18. oppa! [오빠!]

8 5 0
                                    

Jihyeok dan baeri sedang membantu jin dan beberapa pembantu membersihkan ruang makan dan peralatan bekas mereka makan. Sebenarnya jin melarang mereka untuk melakukan ini, tetapi jihyeok dan baeri beralasan kalau mereka berdua harus membantunya, Sebagai tanda terimakasih.

Jihyeok, baeri dan jin mereka berteman karena sama sama menyukai memasak, sebelumnya mereka tidak mengenal satu sama lain, mereka bertemu karena satu tempat les masak. Jin mulai menyukai masak sejak kelas satu sekolah menengah pertama, dan mulai les pada saat kelas dua. Sedangkan jihyeok memilih les masak untuk kegiatan di waktu luang. Dan baeri anak seorang chef yang cukup terkenal, sebenarnya baeri bisa bisa saja belajar dengan orang tuanya. Tapi dia bosan jika belajar sendiri, kalau les kan banyak teman.

Mereka berteman saat perlombaan masak antar murid di lesnya. Saat itu mereka satu kelompok dan di situlah mulai dekat dan menjadi sahabat sampai sekarang.

" baeri " tegur jihyeok yang sedang menyuci piring dan gelas, sedangkan baeri sedang mengelap piring dan gelas yang jihyeok cuci.
" ya "
" hemm... kau merasa familiar dengan wajah wanita Itu gak?" jihyeok mengecilkan folume suaranya, sambil melirik baeri yang masih sibuk mengelap.
" wanita bernama hana itu?" Jihyeok mengangguk.
" kalo aku sih kaya pernah lihat wanita itu deh... tapi udah lama banget beberapa tahun yang lalu..." baeri mencoba mengingat wajah hana, sepertinya jihyeok benar ia pernah melihat wajah hana, tapi kapan.
" tunggu deh ji, namanya... namanya kaya familiar juga gak sih?..." jihyeok menerawang pikirannya nencoba mengingat ingat nama itu.
" iya iya...tapi aku ingetnya sama... HANI!! Iya iyaaa....HANI" seru baeri bersemangat. Jihyeok melebarkan matanya, pantas saja namanya familiar ia baru ingat jika hani mempunyai adik bernama hana, tetapi mereka belum pernah bertemu tengan hana, karena hana waktu itu masih berada di indonesia.

" iya iyaaa, baeri kau pintar" baeri tersenyum bangga.
" hana itu adiknya bukan?" Jihyeok bertanya kepada baeri.
" mungkin saja, muka mereka mirip" jihyeok mengangguk paham begitu juga dengan baeri.

" hei kalian!" Seseorang tiba tiba saja mengagetkan jihyeok dan baeri.
" ya!, jin kau membuatku kaget" jihyeok mengelus dadanya sambil mengatur nafas. Baeri juga terkejut tapi dia hanya memutar bola matanya, tanda tidak suka.
" he he, kalian sedang membicarakan apa sihh?, mau tau dongg" jihyeok dan baeri bertatap tatapan, seakan mereka sedang telepati lewat mata untuk merencanakan jin boleh tau atau tidak.
" ada dehhh" jihyeok dan baeri tersenyum, lalu melanjutkan kegiatan mencuci. Sedangkan jin masih penasaran, dia akan membuat dua sahabatnya ini memberi tahu dirinya.

" kasih tau... atau..." baeri segera menutup mulut jin rapat rapat, takut rahasianya yang berada di jin diketahui jihyeok.
" i-iya iya.. tadi kita ngomongin..." jin mengerutkan dahi, dia penasaran sekali.
" emm.. hana itu adiknya hani ya?" Raut wajah jin lambat laun berubah, yang tadinya tarsenyum jahil menjadi senyum tanggungnya. Jin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

" hahh... iya, ternyata kalian masih mengingat hani ya.." jihyeok dan baeri tersenyum, tentu saja mereka mengingat hani, jin sering sekali membawa hani ke tempat les.
" tentu saja, hani takut api malah kau bawa ke dapur, dia jadi teriak teriak sampai satu tempat les kira ada kebakaran, astaga.." mereka tertawa bersama, kejadian itu sudah cukup lama tetapi tetap di ingat oleh mereka. Hani takut sekali dengan api karena saat masih kecil dia pernah melihat kebakaran hebat yang terjadi di dekat rumahnya, untung saja apinya dapat di padamkan dengan cepat jadi tidak merambat kerumah hani dan rumah rumah yang lainnya.

" hahh sudah lama sekali ya... eh kalian tahu tidak?!" Jihyeok dan baeri menggeleng bersama.
" kalau hana malah suka masak lho, hobi malahan. Kemarin dia mengajarkan ku membuat nasi goreng, dan rasanya enakk banget" jihyeok menganga kecil dan tertawa, hana malah kebalikanya dari hani ya. Jika hani masih ada, pasti hana bakalan jahilin hani deh.

Destiny | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang