Leon terus memikirkan ucapan Brian saat di kantor. Benarkah yang dikatakan sahabatnya itu jika dia mulai menyukai Aeris? Tapi bagaimana dengan Alea?
Tangan Leon terangkat, memegang dada sebelah kiri, tepatnya di bagian jantung. Entah kenapa jantungnya tidak lagi berdebar saat mengingat Alea. Apa mungkin dia sudah melupakan gadis itu?
Leon mengusap wajah kasar. Aeris tidak mungkin mampu menghapus nama Alea dari hatinya begitu cepat. Perasaan aneh yang dia rasakan saat ini mungkin karena terlalu merasa bersalah pada gadis itu.
Ya, mungkin karena itu.
Tin!
Leon tergagap karena mendengar suara klakson mobil di belakang. Dia pun melirik trafict light yang berada di samping kiri. Karena terlalu asyik melamun dia tidak menyadari lampu sudah menyala hijau. Leon pun segera menjalankan mobilnya jika tidak ingin mendapat umpatan dari pengguna jalan lain.
***
Aeris berulangkali mengembuskan napas panjang, merasa bosan berada di apartemen sendirian. Sekarang sudah jam lima sore, tapi Leon belum juga pulang. Entah kenapa dia tiba-tiba merindukan Leon.
To Beruang Kutub:
[Kamu pulang jam berapa?]Aeris tanpa sadar menggigit bantal sofa dengan gemas sambil menghapus pesan yang belum sempat dikirim untuk Leon. Padahal dia ingin sekali tahu bagaimana kabar Leon, tapi gengsinya terlalu gengsi.
Bel apartemen Leon tiba-tiba berbunyi nyaring. Aeris pun beranjak ke depan untuk membuka pintu.
"Selamat sore, ada paket untuk Nona Aeris."
"Paket? Dari siapa?"
"Maaf, saya tidak tahu pengirimnya. Ah, iya. Ada satu paket lagi untuk, Nona."
"Wah, boneka" Aeris memeluk boneka Baymax yang berukuran lebih besar dari tubuhnya dengan erat.
Dari balik tembok Leon tersenyum lega karena Aeris menyukai boneka pilihannya. Awalnya dia sempat bingung memilih boneka untuk Aeris. Dia pikir boneka beruang terlalu biasa untuk diberikan pada orang spesial. Namun, siapa yang akan menyangka Aeris ternyata menyukai boneka Baymax pilihannya. Mereka memang mempunyai selera yang aneh.
Aeris kembali memeluk boneka Baymax pemberian Leon dengan erat ketika sampai di kamar. Setelah itu dia membuka kotak berwarna violet dari kurir tadi.
Kening Aeris berkerut melihat sebuah gaun berwarna nude dan sepasang stitleto berwarna senada. Kedua sudut bibir gadis itu naik ke atas ketika menemukan sebuah catatan kecil yang terselip di bawah gaun.
'Sorry'
Pipi Aeris bersemu merah setelah membaca kata yang tertulis di kertas tersebut. Hanya sebuah kata, tapi entah kenapa mampu menyentuh hatinya. Dia yakin sekali Leon yang menulis surat itu untuknya.
Ponsel Aeris tiba-tiba bergetar. Gadis itu pun segera mengambil ponselnya yang tergelatak di atas meja rias.
Dari Baruang Kutub:
[ jam 7]Singkat, padat, dan tidak jelas. Ciri khas seorang Chandra Yasodana Leon jika mengirim pesan. Untung saja Aeris sudah paham.
"Apa Leon ingin mengajakku pergi? Ke mana? Apa mungkin makan malam? Berdua?" Aeris mengigit bibir bagian bawah kuat-kuat agar tidak berteriak karena terlalu senang. Gadis itu tidak menyangka Leon bisa bersikap sangat manis pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Keponakan [SUDAH TERBIT]
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Karena sebuah kesalahan Aeris dan Leon terpaksa harus menikah. Tidak ada cinta di antara keduanya. Perbedaan usia dan sifat yang mencolok selalu menjadi masalah utama dalam rumah tangga mereka. Apakah Leon y...