My Mr. OPPO | Part 25 ~ Jarak dan Maaf

9.6K 674 163
                                    

Di dedikasikan untuk difa2511

Kelamaan Hiatus, Wp error, maka nya cerita nya di hapus karena di kira udah complete, padahal belum😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelamaan Hiatus, Wp error, maka nya cerita nya di hapus karena di kira udah complete, padahal belum😂

Tetapi ... Alhamdulillah masih mau baca dan sempet komen😂

Ps: Semoga banyak komen, biar Author makin semangat ^^

~oOo~

"Meminta maaf, tidak akan menjadikan seseorang menjadi rendah atau tinggi. Sedangkan mereka yang memaafkan adalah pemilik hati yang baik~"

- Victoria Mikhailova



Fitness's room, Arnav's Penthouse---Moskow, Russia | 15.55 PM

Pukulan demi pukulan terdengar jelas memenuhi ruang olahraga tersebut. Di tengah ruangan tersebut, seorang pria tampan tengah memukul matras yang tergantung dengan kuat. Tangan nya yang terbungkus sarung tangan tinju---melindungi tangan nya dari luka namun tak dapat menahan rasa kebas nya, mengingat sudah lama ia memukul tanpa henti. Bukan nya berhenti, ia malah semakin bersemangat memukul benda berwarna hitam tersebut.

Wajah tampan nya terlihat kaku, sial nya---semakin mempesona dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh kekar nya. Rahang nya mengeras dan tangan yang sibuk memukuli matras tanpa henti---melampiaskan emosi yang tak bisa ia salurkan pada gadis itu.

"Semua pria itu sama..."

Arnav semakin keras memukul setiap kali ucapan gadis itu terngiang di telinga nya. Sial nya, ucapan gadis itu bagai boomerang yang meledakkan seluruh emosi yang tertahan selama ini di hati nya.

Ia berhenti memukul lantas menutup mata---berusaha menormalkan napas nya yang memburu. Ia mengernyit samar---menyesali apa yang telah ia ucapkan pada gadis itu beberapa saat lalu.

"Pergilah dari rumahku."

Bodoh! Mengapa aku mengusir nya, di saat hati ku ingin mempertahankan nya?!

Ia meringis kecil---seperti orang kesakitan sembari terus memaki dan berteriak frustasi dalam hati. Hingga suara lembut yang dulu terdengar menyenangkan, kini terdengar begitu menyakitkan di lorong pendengaran nya itu, menarik nya keluar dari medan perang batin.

"Tuan..."

Sontak, Arnav membuka mata. Manik biru nya berkilat dingin, namun tak menoleh. "Kau masih di sini?" tanya nya dingin, namun suara nya terdengar sedikit gemetar.

My Mr. OPPOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang