My Mr. OPPO | Part 8 ~ Niat Terselubung

11.8K 741 4
                                    

"Ternyata apa yang kuharapkan tak pernah sama dengan realita yang ada. Aku menyadarinya. Jika mengharapkan sesuatu pada selain Tuhanku, hanya akan membuatku merasakan derita."

(Victoria Mikhailova)

~ oOo ~

GUM---Russia

Vee turun dari mobil Ferrari hitam milik kakaknya dengan tatapan kedepan sambil mengernyitkan keningnya bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vee turun dari mobil Ferrari hitam milik kakaknya dengan tatapan kedepan sambil mengernyitkan keningnya bingung. Ia merapatkan mantelnya karena salju turun. Bukankah harusnya mereka ke dokter untuk memeriksa luka-lukanya? Mengapa kakaknya malah membawanya ke Mall? Tanyanya dalam hati.

Vi keluar lalu menutup pintu kemudi mobilnya setelah memarkirkan mobilnya diparkiran kawasan GUM. Ia merapatkan mantelnya dan berjalan masuk kedalam Mall, mengabaikan kebingungan diwajah adiknya.

Vee berlari kecil, mengejar kakaknya yang telah masuk lebih dulu. Ia celingukan saat kehilangan jejak kakaknya. Hingga akhirnya, mata indah itu menemukan kakaknya berada disalah satu toko pakaian.

Vi terlihat serius memilah dan memilih beberapa pakaian. Meninggalkan adiknya, ia tak peduli. Ia hanya ingin belanja sekarang.

"Kak," panggil Vee pelan. Kini, ia berdiri dibelakang kakaknya dan mengekorinya.

"Hm," gumam Vi tanpa menoleh. Ia sibuk dengan berbagai jenis pakaian didepannya.

"Bukankah seharusnya kita ke dokter?"

"Memang siapa yang sakit?" tanya Vi tanpa menoleh.

"Kakak yang bilang akan bawa Vee ke dokter 'kan?" ucapan Vee itu pernyataan bukan pertanyaan.

Vi berhenti. Ia menoleh dan menatap Vee dengan bingung. "Huh? Dokter?"

Vee mengangguk.

Vi diam. Ia tampak berpikir hingga ia ingat tentang ucapannya beberapa saat lalu. Ia tertawa pelan memilih berlalu dan kembali sibuk memilih pakaian.

"Kak Vi mengatakan pada Mommy akan bawa Vee ke dokter." ucap Vee bersikukuh.

Vi jengah. Ia menoleh, menatap tajam. "Aku ingin ke Mall, belanja. Bukan ke dokter."

"Tapi, Vee---"

"Apa luka-lukamu itu?" Vi menunjuk tangan dan kening Vee yang sudah dibalut perban. "Sudah diobati juga 'kan?" lanjutnya malas.

Vee menatap kakaknya tak mengerti. Sebelum pergi, ia memang sempat mengobati luka-lukanya. Apa salahnya?

"Tapi mengapa Kak Vi bilang---"

My Mr. OPPOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang