Anne menatap Aeris heran. Sejak datang ke butik wanita itu tidak pernah berhenti tersenyum. Jatuh cinta memang menyenangkan. Sesulit apa pun yang kita lakukan terasa mudah bila hati senang.
Seperti itulah yang saat ini sedang Aeris rasakan. Dengan sabar wanita itu melayani semua pelanggan butik meskipun pelanggan tersebut cerewet dan banyak maunya.
"Kenapa menatapku seperti itu, Ne?"
Anne berjalan mengelilingi Aeris sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Kedua matanya menatap sang sahabat dari atas sampai bawah. Penampilan Aeris masih tetap sama. Sedikit cuek dan boy's seperti biasa. Tetapi kenapa dia merasa ada yang berbeda dari Aeris?
"Kenapa sih, Ne?" Aeris akhirnya bertanya karena jengah diperhatikan.
"Kamu yang kenapa?" Anne malah balik bertanya.
"Loh, memangnya aku kenapa?"
"Kamu tampak berbeda, lain dari biasanya."
"Berbeda gimana maksudnya?"
"Kamu sadar nggak sih, Ai, kalau hari ini kamu tuh, kelihatan happy banget?"
Aeris menggaruk rambut yang tidak gatal. "Ah, masa, sih?"
Anne mengangguk. "Kemana saja kamu selama tiga hari ini? Ngilang tanpa kabar, ponselmu juga nggak aktif. Untung saja aku bisa handle semua pekerjaan kamu."
Wajah Aeris sontak memerah mengingat apa yang sudah dia lakukan selama tiga hari bersama Leon. Mereka pergi bulan madu di pulau pribadi. Leon bahkan sudah merencanakan bulan madu mereka yang kedua. Bagaimana pun juga mereka tidak sabar ingin segera memiliki dedek bayi.
Anne mengerutkan dahi melihat Aeris yang asyik dengan pikiran sendiri. Sebenarnya apa yang sedang wanita itu pikirkan?
"Mikirin apa hayo?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut Anne membuat Aeris tersadar dari lamunan. "Ah, tidak ada apa-apa."
"Kenapa wajahmu memerah?"
Aeris refleks memegangi kedua pipinya. "Masa, sih?"
"Iya, apa jangan-jangan kamu dan Leon ...?" Anne sengaja menggantungkan pertanyaannya. Apa Aeris dan Leon sudah melakukan hubungan suami istri?
Wajah Aeris semakin memerah. Wanita itu yakin sekali Anne tahu jika mereka sudah melakukan hubungan suami istri.
"Kamu dan Leon sudah ...?"
Aeris mengangguk malu.
"Yes, akhirnya. Selamat, Sayangku. Kamu sudah menjadi istri seutuhnya." Anne memeluk Aeris dengan penuh haru.
"Terima kasih, Anne." Aeris pun balas memeluk. Dia merasa sangat beruntung memiliki sahabat yang begitu pengertian seperti Anne.
"Bagaimana rasanya bercinta? Enak, kan?"
"Anne!"
Anne malah terkekeh melihat wajah Aeris yang semakin bersemu merah.
"Leon suka gaya apa? Women on top, spooning, atau duduk mendekap?"
"Anne, hentikan!" Aeris mengusap wajah kasar. Apa Anne tidak malu membicarakan hal seperti itu?
Anne malah terkekeh. Entah kenapa dia suka sekali menggoda Aeris. "Kalau kamu kehabisan gaya tanya saja padaku. Aku tahu semua gaya saat bercinta?"
"Astaga!" Aeris memutar bola mata. Kenapa Anne malah membahas gaya saat bercinta? Apa dia ingin nikah lagi?
"Kenapa kalian bahas bercinta?" tanya Sean yang bediri di depan pintu. Setelah pulang sekolah cowok itu selalu datang ke butik karena ingin bertemu dengan Aeris. Tetapi Aeris malah pergi berbulan bersama Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Keponakan [SUDAH TERBIT]
FanficDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Karena sebuah kesalahan Aeris dan Leon terpaksa harus menikah. Tidak ada cinta di antara keduanya. Perbedaan usia dan sifat yang mencolok selalu menjadi masalah utama dalam rumah tangga mereka. Apakah Leon y...