Kelas X IPA 8, dengan jumlah laki-laki 13 orang dan jumlah perempuan 9 orang.
LOH? KOK JUMLAH PEREMPUANNYA LEBIH SEDIKIT?!
Entah, pihak sekolah sudah ngaturnya kayak gitu.
Kelas IPA 8 bukan kelas yang bisa disebut biasa, lihat saja kelakuan mereka udah kayak pasien rumah sakit jiwa yang kabur.
"Ming! Aming!" Teriak seorang perempuan tanpa poni.
"Apaan sih Cha teriak teriak, udah kayak gue budeg aja." Ucap yang disebut Aming itu atau nama aslinya Kahendra Ahmad Malik, dengan raut wajah: TER-GANG-GU! SANGAT!
"Ya emang budeg," ucap Wondi dengan wajah datar tanpa mengalihkan pandangannya dari game online yang ia mainkan.
"Bangs-!" Umpatan tertahan dari Kahendra.
"Itu, temen gue dari kelas IPA 2 mau id line lo boleh ya, Ming?" Tanya Ocha –nama panggilan dari Rossa– dengan wajah memohon.
Kahendra mendelik kepada Rossa, "elo ganggu gue battle sama Wondi cuma buat minta id Line? Anjir ya lo, gue kira kita temen." Ucap Kahendra kembali terfokus pada ponselnya.
"Apasih Ming anjir gajelas banget, masa gue langsung kasih aja sih?" Tanya Rossa.
"Udah bilang aja ke temen lo, 'si Kahendra homo, jadi gak demen sama cewek.' Dah bilang sana, biar lo dan gue gak di ganggu lagi." Ucap Kahendra.
"Heh! Omongan itu doa!" Ucap Rossa.
"Bodoamat njir," ucap Kahendra.
Rossa hanya menatapnya malas dan kembali ke tempat duduknya.
Kesan pertama para perempuan IPA 8 saat masuk kelas ini adalah:
"Ya Allah, dekatkan hamba dengan dia."
"Itu yang duduk di depan ganteng amat ya Allah."
"Betah aku, lama-lama di kelas."
"Beneran surga dunia kalo gini."
"Kelas yang jauh dari peradaban ternyata isinya malaikat titisan Nabi Yusuf."
Tapi nyatanya, setelah 1 hari peradaban dengan kelas, mereka semua berubah menjadi laki-laki yang sangat random dan tidak dapat di tebak.
Modelan cowok pertama yang memiliki nama lengkap Aldino Chandra Sanjaya, panggilannya Dino. Dia punya senyuman yang sangat manis. Bahkan siapapun yang melihat itu akan langsung jatuh hati pada pandangan pertama kepadanya.
Tapi nyatanya, dia gak lebih dari ampas tahu yang suka cengar-cengir gak jelas di kelas. Kalo gabut, gangguin Wondi yang hobi banget tidur di kelas.
Modelan cowok kedua, Jarendi Al Fahri, biasa dipanggil Jaren. Cowok yang kalo senyum tuh tipis banget kayak sehelai rambut di belah tujuh, sampe gak keliatan. Cowok yang dapet julukan, cantik.
Tapi kalo udah sampe kelas, udah deh itu gak ada senyum tipis, yang ada nyengir lebar sambil goyang di depan kelas, terus nyanyi dengan suara nyaring bareng Joshua.
Modelan cowok ketiga, Joshua William, biasa dipanggil Jojo. Anak nya imut, kembaran Jaren yang suka disebut cantik. Dia keturunan Amerika, jadi bahasa inggrisnya bagus. Jarang ngomong pake banget, tapi kalo udah ada dikelas malah jadi bacotan unfaedah.
Kalo Jaren suka goyang depan kelas, Jojo lebih suka nyanyi dengan suara melengking di depan kelas. Jadilah duo cantiks, orang-orang yang demen ke karoke kalo pas lagi di timezone.
Modelan cowok keempat, Junior Cakra Nugraha, biasa di panggil Jun. Cowok yang tinggi menjulang kayak Aming, cuma beda 1 centi aja, punya pesona kuat dari wajah nya yang sangat bisa dibilang, terlalu tampan. Siapapun pasti udah bilang, "dia doi gue, gebetan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power Of 24/7 Hooman [Local AU] | On Hold
Teen FictionJust another classmates story. Yang katanya penghuni kelas isinya; para malaikat, titisan sultan, keturunan dewa, dengan sifat kayak lemari es. Tapi nyatanya; abstract, absurd & random.