3.KELUARGA

65K 3.4K 74
                                        

"Jika ada yang bilang sebuah legenda itu bukanlah nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika ada yang bilang sebuah legenda itu bukanlah nyata. Akan tetapi ,kisah true life yang terjadi sering kali terinspirasi dari sebuah legenda"

Pagi ini, Ianna berada di kamarnya. Ia menghadap jendela yang menampilkan pemandangan kolam kecil serta tanaman hijau yang membuat halaman itu tampak asri.

Kali ini, Ianna sudah menduduki kelas 1 SMP. Tubuhnya memang mungil, tapi jangan ragukan kepintarannya. Ianna sangat cerdas. Terkadang, banyak ibu-ibu komplek rumahnya yang ingin mengangkat Ianna menjadi anaknya. Katanya, Ianna adalah anak idaman. Gadis itu tidak menyusahkan. Hidupnya sederhana, dan ia sangat berbakti kepada orang tuanya.

Lili, ibu angkatnya, bekerja sebagai guru SD di tempat Ianna bersekolah. Sedangkan, Fadhli bekerja sebagai guru SMK. Entah kenapa, Ianna tidak pernah merasa malu. Gadis itu nyaman tinggal bersama mereka.

Raka, kakak laki-laki yang menerima Ianna. Mereka hanya berbeda beberapa bulan saja. Tapi, mereka tidak pernah bertengkar, mereka saling menyayangi satu sama lain.

"Ma, Ana jalan-jalan dulu, ya!" pamit Ianna keluar dari kamarnya.

"Hat-hati, Ana." Lili mengizinkannya, Ianna segera keluar dari rumahnya menuju taman yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Rutinitas Ianna sehari harinya di waktu senggang adalah berjalan-jalan di taman setiap sore. Tanpa sengaja, matanya menatap salah satu anak laki-laki yang berada tidak jauh darinya. Anak laki-laki itu membawa tas besar dengan tubuhnya yang terlihat letih.

"Hai," sapa Ianna, ia memutuskan untuk menghampiri anak laki-laki itu.

Namun sayangnya, anak laki-laki itu memalingkan wajahnya, enggan menatap Ianna. "Hei, kamu kenapa?" tanya Ianna bingung.

Anak laki-laki itu berjalan menghindari Ianna. Namun, Ianna merasa aneh. Ada apa dengan anak laki-laki itu? Wajahnya terlihat pucat.

"Hei, tunggu." Ianna menahan lengan lelaki itu, kemudian menempelkan tangannya pada kening anak laki-laki itu. "Kamu demam!" ucap Ianna panik.

Ianna segera membawa anak laki-laki itu untuk duduk di salah satu kursi taman. Sepertinya, anak laki-laki itu terkena dehidrasi.

"Nih, kamu minum dulu." Ianna menyodorkan botol mineral miliknya pada anak laki-laki itu. Dengan sekali tegukan, anak laki-laki itu meminum air mineral itu sampai habis.

Ianna terdiam cukup lama, ia teringat pada sebuah rumah pohon di sekitar taman ini. Mungkin saja anak lelaki ini bisa tinggal untuk sementara di sana. Tanpa pikir panjang, Ianna langsung mengajak lelaki itu naik ke sebuah rumah pohon yang tak jauh dari taman.

ARDIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang