2. jimin home [지민-씨 집]

22 8 0
                                    

Ayo para manusya kita lanjut menghalunyaa~~~
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku terkejut atas ajakan dari jimin, sudah pasti aku akan menolak ajakan ke rumahnnya.

Tapi berbeda dengan keadaan ku sekarang ini, aku... aku sedang berada di mobil jimin!!!.

Flashback on

" aaa aniyo... maaf jimin tapi a..aku tidak bisa berkunjung kerumah mu, mungkin lain kali, terimakasih, permisi" ucapku sambil membungkukan badan, segera berbalik dan berlari meninggalkan jimin.

♡♡♡


Saat aku merasa sudah cukup jauh dari jimin, aku memperlambat gerakanku.

Tetapi sesuatu tiba tiba memegang tanganku, kuat, bahkan ini lebih mirip di cengkram.

Astaga apa ini!!!?....

Pekik ku saat merasa pegangannya, cengkramannya terlalu kuat menahan ku.

" jangan pergi dulu hana, mengapa menghindar?"

Aku merasa jantungku berdegup begitu cepat, hingga rasanya sakit di bagian atas dadaku, napasku tidak beraturan, mukaku sudah memanas, ini semua gara gara jimin!.

Sementara itu jimin malah tersenyum penuh kemenangan.

Tangan kananku masih bebas, aku berusaha melintir tangan jimin, berusaha membanting tubuhnya dengan tenaga yang aku punya.

Tapi apakah ada hasilnya?, tidak! Tidak ada, nihil !!!. Jimin lebih kuat dari pada diri ku.

Jimin masih diam di tempat, memperhatikan ku sambil tersenyum iblis tentunya, tapi lama kelamaan senyum iblisnya berubah menjadi senyum manis sipitnya.

Aku tidak mengerti, ada apa dengan jimin?, mau apa dia?, apakah dia sudah gila?.

Dia, jimin memperhatikan ku dengan tatapan yang sulit ku mengerti.

Akhirnya jimin melonggarkan pegangannya, aku tidak langsung kabur karena ku pikir jimin ingin mengatakan sesuatu.

Dia menutup matanya, lembut, jimin berusaha tenang, mengatur nafasnya, berat dan terlihat lembut. Dan akhirnya berbicara.

"hana-ya, aku menyukai mu"

Aku membeku di tempat gara gara jimin. Aku sekarang tau kalo jimin memang gila!, benar benar gila.

Jantungku berdegup kencang, bahkan rasanya aku bisa mendengar suara jantung ku sendiri, aahhh sungguh aku ingin menangis.

Tapi aku menahannya, aku tidak mungkin menagis diluar, apa lagi di tempat seperti ini, bisa bisa jimin di kira melakukan sesuatu kepada ku.

Memangsih jimin tadi melakukan sesuatu, tapi aku tidak sekejam itu dengan membiarkan orang yang baru bertemu dan menolongku di anggap buruk disini, iya kan?.

Aku mengatur nafas, menutup mataku, mengatur degup jantungku, dan berbicara dengan jimin.

" jimin-ah, maaf tapi kita kan...ba-" perkataan ku di potong oleh jimin.
" iya aku tahu kita memang baru bertemu, tapi aku sudah menyukaimu sejak tadi di taman da..." kali ini aku yang memotong perkataannya.
" aku tidak akan men.." yaampun jimin memotong perkataan ku lagi, aku benci keadaan potong memotong pembicaraan seperti ini.

" biarkan aku yang menerangkan hana, aku tahu kita baru bertemu, aku akan menunggu jawaban dari mu apakah kamu menerima jika aku menyukaimu"
" dan satu lagi pertanyaanku tadi " jimin menarik napas dan menghembuskannya kasar. Aku menunggunya.

Destiny | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang