Zaki mengejutkanku yg sedang membuat roti isi.

"Aku mau ke Outlet sekalin ke pabrik, pengen lihat keadaan pekerja" aku menjawab pertanyaannya tanpa melihat pelakunya.

Memang Zaki tinggal disini, mungkin dia akan menemaniku disini sampai aku persalinan, barangkali Ayah dan Papa yg memintanya walaupun sudah berulangkali aku memintanya untuk tidak mengkhawatirkanku dan meninggalkanku jika memang dia ada pekerjaan, aku akan baik baik saja, disini juga ada Bulik Siti dan kuga Sopir serta tukang kebun yg menemaniku.

Rasanya aku tidak enak merepotkannya seperti ini, aku memang masih kehilangan Mas Saga, tapi demi bayiku aku harus menghadapi semuanya, bukankah hidup terus berlanjut, tujuanku sekarang adalah menjaga Bayiku ini dan membesarkannya dengan baik.

"Susah banget disuruh minum susu" kudengar gerutuan Zaki saat meletakkan susu hamilku didepanku. Nyaris setiap hari dia yg membuatkan untukku, memaksaku untuk meminumnya walaupun aku amat sangat mual meminum minuman yg bagiku sangat menjijikan itu.

Aku mendorong susu itu pelan, sungguh bau amis susu membuatku ingin memuntahkan roti isi yg baru saja kumakan, dengan kesal aku memelototinya.

"Jangan mulai lagi deh, Fa !!! Udah aku bilangin, kamu itu jangan egois, kamu nggak butuh tapi bayaimu yg butuh" tanpa rasa bersalah dia kembali memaksaku, menyebalkan sekali bocah ini, walaupun badanmu besar, bagiku kamu itu masih kecil Zaki, gerutu dalam hati.

Fix, ingatkan aku untuk tidak mendebatnya. Dengan menutup hidung aku meminum susu dengan cepat, semakin cepat susu itu habis, semakin cepat pula siksaanku selesai.

"Udaah ??" Tanyanya tanpa bersalah, tidak lihatkah Zaki jika aku sampai keringat dingin setiap pagi jika meminum minuman buatannya ini."ya udah ayo kalo udah selesai, aku anterin mau kemana " tanpa menunggu jawabanku Zaki sudah bangun dan berjalan keluar, meninggalkanku yg masih bingung.

Cinta Prajurit Bayangan (Cinta Terakhir Shafa, Sudah Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang