One

6.5K 288 6
                                    

Leon berdecak kesal melihat kemeja putihnya yang berubah warna menjadi kecoklatan. Padahal kemeja itu hadiah terakhir dari mantan kekasihnya saat dia berulang tahun. Semua ini karena Aeris, adik mamanya yang sangat ceroboh.

Leon benar-benar tidak habis pikir, padahal umur Aeris hampir kepala tiga, tapi tingkahnya masih seperti gadis berusia belasan. Kekanakan. Sifat Aeris sangat berbeda dengan sang ibu.

Apa benar Aeris adik kandung mamanya?

Suasana rumah keluarga Yasodana yang begitu ramai membuat Leon merasa kurang nyaman. Si kembar sedari tadi tidak pernah bisa diam. Mereka terus berlarian ke sana ke mari membuat kepalanya pusing. Dia tidak betah berada di tengah keramaian seperti ini.

"Kamu mau pergi ke mana, Sayang?"

"Aku ada janji, Ma."

"Tapi acara reuni keluarga kita belum selesai."

"Tapi, Ma ...." Leon menatap Aerin penuh harap. Dia ingin sekali kabur karena acara reuni ini sangat membosankan.

Aerin mengembuskan napas panjang. "Baiklah, hati-hati."

Leon tersenyum, lalu segera menuju range rovernya yang terparkir bersebelahan dengan mini cooper Aeris.

***

Hari Minggu waktu bagi Aeris untuk bermalas-malasan. Gadis itu sedang asyik berbaring di kasurnya yang empuk sambil menonton drama Korea. Bungkus makanan ringan berserakan mengotori lantai kamar. Mengundang semut dan kecoa untuk berdatangan, tapi Aeris tidak peduli. Dia akan membersihkan kamarnya jika sudah selesai menonton drama Korea nanti.

Ponsel Aeris yang berada di atas meja bergetar. Gadis itu pun segera mengambil ponselnya.

Anne Calling...

"Iya, Ne, ada apa?"

"Aku ada di depan apartemenmu, nih. Bukain pintunya, dong?"

"Kamu nggak mencet bel?" Aeris beranjak ke depan untuk membuka pintu.

"Aku udah mencet bel dari tadi, kamunya aja yang nggak denger."

Aeris terkekeh. Wajah cemberut Anne seketika menyambut saat pintu di hadapannya terbuka. "Sorry, aku tadi nggak denger suara bel sama sekali."

Anne segera memutus sambungan teleponnya, lalu menerobos masuk ke apartemen Aeris. "Kamu pasti keasyikan nonton drama Korea," sungutnya kesal.

"Tuh, kamu tahu." Aeris beranjak ke dapur, mengambil minum dan beberapa camilan untuk Anne.

"Astaga, ini kamar apa kamar pecah?" Mulut Anne menganga lebar melihat kamar Aeris yang sangat berantakan.

"Nggak usah kaget gitu, kamu kayak baru pertama kali masuk ke kamarku aja." Aeris meletakkan nampan yang dibawanya di meja kecil samping tempat tidur.

"Tapi nggak gini juga kali, Ai. Kamu itu jorok banget."

Aeris memutar bola mata malas. "Tumben sekali kamu dateng ke apartemenku, pasti ada maunya, kan?"

Anne tersenyum. "Kamu memang sahabatku yang paling pengertian."

Aeris bersedekap, mengangkat sebelah alis menunggu Anne bicara.

Menikah dengan Keponakan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang