Nine

1K 79 26
                                    

DETAK

Tak akan ada senja menggoda
Jika matahari tak terbakar sempurna

Tak akan ada pelangi indah
Jika bumi tak merayu hujan agar turun membasahinya

Dan tak ada akan daun berguguran
Jika waktu mampu dibekukan

"kau yang menulisnya? "tanyaku tak lepas melihat secarik kalimat puitis terpasang di papan pengumuman mini siswa

Aku tercenung beberapa detik, kagum, haru dan emosi, semua itu mengendap menjadi satu rasa.

Semua kalimatnya bermakna alamiah, tetapi entah mengapa hatiku bergetar saat membacanya.

Seakan benar-benar digoda

   Aku bukan pengagum kalimat romantis, aku juga bukan pembaca rajin seperti adikku, namun terkadang sulit menutupi detak-detak ini. Lewat kata-kata itu jantung ini berdetak.. Detak yang tidak seharusnya karena aku tidak begitu terpana.

Berdetak untuk sesuatu yang tidak ku inginkan.  rasanya aneh bukan? .. Aku selalu merasa detak ini tak sinkron dengan apa mauku.

" bukan aku.. entahlah, sudah ada sejak seminggu yang lalu dilaci dosen.. Aku hanya iseng menempelnya tadi" lisa menjawab dengan jari menunjuk ke papan tanpa menjauhkan matanya dari gantungan kunci botol kecil yang diamatinya seperti benda langka, tergantung canggung dijarinya.

"apa itu? "tanyaku mendekati teman kampusku, lisa mendorong kursi kosong dan mempersilahkanku duduk disampingnya.

Mataku bergerak ke beberapa anak siswa yang mulai berdatangan mengisi bangku bangku mereka, lalu kembali terpaku pada botol kecil seukuran kelingking tertutup rapat, yang didalamnya terisi cairan kental dan pekat.

Entah apa...aku belum pernah melihat ada benda seunik ini dijadikan gantungan kunci dan begitu menarik perhatianku

"aku juga menemukan ini di bawah lantai dekat pintu masuk..lucu ya, meski aku tidak tahu ini apa"katanya bingung, lisa si penemu banyak benda aneh dikelas mengernyit dan meminta pendapatku yang hanya terkekeh heran

Jika diperhatikan seksama, benda itu lebih ke unik, bukannya lucu. Karena aku tidak melihat letak bagian lucunya

"mungkin milik mahasiswa lain, kembalikan saja ditempat semula atau titipkan ke bagian kebersihan" aku membuka tasku, mengambil beberapa buku di kelas kebudayaan, lisa melirik sebentar dan mengangguk faham

"kau benar.. Untuk apa ku ambil, nanti ku kembalikan setelah kelas usai..."tuturnya patuh memasukkan benda langka itu ke dalam laci.

"anak baik"aku memujinya dan lisa menggedikkan bahu dengan cengiran riangnya

walau belum lama mengenal lisa, aku yakin gadis pemilik lesung manis ini adalah gadis yang baik, meski kami sama-sama tidak pintar, setidaknya lisa jauh lebih aktif bersosialisasi dengan kegiatan kampus dan teman-teman lainnya dibandingkan diriku

Jika dikategorikan sebagai kelompok remaja, mungkin aku masuk ke kategori pertemanan yang  amat sangat membosankan.

Mau bagaimana lagi, inilah kelebihan dan kekuranganku, sejak dulu aku hanya terpaku pada jam pulang dan lebih senang menghabiskan waktuku dengan papa, dua adik kesayanganku, padre dan bibi immola

Ohya.. Paman robb, bibi rhaline... juga si moodboster ku, reihugo!

"satu jam kedepan kelas akan sangat membosankan.." gerutu lisa memainkan lembaran kertas jatuh satu persatu hingga bagian sampulnya menimpa.

"semangatlah... Kau tidak ingin mendapatkan nilai jelek kan..banyak yang bilang jangan sampai mengulang kalau tidak ingin menua bersama dosennya"aku kembali menggodanya, menyikut lengan lisa si gadis bosanan yang wajahnya terlihat lesu namun setiap melihatnya membuatku ingin tertawa, seolah wajah polosnya terlahir untuk menghibur

DetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang