3. hyung! [형!]

11 7 0
                                    

Ehe lanjut ke hyung hyungnya jimin yaitu bities suami aku ya gessssssssssss

Aku pingin bikin part ini santai gais mungkin part selanjutnnya yang, ga santuy

Cuss menghalu di rumah jiminnnnn...
.
.
.
.
.
.
.

" jimin kau inii...." ucap salah satu hyungnya, sambil menggelengkan kepalanya, dia tampan mukanya tak kalah simetris dari jimin, matanya juga indah, hidung mancung, bibirnya tebal... lebih tebal dari jimin.

"Ani, haha jin hyung jangan berfikir yang aneh aneh" ucap jimin sambil tertawa.

" mungkin saja kan" ucapnya kepada jimin sambil tersenyum, menggoda.

Ohh jin, jadi namanya jin. Pikir hana, sambil tersenyum.

"Hei kau! "

Aku lantas terkejut saat tiba tiba di panggil seperti itu, hana melihat laki laki tersebut, tingginya tidak jauh dari jimin, mukanya datar, cool dan terkesan swag.

Dia menghampiriku, tidak tersenyum sama sekali, sambil memperhatikan ku, dia memasukan tangannya kekantong celana.

" siapa namamu" tanyanya sangat dingin, cool dan juga keren.

Aku terdiam sementara, merasa bingung dengan pertanyaan nya.

Padahal dia hanya menanyakan nama, aku yang terdiam dari tadi, membuat jimin dan hyungnnya menatap ku.

Laki laki tadi berbalik ke arah jimin dan bertanya.

" jimin, dia bisu, atau tuli?" Ucapnya datar.

Aku yang terkejut dengan ucapannya, berusaha berbicara, walaupun gugup tidak karuan.

" anii... aku ti..dak bisu atau pun tuli" ucapku, sangat gugup benar kan?.

" oohh aku kira jimin membawa mu karena merasa kasihan, dengan mu" sambil tersenyum miring.

Apakah semua keluarga jimin jago berkata kata, dan memiliki smirk yang mematikan seperti itu?, tanyaku dalam hati.

dan perkataannya sukses membuatku, melongo tidak percaya

Sebaiknya aku pergi saja dari tempat ini!!!.

Baru beberapa langkah aku merasakan tanganku di pegang oleh seseorang.

Saat aku menengok, ku lihat laki laki, dia... dia jauh lebih tampan lagi.

Aku hanya bisa diam tidak percaya, sekarang ini aku sedang di kelilingi, ditatap, di perhatikan oleh laki laki tampan, saudara saudara jimin.

Kaki ku lemas, kepala ku pusing, jantungku berdebar dengan hebat, wajahku memanas dengan cepat, rasanya aku ingin pingsan.

Kaki ku lelunglai, hampir pingsan, tapi itu tidak terjadi karena dia sudah menahan tubuhku untuk jatuh.

Aku pasrah, tubuhku lemas, begitu juga dengan jantung ku.

Dia membawaku menuju ruang tamu, dengan cara menggendongku.

Destiny | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang