'Ingin aku melupakan, tapi kenangan itu begitu menyakitkan'
~Aeris Lilyana~
"Mama!"
Leon sontak terbangun karena mendengar Aeris berteriak. Dia langsung menarik tubuh Aeris yang gemetar hebat dalam dekapan. Dia bahkan bisa merasakan jantung sang istri yang berdegub kencang.
"Papa jahat, Leon. Papa orang jahat, a-aku takut ...." Aeris mencengkeram baju tidur Leon erat-erat. Kristal bening itu jatuh begitu saja membasahi pipinya. Perasaannya mendadak tidak tenang setelah bertemu lagi dengan Kriss di restoran. Dia takut Kriss tiba-tiba datang lalu memukulinya lagi.
"Tenanglah, Sayang. Sekarang ada aku. Papa tidak akan pernah menyakitimu lagi." Leon mengusap air mata yang membasahi pipi Aeris.
Wajah Aeris terlihat pucat, suhu tubuhnya juga panas. Sepertinya dia demam.
"Aku takut. Leon. Bagaimana kalau papa datang lagi?"
Leon menarik napas panjang. Dia benar-benar tidak menyangka Mr. Dinata ternyata ayah kandung Aeris. Seorang lelaki paruh baya pendiri perusahaan besar yang terkenal ramah dan penyayang keluarga itu ternyata memiliki catatan buruk di masa lalu istrinya. Leon benar-benar tidak menyangka, Mr. Dinata yang dia kenal berhati baik tega menyakiti istrinya sampai memiliki trauma hebat seperti sekarang.
"Tenanglah, Sayang. Papa tidak akan datang lagi. Sekarang kamu tidur, ya?" Leon mengecup kening Aeris yang terasa hangat, lantas menyuruh berbaring di sampingnya.
Aeris terus memerhatikan sekitar karena perasaannya tidak tenang. Dia takut Kriss kembali datang."Percaya padaku. Semua pasti baik-baik saja."
***
Hari ini Leon terpaksa tidak masuk kerja karena Aeris demam. Dengan penuh pengertian dia mengompres kening Aeris agar demamnya turun.
"Papa, jangan ...." Lagi-lagi Aeris mengigau. Leon pun mengusap kening wanita itu agar kembali tidur nyenyak.
"Papa, sakit. Ampun ...."
Leon menarik napas dalam-dalam. Hatinya tidak kalah sakit melihat keadaan Aeris sekarang. Apa yang telah Mr. Dinata lakukan hingga membuat sang istri ketakutan?
Entahlah, sekeras apa pun memikirkan dia tetap tidak menemukan jawabannya. Dia ingin sekali bertanya pada Aeris, tapi sekarang bukan waktu yang tepat karena istrinya masih syock, emosinya pun sedang tidak stabil.
"Aeris makan dulu, ya? Dari kemarin malam kamu belum makan," ucap Leon saat wanita itu sudah bangun.
Aeris menggeleng. Dia tidak mau makan karena lidahnya terasa pahit. Napsu makan pun mendadak hilang setelah bertemu lagi dengan Kris. Ayah kandung yang tega menelantarkan dirinya dan Aileen. Dia benar-benar tidak menyangka Tuhan akhirnya mempertemukannya lagi dengan Kris setelah berpisah cukup lama. Bagi Aeris Kris telah mati setelah memilih pergi bersama wanita selingkuhannya. Tidak salah kan, jika dia sekarang membenci papanya?
Leon menghela napas panjang. "Aeris, jangan seperti ini. Kalau kamu nggak makan nanti bisa sakit."
"Kamu nggak akan pergi ninggalin aku, kan?" Aeris malah bertanya. Dia takut Leon akan pergi meninggalkannya seperti Kris.
Leon perlahan naik ke atas tempat tidur lalu menarik tubuh Aeris dalam dekapan. Tangannya perlahan bergerak, membelai punggung Aeris yang gemetar dengan lembut. "Jangan takut, aku tidak akan pernah pergi meninggalkanmu."
"Sungguh?"
Leon mengangguk. "Iya, aku berani bersumpah. Sekarang makan dulu, ya?"
Aeris mengangguk karena perasaannya sudah lebih tenang sekarang. Dia yakin Leon tidak akan pergi meninggalkannya. Leon pun menyuapi Aeris bubur yang dibuatnya tadi pagi. Namun, baru satu kali suap sang istri malah muntah. Aeris pun cepat-cepat berlari ke kamar mandi, memuntahkan cairan bening dari mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182844044-288-k31613.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Keponakan [SUDAH TERBIT]
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Karena sebuah kesalahan Aeris dan Leon terpaksa harus menikah. Tidak ada cinta di antara keduanya. Perbedaan usia dan sifat yang mencolok selalu menjadi masalah utama dalam rumah tangga mereka. Apakah Leon y...