Belati Berdarah

10.3K 823 23
                                    

Zaki's pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zaki's pov

Apalagi yg lebih menyakitkan saat melihat orang yg kamu cintai terluka. Setiap tetes air matanya terasa seperti belati untukku.

Sebegitu terlukakah dia sampai dia hanya mengurung dalam kamar semenjak pulang dari Mall ?, bahkan kembali Sam tidur bersama Bachtiar, syukurlah Bayi gembul itu seperti mengerti keadaan Mamanya sekarang ini ??

Tapi sampai kapan Shafa akan mengurung diri seperti ini, ??

Kuraih seragam Saga dan juga seragam Persit yg ada di tangan Shafa. Dan lagi, air mata yg mati matian kucegah untuk turun justru mengalir deras karena perkataan tidak pantas dari mulut orang lain.

"Simpan ini semua !!" Aku menggantungnya kembali ke lemari, menyimpan benda penuh kenangan itu kembali ke tempatnya, kuraih kursi rias Shafa dan duduk didepannya."apa yg membuatmu menangis sampai tidak memikirkan Sam ?? Karena perkataan manusia menyebalkan seperti Gadis ??"

Shafa menatapku diam, kembali kuhapus sudut matanya yg masih berair,"semua yg dia omongin bener Ki, perempuan macam apa aku ini ?? Orang diluar sana bakal mikir kayak gitu ??"

Duuuuhhh, pengen banget aku remes mulut Gadis yg lemes itu, kenapa sih dia jago banget bikin mental orang down, bagaimana bisa aku dulu berteman dengan manusia menyebalkan seperti dia ??

"Kamu hidup harus bahagia Fa, jika kamu terus menerus memikirkan orang lain, lalu kapan kamu memikirkan Aku dan Sam, ??" Kuraih tangan kecil yg sering digunakan untuk menggendong Sam ini,"maafin aku mesti bawa kamu kedalam hubungan ini dengan cara yg salah, kamu tahu Fa, kadang aku ngerasa nggak sebanding sama Saga buat bersanding sama kamu, aku nggak kayak Saga, punya seragam kebanggaan, punya pangkat, bisa bawa kamu ke Pernikahan penuh kebanggaan dengan pedang Pora,"

Keluar semua pikiran yg mengganjal hatiku, terkadang aku menyesali keputusanku untuk masuk Tim ini, lebih baik aku menjadi memulai karier Laksmana seperti awal aku masuk pendidikan. Setidaknya aku membawa kebanggaan untuk Istri ataupun Anakku jika menyebutkan profesiku.

Mendapat panggilan untuk masuk Tim ini merupakan suatu kebanggaan untukku, jika dulu syarat agar tidak dikenal dan rahasia bukanlah masalah untukku.

Dan untuk sekarang ??

"Zaki .!!" Suara lirih Shafa memanggilku," aku lebih butuh pelukan daripada ngomongin hal nggak penting kayak pedang pora"

Haaaahhh, aku nggak salah dengar, belum sempat aku mengumpulkan akal sehatku untuk mendengarkan kalimat Shafa, sudah kurasakan tubuh kecil itu menubrukku, melingkarkan tangan kecilnya padaku, kembali kurasakan tetesan bulir hangat di dadaku.

"Kamu tahu Ki, dulu aku memimpikan bisa hidup bersama laki laki biasa, tanpa seragam, hidup dilingkungan tanpa peraturan yg dari kecil membuatku sesak , tapi bersama Mas Saga dia mengajariku melihat semua yg kubenci dari sisi menyenangkan dan sekarang, tanpa kuduga, Mas Saga mengabulkan semua keinginanku melaluimu,"

Cinta Prajurit Bayangan (Cinta Terakhir Shafa, Sudah Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang