chap 38

10.3K 823 50
                                    

"Wowowo...Kau ingin mengadukan hal ini pada ketua?"sarkas Orang yang menatap Mata mata mafia itu.
"Apa maumu pengkhianat?!"tanyanya.
"Hei perlu kau tahu jika aku memiliki nama. Dengar, jika kau berani mengadukan ini pada ketua kau akan mati ditanganku!"geramnya dengan tangan yang mengepal.
"Oke. Mark apa yang kau mau ?"
"Menjauh dari kehidupan keluargaku!!"ucap Mark penuh penekanan disetiap katanya.
"Tidak bisa! Aku hanya akan patuh pada ketua!"
"Benarkah? Jadi kau lebih memilih mati?"tanya Mark..auranya sangat menyeramkan jangan lupakan ia sedang mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya.

Sreettt...

Mark langsung menggores leher pria dihadapannya yang hampir putus dengan sekali gerakan. Pria itu terjatuh ditanah dengan darah yang berceceran keluar dari lehernya.
"Sudah kubilang jangan sok bisa melawanku!"tukas Mark lalu pergi darisana.

Seokjin keluar dari persembunyiannya dibalik pohon. Ia menyaksikannya dan mendengar percakapannya.
"Apa Mark mengikuti jejak Daniel?"gumam Seokjin sambil tersenyum lalu ia beranjak pergi menuji mobilnya.








.
.
.

Yoongi sedang merapikan baju baju Taejung. Anak itu sudah diperbolehkan pulang asal meminum obatnya dengan rutin dan harus habis.
"Imo..apa eoma sudah pulang?"tanya Taejung membuat Yoongi menatap anak itu.
"Eum sabar ya sayang....eomamu pasti pulang."ujar Yoongi kembali merapikan barang barang..Taejung menatap jendela rumah sakit kosong. Sampai ia tersadar saat seseorang menggendongnya.
"App-ahjussi.."ucap Taejung sambil menatap orang yang menggendongnya.
"Bagaimana keadaanmu Taejung?"tanya Taehyung sambil menatap bocah itu.
"Baik.."jawab Taejung pelan. Taehyung melirik Yoongi.
"Hyung...aku ingin membawa Taejung sebentar..nanti akan kuantarkan pulang kerumahmu.."ujar Taehyung dan Yoongi hanya bisa mengangguk.
Taejung yang berada digendongan Taehyung segera memeluknya erat.

'Appa...Jungie rindu eoma..'

Taehyung merasa kaos putih yang ia gunakan basah..ia segera menatap Taejung yang bersembunyi dibahunya.
"Taejung kau menangis?"tanya Taehyung sambil mengusap punggung anak itu yang mulai bergetar.
"Hiks.."satu isakan lolos dari mulut Taejung membuat Taehyung mendudukan anak itu dikursi rumah sakit lalu ia berlutut dan menatap anak itu.
"Kenapa menangis?"tanya Taehyung lemah lembut.
"Hiks..Jungie rindu eoma ap-ahjussi.."ujar Taejung lirih.
"Kenapa kau mengomong ap lalu ahjussi?"tanya Taehyung heran. Taejung hanya menggeleng.
"Memang eoma Jungie kemana?"tanya Taehyung sambil menghapus airmata anak itu.
"Eoma kecelakaan dan hilang..hiks ahjussi...cari eoma Jungie hiks.."tangis Taejung membuat Taehyung yang mendengarnya merasa sedih..entah kenapa hatinya merasa sakit.
"Sstt sudah jangan nangis lagi..mau main sama Ren Hyung? Ia sangat merindukanmu..Ren Hyung sedang menunggu Taejung dirumah.."ucap Taehyung membuat anak itu mendongak.
"Jungie rindu Ren hyung tapi Jungie juga merindukan eoma.."lirihnya.
"Jangan nangis lagi...Daddymu sedang mencari eoma.."ujar Taehyung lalu menggendong Taejung dan berjalan menuju mobilnya.



.

.

Seokjin memasuki ruang rawat Taejung..ia mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Yoon kemana Taejung?"tanya Seokjin.
"Dia pergi bersama Taehyung.."ucap Yoongi.
"Kau memberikannya?"tanya Seokjin dan Yoongi hanya bisa mengangguk.
"Ia sedaritadi menangis merindukan Jungkook..tapi saat Taehyung datang tangisan Taejung mulai berhenti..aku tidak bisa memisahkan mereka..bagaimanapun juga hubungan darah sangatlah kuat.."jelas Yoongi dan Seokjin memgangguk.
"Semuanya sudah rapih? Dimana Minki?"tanya Seokjin.
"Sudah rapih kita tunggu dimobil..Minki sedang menebus resep obat Taejung.."ucap Yoongi lalu keluar dari sana diikuti Seokjin.
"Oh iya..Dimana Jinsyu?"tanya Seokjin lagi membuat Yoongi jengah.
"Jinsyu Minseok dan Yoonji pergi kerumah Taehyung..biasalah bermain..mungkin Taejung juga dibawa kesana.."ucap Yoongi lalu berlalu meninggalkan Seokjin.








.
.
.

Taejung turun dari mobil Taehyung..ia sudah sampai dirumah Ren..Taejung menatap tangannya yang digandeng Taehyung. Lalu mendongak dan mendapati Taehyung yang sedang tersenyum kearahnya..membuatnya ikut tersenyum.
"Ayo.."ujar Taehyung sambil memasuki rumahnya.
Ren yang sedang bermain bersama para sepupunya segera berlari kearah Taejung.
"Jungie....!!!!"pekik Ren sambik memeluk Taejung erat.
"Ah hyung sangat merindukanmu..bagaimana keadaanmu?? Apa ada yang sakit?"tanya Ren membuat Taehyung yang mendengar nada penuh kekhawatiran dari putranya tersenyum.
"Baik Hyung..Jungie sudah sembuh.."ucap Taejung pelan..wajah anak itu datar tapi dibaliknya menyimpan kesedihan.
Ren yang melihat wajah Taejung yanpa ekspresi itu menjadi heran. Ia mendongak menatap ayahnya.
"Appa kau apakan Dongsaengku?"tanya Ren memicingkan matanya.
"Taejung sedang sedih...eomanya hilang"bisik Taehyung ditelinga anaknya. Membuat Ren menatap Taejung.
"Benarkah?? Eoma hilang Jungie??"tanya Ren dan Taejung mengangguk.
"Appa..appa harus mencari eoma!"tukas Ren dengan nata yang mulai berkaca kaca membuat Taehyung kelabakan.
"Jangan nangis...dan itu bukan eomamu Ren..itu eoma Taejung"ucap Taehyung membuat airmata Ren jatuh.
"Hiks...kenapa appa berbicara seperti itu? Itu eomaku...eoma Taejung eomaku juga appa...hiks bukankah appa yang bilang seperri itu?"ucap Ren dengan nada bergetar dan itu membuat Taehyung semakin heran apa yang dimaksud Ren?
"Oke appa minta maaf..nanti appa akan cari Eoma..kalian jangan nangis.."ucap Taehyung lalu membawa Ren dan Taejung kedalam dekapannya.
"Ahjussi.."lirih Taejung.
"Appa! Dia appa kita Jungie.."ucao Ren.
"Appa...berjanjikan? Akan mencari eoma?"tanya Taejung dan Taehyung mau tak mau mengangguk.

'Appa berjanji..namun appa tak tahu seperti apa rupa eomamu..'







.
.
.

Jungkook berjalan menusuri gang yang kecil bersama Daniel..ia dan Daniel menggunakan Jaket dan masker agar tak diketahui orang.
"Hyung..kita mau kemana?"tanya Jungkook sambil menghentikan langkahnya..kakinya capek.
"Jangan banyak tanya tinggal ikuti aku saja..!"ujar Daniel kembali menarik pergelangan Jungkook hingga mereka sampai disebuah rumah yang kumuh dan tak terawat.
"Rumah siapa Hyung? Kotor sekali..tapi kenapa rumah sebesar ini dibangun digang kecil?"tanya Jungkook.
"Jangan berisik atau kita ketahuan!"bisik Daniel sambil membekap Mulut Jungkook lalu bersembunyi dibalik pohon besar.
Jungkook menggigit tangan Daniel hingga membuat sang empu meringis.
"Kenapa menggigit tanganku!"kesal Daniel.
"Kau membuatku tak bisa bernafas hyung!"ujar Jungkook dan Daniel menatap Jungkook datar.
"Sebenarnya apa tujuan kita kesini?"tanya Jungkook pelan.
"Disini tempat persembunyian senjata..dan temoat pembuatan bom.."ucap Daniel dan Jungkook mengangguk mengerti.
"Apa rencanamu hyung?"tanya Jungkook.
"Rencanaku ingin membuat rumah ini hancur..tapi sebelum hancur aku ingin mengambil senjata senjatanya...lumayan kan harganya juga ratusan juta won.."ucap Daniel.
"Sepertinya kita membutuhkan seokjin hyung disini.."uxap Jungkook membuat Daniel menatapnya.
"Bukankah ini rahasia kita berdua?!"
"Seokjin hyung ingin ikut membantu kita hyung..lagipula keahliannya sedang kita butuhkan disini.."ucap Jungkook dan Daniel hanya bisa mengangguk.
"Aku akan mengirimkan pesan pada Seokjin hyung..."ujar Jungkook lalu mengambil ponselnya didalam saku jaket.

To: Seokjin Hyung

Hyung aku membutuhkan bantuanmu...buat sistem saluran listrik rusak..jangan lupakan sistem keamanan cctv juga kau rusak semua

Sent..

Jungkook memasukan kembali ponselnya. Daniel menatao Jungkook.
"Bagaimana?"tanya Daniel.
"Sudah tinggal tunggu semua lampu padam..kau tahu seluk beluknya kan hyung?"tanya Jungkook dan Daniel hanya mengangguk sambil tersenyum miring menatap rumah itu.


.

Seokjin mendengar sebuah notifikasi masuk..ia segera mengambil ponselnya dan membukannya.

Jungkook

Hyung aku membutuhkan bantuanmu...buat sistem saluran listrik rusak..jangan lupakan sistem keamanan cctv kau rusak semua

Seokjin segera memasukan ponselnya kesaku celananya lalu berlari menuju ruangan pribadinya dan mengaktifkan komputernya.
Ia mulai melaksanakan perintah dari adiknya.








.
.
.
.
.
.

Tbc


The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang