My Mr. OPPO | Part 7 ~ Bukan Salahku

12.7K 701 9
                                    

"Aku tidak pernah memikirkanmu. Kaulah yang selalu hadir dalam benakku dan mengganggu konsentrasiku. Semua ini salahmu. Bukan aku!"

~ oOo ~

Ruang Kerja, Mikhelson Company & Global---Russia

Seorang pria tampan duduk dikursi kebesarannya bak seorang Raja. Mata biru nya menyorot tajam me-review ulang file penting ditangannya dengan cepat namun sangat teliti. Jika ia merasa file itu benar, maka Arnav akan menandatanginya dan project dalam file itu akan dilaksanakan secepatnya. Namun jika ia merasa harus ada yang diperbaiki, maka pria itu akan menandai bagian yang harus direvisi lalu memanggil sekretaris sekaligus asistennya untuk mengembalikan file itu untuk direvisi hingga file itu benar menurutnya.

Jerry masuk, mendekat lalu meletakan minuman kesukaan Tuannya---kopi pahit diatas meja. "Kopi anda, Tuan."

"Hm." gumam Arnav tanpa menoleh.

Jerry duduk lalu memperhatikan cara kerja Tuannya. Mata coklat tuanya berkilat takjub melihat cara kerja seorang Arnav Mikhelson yang sangat cepat dan efisien namun tetap sangat teliti dan detail. Ia melihat Tuannya tengah menandatangi file biru ditangannya dengan cepat lalu meletakan file itu

Pria bermata biru itu kembali melakukan hal yang sama pada file-file lainnya membuat Jerry menatapnya penuh kekaguman. Bahkan untuk file yang amat sangat penting sekalipun, Tuannya bisa memeriksa dengan benar dan teliti kurang dari dua menit. Ia menggeleng takjub. Tidak heran mengapa Tuannya itu menyandang gelar Trillionaire nomor satu dunia diusia mudanya.

"Bagaimana dengan Hans Mikhailov? tanya Arnav datar tanpa melepaskan pandangan dari file ditangannya.

Jerry tersenyum senang. "Sesuai permintaanmu, Tuan. Aku sudah mengirim koruptor itu ke rumahmu yang ada di Manhattan untuk melakukan tugasnya." jelasnya terkekeh pelan.

"Hasilnya?"

"Dia melakukannya dengan sangat baik. Sekarang dia berada di Royal Hospital karena trauma dan takut yang berlebihan setelah menjalankan tugas darimu."

Arnav menyeringai puas tanpa menoleh. Mata birunya tetap fokus pada file ditangannya. "Push down him. Beritahu Zac untuk melakukannya saat pria tua itu sudah sedikit sembuh tanpa melukai fisiknya." perintahnya datar. "Record too. Don't forget it." tambahnya tajam.

"Baik, Tuan." diam sejenak. Jerry bertanya dengan hati-hati. "Lalu bagaimana dengan keluarganya, Tuan?"

Arnav menoleh. Ia menatap Jerry dengan seringai kejinya yang membuat pria itu gemetar dan merinding ditempat.

"Biarkan. Aku ingin lihat, sejauh mana mereka hidup dengan uang curian itu." jeda sejenak. "Kirimkan bodyguard bayangan untuk terus mengawasi mereka. Berikan hasilnya padaku." perintah Arnav dingin, tak mau dibantah membuat Jerry menelan ludahnya gugup.

"Baik, Tuan."

Arnav mengambil kopi nya dan menyesapnya perlahan tanpa mengalihkan fokusnya dari file ditangannya. Seolah teringat sesuatu, ia menatap kopi nya lalu beralih menatap jas yang dikenakannya.

Jasnya dan gadis itu...

Ia meletakan kopinya dan kembali sibuk pada file ditangannya. Namun sayangnya, ia tak bisa fokus seperti sebelumnya.

Sialan! Aku tidak pernah memikirkannya. Tapi kenapa dia selalu muncul dalam benakku dan menggangguku?! Semua ini salahnya. Bukan aku!

My Mr. OPPOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang