twenty eight

629 61 31
                                    

Apa hal yang manusia paling sulit lakukan?

Hal apa ?

Menurutmu apa..?

Hm... Belajar

Belajar bisa dilakukan dengan berusaha dan itu tidaklah sulit... Tapi ada satu kelemahan manusia yang paling sulit dilakukan.. Apa chafiaku tahu?

Aku tidak tahu papa.. Selain belajar.. Tidak ada yang sulit bagiku

Ada.. Ada yang sangat sulit chafia, fikirkan jawaban itu...jika kau sudah mendapatkan jawabannya. Beritahu papa...

Oh.... Apa itu penting?!

Sangat penting

Umh...baiklah !

-Detak-


Apa itu... Hal apa yang manusia sulit lakukan!?

Aku tidak tahu, tidak pernah tahu sekalipun berfikir amat keras. Semua hal apapun ku cari dibuku.. Dan semua jawaban berada disana.

Tapi papa selalu mengatakan salah pada setiap jawabanku.. Tidak tepat katanya.. Atau cari tahu lagi, terakhir aku bilang naik ke bulan tanpa alat bantu.

Papa hanya tertawa dan mengatakan.. Bahkan manusia hero bisa melakukannya

Hero?

Apa itu realistis!?

Hmm... mungkin saja, semakin kesini.. Dunia semakin memudahkan apapun, mungkin ke bulan tanpa alat bantu adalah salah satu terobosan barunya.

Sampai kejadian terburuk muncul tiba-tiba menerpa situasi keluarga harmonis kami dan menjawab pertanyaan papa selama ini.

Ya... Ku rasa aku sudah menemukannya. Dan yakin pada jawabanku kali ini, namun saat jawaban itu ditanganku,  mendadak aku bimbang, mendadak berat menggerakkan kakiku keluar dari area meja belajarku.

Terkurung disini rasanya lebih sempurna

Duk duk...

Pintu kamarku diketuk, suara ketukan tanpa menyebut namaku lebih dulu menandakan bukanlah papa, sudah jelas siapa orangnya hingga langsung ku peringatkan.

"jangan ganggu aku !"aku berharap kak eshal mendengar dan tak mengangguku saat ini, aku enggan melihat wajah dinginnya yang non ekspresi, hanya berujung menguji kesabaranku apalagi dengan sepenggal kalimatnya yang irit.

Jadi aku ingin sendiri, menyandarkan kepalaku di meja belajar. Menjemput kantuk yang sialnya tak kunjung datang.

Krakkk...

Pintu dibuka tanpa permisi, kak eshal berdiri di ambang pintu memicu mataku berputar malas.

Dia sungguh menyebalkan

"ayo makan... "ucapnya tegas, bukan bentuk ajakan menarik, aku mendesah pelan lalu memutar arah kepalaku ke sisi lain.

Aku sungguh tak mau melihat siapapun

DetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang