My Mr. OPPO | Part 6 ~ Disiksa

13K 688 4
                                    

"Ketidakberdayaan dan keputusasaan membuatmu menjadi objek ketidakadilan. Milikilah keberanian untuk melindungi diri, walau itu hanya sedikit."

(BeautifulSea25)

~ oOo ~

"Suara apa itu?"

Vee menegang ditempat mendengar suara itu. Berbeda dengan Vi yang tersenyum puas. Ia menatap adiknya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Suara ketukan high heels menggema diruangan itu lalu tampaklah seorang wanita cantik berwajah keibuan itu melangkahkan kakinya mendekati kedua putrinya yang berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini. Walau sudah berkepala empat, wanita itu tetap terlihat cantik dan awet muda. Rambut merahnya dibiarkan tergerai indah. Mata hijau itu menyorot lembut dan bibirnya mengulas senyum hangat ketika melihat putri sulungnya.

"Ada apa ini, sayang?" Melisa melirik Vee sejenak namun mata itu menyorot tajam dan senyum hangatnya itu menghilang lalu kembali menatap Vi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa ini, sayang?" Melisa melirik Vee sejenak namun mata itu menyorot tajam dan senyum hangatnya itu menghilang lalu kembali menatap Vi. "Apa yang terjadi?"

Vi mengulas senyum licik saat melihat adiknya menunduk dalam sambil meremas kedua tangannya. Ia menatap ibunya dengan senyum manisnya. "Mom, aku mengatakan pada Vee untuk membersihkan vasnya dengan hati-hati. Tapi---"

"Tapi apa?" potong Melisa cepat namun suaranya melembut. Tangan itu digunakan untuk merapikan rambut putrinya dengan sayang.

Vee menggigit bibir bawahnya menahan iri saat melihat pemandangan hadapannya. Ibunya tidak pernah bersikap sama padanya. Ia seolah lebih mendahulukan kakaknya. Entah itu sikap, hak atau perlakuan, ia tak pernah mendapat apa yang kakaknya dapatkan dari ibunya. Ia merasa seperti anak tiri yang diizinkan tinggal dirumah megah ini. Namun ia mengenyahkan pikiran buruknya. Walaupun ibu kandung rasa ibu tiri, tapi tetap saja. Melisa Mikhailova adalah ibunya. Siapapun tidak bisa merubah itu.

"Baby Vee membentakku karena aku memperingatinya untuk hati-hati, Mom. Padahal aku memperingatinya karena takut vas itu pecah dan melukainya. Tapi Baby Vee malah marah dan menghancurkan vas bungamu, Mom." jelas Vi sedih lalu menunjuk vas bunga yang pecah dan berserakan mengotori lantai marmer yang dingin itu.

Vee membelalak tak percaya mendengar penjelasan kakaknya dengan nada sedih itu. Ia menatap ibunya lalu menggeleng cepat seolah mengatakan bahwa ia tak melakukan apapun. Ia tidak bersalah!

Melisa melihat vas bunga kesayangannya yang hancur dengan tatapan kesal. Ia menatap putri bungsunya dengan tajam. "Bodoh! Kau membentak kakakmu yang mengkhawatirkanmu dan menghancurkan vas kesayangan saya." geramnya murka.

Vee menggeleng. "Tidak, Mom. Vee tidak melakukan itu." ucapnya membela diri dan airmata berlinang membasahi kedua pipinya. "Kak Vi yang melakukannya." tambahnya memberanikan diri.

My Mr. OPPOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang