Kalut

8.6K 767 39
                                    

"Makan lu, dari kemarin cuma minum sama nyebat, mo mati lu !!!" Bachtiar merebut minumanku dan juga rokok ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan lu, dari kemarin cuma minum sama nyebat, mo mati lu !!!" Bachtiar merebut minumanku dan juga rokok ku.

Demi apa Dokter menyebalkan satu ini, apa salahnya minum minuman lemon ini, hebohnya kek ketahuan lagi minum minuman apa gitu.

Lebay !!!

"Udah nggak makan, minumnya lemon, rokoknya kek kereta api, gilaa !!! Lo kayak ABG patah hati, mati kagak asem lambung iya"

Bachtiar dan segala omong kosongnya, dia memang tidak pernah diposisiku sampai dia bisa berkomentar sepedas itu. Lagian tadi pagi dia kusuruh ketempat Shafa, kenapa sore ini dia sudah ada disini.

Bikin sebel aja, punya saudara deket satu aja susah amat dimintai tolong.

"Kenapa lu disini ??"

Bachtiar meringis mendengar jawaban singkatku, mungkin dia sebal sejak tadi ngomong tanpa kutanggapi.

"Gue diusir Shafa Ki, daripada tu Bumil macem macem mending gue pergi kan !!"

Segalak apa Shafa mengusir Bachtiar, sampai seorang tanpa malu seperti Bachtiar sampai mental, haduuuhhh memikirkannya membuatku pening.

"Gue takut Shafa ninggalin gue," yaaa, memikirkan hal buruk itu membuatku kehilangan semangat, bagaimana aku bisa hidup jika yg menjadi tujuan hidupku pergi.

Oh God.. amit amitt.

"Lu bener bener udah sinting !!" Apa aku tidak salah dengar dengan tanggapan Bachtiar barusan, dia baru saja menyebutku Sinting, dan lihatlah wajah sengaknya seakan mengajakku untuk berargumen,"Shafa mungkin emang marah, tapi nggak mungkin dia ninggalin elu Bego,"

Aku sampai ternganga mendengar analisa Bachtiar yg tidak terfikir olehku."Dia marah Yar, dia marah karena gue gagal, gara gara gue Saga tewas, coba kalo semua itu nggak terjadi, mereka pasti masih hidup bahagia berdua " yaaaa, suatu kenyataan pahit yg mungkin akan kuterima jika hal itu terjadi.

Tapi, lebih baik aku yg menahan pahit daripada aku harus melihat gurat sedih diwajahnya, harus melihat binar rindu pada Saga, cintanya yg terbatas ruang dan waktu.

Sedangkan aku, aku sendiri tidak yakin posisi apa aku dihati Shafa.

Kurasakan tempelengan yg cukup menyakitkan hinggap dikepalaku, membuayarkanku dari pikiran ku yg semakin lama semakin melantur

"lu itu nggak cuma Bego, tapi juga Bucinnya amit amit, lo pikir Shafa nggak cinta sama lo? Kalo nggak cinta mana mungkin dia bisa bunting gitu?? Enak amat bikin anak nggak pakai perasaan" Hiiisssshhh tolong mulutnya dikondisikan Yar, beruntung Shafa tidak ada, jika sampai dia mendengarnya, sudah bisa kupastikan wedgesnya akan mampir kemulutnya yg keterlaluan itu.

"Intinya Ki, biarin Shafa sendiri dulu, dia masih syok denger semua ini dari orang lain, bisa juga dia lagi kangen Saga, lagipula mood Ibu hamil siapa tahu,"

Cinta Prajurit Bayangan (Cinta Terakhir Shafa, Sudah Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang