My Mr. OPPO | Part 2 ~ Untuk Pertama Kalinya

16.2K 1K 43
                                    

"Tiada yang mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan bahkan disetiap detiknya kecuali Sang Pencipta."

~ oOo ~

Pria bermata biru itu berbalik dan menatap dengan dahi berkerut samar seorang gadis cantik yang kini tengah menunduk dalam sambil memegang gelas es krim ditangannya dengan gemetar ketakutan. Apa seburuk itu wajahnya sampai gadis itu menunduk takut dan enggan menatapnya? Pikirnya dalam hati bertanya-tanya.

Jerry mengepalkan tangannya. Ia menatap gadis remaja itu dengan tatapan khawatir. Membuat masalah dengan seorang Arnav Mikhelson, apa gadis itu sudah gila?! Pekiknya dalam hati. Ia hanya berdo'a semoga Tuannya tidak membalas dengan kejam sikap tak sopan gadis itu.

Perlahan kaki panjang Arnav melangkah mendekati gadis remaja itu. Ia menaikan sebelah alisnya saat teman-teman gadis itu dan bahkan semua orang berdiri dan menatap mereka khawatir. Ah tidak, lebih tepatnya kearah gadis dihadapannya ini. Namun ia tak ambil pusing, fokusnya adalah gadis cantik yang entah sejak kapan telah menarik perhatiannya.

Kini, ia berdiri tepat dihadapan gadis yang masih menunduk itu dan membiarkan mereka menjadi tontotan gratis.

Merasakan ada seseorang dihadapannya, perlahan Vee mengangkat kepalanya. Iris mata biru itu membuatnya tertegun. Ia tak pernah melihat mata seindah itu. Like a sea's blue, gumamnya dalam hati. Tersadar dari kebodohannya, ia menunduk lagi dan merutuk dirinya dalam hati.

Bodoh!

Ekspresinya mungkin datar, tetapi mata biru itu berkilat geli akan sikap menggemaskan gadis itu. Arnav menatapnya penuh ketertarikan. Tiada yang menyadarinya, kecuali Jerry.

Pria itu sampai tertegun melihat kilatan itu dimata Tuannya. Bersama pria itu selama beberapa tahun membuat Jerry mengerti bahwa Tuannya itu amat sangat tertarik dengan gadis cantik dihadapannya. Ia menatap Tuannya dan gadis itu bergantian lalu mengulum senyum penuh arti.

Vee meremas kedua tangannya disamping dan bergumam pelan. "Maaf..."

Arnav diam. Ia memasukan kedua tangan disaku celana bahannya lalu menatap gadis itu penuh minat namun tetap dengan ekspresi datar khas dirinya.

"Bajumu kotor karena aku..." ucap Vee pelan sambil menunjuk es coklatnya yang mengotori sebagian besar pakaian pria itu. Ia meletakan gelas nya pada meja yang tak jauh dari posisinya saat ini lalu mengeluarkan sapu tangan kesayangannya. Ia menatap pria itu canggung lalu dengan senyum kaku, ia menawarkan diri. "Boleh aku membersihkannya?"

Arnav masih diam. Ia menatap gadis itu lalu menutup mata seolah mengizinkan gadis itu untuk membersihkannya.

Perlahan tapi pasti, Vee membersihkan wajah tampan itu penuh kehati-hatian. Hatinya berdebar cepat. Sungguh ia masih waras untuk menikmati hasil ciptaan Tuhan yang sempurna ini. Ia mengerjap pelan dan kembali memfokuskan diri untuk membersihkan rambut, wajah dan jas mahal pria itu.

Merasakan usapan lembut dirambut lalu berpindah ke wajahnya, membuat pria itu merasa nyaman dan tenang. Arnav membuka matanya dan menatap iris mata hitam bening itu dalam. Mereka bertatapan cukup lama.

Untuk pertama kalinya, Arnav tak merasakan perasaan jijik saat berdekatan dengan makhluk berjenis kelamin wanita. Dadanya berdentum keras namun anehnya ia malah menyukainya.

Suara deheman canggung milik Jerry terdengar membuat keduanya tersadar. Arnav sangat pandai menyembunyikan emosinya, berbeda dengan Vee yang langsung salah tingkah karena malu lalu kembali melanjutkan tanggung jawabnya dengan cepat.

"Tuan, anda harus menemui Presiden Indonesia 30 menit lagi. Saya juga sudah meminta Jeremy membawakan pakaian baru untuk anda." ucap Jerry mengingatkan jadwal Tuannya dengan nada sopan.

My Mr. OPPOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang