16. cooking

6 6 0
                                    

" astaga, anak siapa iniiiiiii, aku jadi pingin punya anak" - jin
" iya kau benar hyung " - namjoon
" bantet kaya jimin" - yoongi
" ya ampunn kiyowooo" - hoseok

   Hana tersipu malu dengan pujian yang oppanya berikan untuknya, apa lucunya dia hanya menggunakan kaos putih polos kebesaran milik jin. Tapi itulah yang membuatnya lucu.

   " aniii aku engga lucuu" hana menutup wajahnya menggunakan kedua tanganya, sekarang mereka sedang berkumpul lagi di ruang keluarga sambil menonton tv, tapi tidak untuk sekarang mereka sekarang malah menonton hana, sekali kali melirik hana yang sedang ngemil, nepuk nepuk tangan, memainkan rambut. Hana sampai capek di perhatikan terus sama oppa oppanya.

   " hahh sudahlah, aku ingin masak" hana bangkit dari sofa dan menarik lengan jin menuju ke dapur.
   " eh ehh..."
   " ayo oppa aku ajarkan bikin nasi goreng"
   " bikin yang lain aja boleh gak?"
   " eoh.. bukannya pingin bikin nasi goreng?"
   " bikin yang lain aja tapi di kamar, kalo di dapur nanti ada yang lihat"
Jin mendapatkan hadiah sebuah pukulan keras di lenganya, jin mengaduh kesakitan dan mengelus lenganya, dan menatap hana, hana menatapnya dengan tatapan maut yang siap menghajarnya jika mengucapkan sepatah kata apa pun itu.

   " hahh... sudah lah mood masak ku rusak seketika " hana melipat wajahnya dan meninggalkan jin di lorong sendirian, jin menarik lengan hana dan membawanya lari menuju sebuah ruangan bernama dapur.

   " oppa... besok saja yaa, aku ngantuk" jin melemparkan sebuah celemek berwarna pink tepat ke pundak hana, dan menyuruhnya memakai celemek itu, begitu juga dengan dirinya yang sudah memakai celemek.

   " okee sekarang kita cook jinnnn!!"
   " hah oke lahh, ayooo!!!" Hana dan jin menyiapkan bumbu bumbu untuk memasak nasi goreng, dari mulai nasi, kecap manis, garam, gula, tetapi di sini tidak ada bawang goreng atau pun bawang putih, jika begitu mereka tidak usah menggunakan bawang.

   " oppa, dimana oppa meletakan penggorengan?" Jin menunjuk salah satu laci di atas sana, terpasang rapih dan kokoh di tembok. Hana berusaha meraih penggorengan tersebut, tapi ia tak kunjung mendapatkanya. Laci itu terlalu tinggi untuknya, dan penggorengannya diletakan  terlalu dalam.

   " oppa... gak nyampee" jin melirik hana yang masih berusaha mengambil penggorengan itu, hana meloncat loncat untuk meraih penggorengan itu, bajunya yang kebesaran bergerak sesuai gerakan yang hana lakukan.

   " ini " seseorang tiba tiba membantu hana mengambil penggorengan, seseorang itu bukan jin tetapi yoongi, hana mengambil penggorengan itu dari tanganya dan berterima kasih.

   " kalian ingin buat nasi goreng ya?" Yoongi menyelidik ke pada kami berdua, dan memperhatikan ke atas meja, yang di situ terpajang bahan bahan untuk membuat nasi goreng. Hana mengangguk begitu juga dengan jin.

   " oke, aku pesen satu, gak pake lama ya, oh ya satu lagi aku gak mau nasi gorengnya pedes, oke" yoongi memberikan jempol dan memutar tubuhnya kembali ke lorong, punggungnya hilang di kelokan lorong. Hana melirik jin yang berada di belakanya, jin menaikan pundaknya dan tersenyum tanggung.

   " hah oke ayo kita mulai masak" hana mengajarkan jin dengan penuh kesabaran, jin juga memperhatikan hana dengan serius, jin bisa belajar dengan cepat jadi dia langsung bisa walau hanya sekali belajar, dan karena masak juga kegiatan kesukaan jin.

   Hana memotong ayam dan sosis, dan mengocokan beberapa butir telur, jin memasak nasi goreng dan menuangkan bumbu bumbu, hana sesekali membantunya agar rasa nasi gorengnya enak, mereka menghabiskan setengah jam untuk membuat nasi goreng tersebut, mereka membuat nasi goreng dengan porsi yang cukup banyak.

    " selesai, yayyy" hana melompat kegirangan, jin tersenyum sambil mengusap keringat yang ada di keningnya, ini cukup melelahkan karena mereka harus memasak untuk kurang lebih lima porsi sekaligus . Jika seorang ibu bisa memasak lima porsi makanan lebih untuk keluarganya, tidak dengan jin dan hana bahkan mereka memasak berdua, tetap saja melelahkan untuk mereka berdua.

Destiny | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang