thirty two

545 74 32
                                    

denting piano terasa sembilu, membentuk serangkaian nada pedih keluar dari tuts per tuts yang ditekan menyuarakan lara dalam sendu, serangkaian emosi demi emosi tersampaikan dawai kepedihan, kata-kata tak memiliki harapan terungkap dari perpindahan jari menekan tuts ke tuts yang lain tanpa lelah, memainkan nada menyayat dengan teramat piawai, dengan peluh disisi jemari mewarnai sore kelabu, dan getar yang kasat mata menyimpan kelam pada ingatan sepanjang masa.

the rose and the thorn

aku tak bisa melupakan iramanya yang pertama kali seakan mampu merobek kulitku, menggenggam jantungku yang terus berdetak karenanya. aku meringis miris pada satu video di urutan pertama ku putar, terpaku akan video papa tengah memainkan salah satu lagu menyedihkan yang sering dimainkannya saat merindukan mama.

sebenarnya ada banyak lagu mewakili perasaan papa untuk wanita itu, tapi mengapa

...paman gio memiliki salah satunya?

aku tak pernah melihat video ini sebelumnya di galeri papaku, dan apakah papa mengetahui rekaman ini? aku tak tahu

namun air mataku belum jatuh untuk terharu biru, mungkin karena sudah sering mendengarnya, lagu itu hanya memberiku tanya..


mengapa ?

:::::

:::

::

:

::

:::

:::::

Detak

-brylea pov-

video melantunkan iringan musik sedih itu berakhir seiring mataku terbuka, permainan papa tak ayal membuatku merindukannya, tetapi apa alasannya paman gio merekamnya ? setahuku mereka tak pernah berakrab ria,aku tak tahu

jermariku pun berlanjut menggeser ke video selanjutnya, mataku terus mencari apa yang akan membuatku tak lagi membenci mereka dari sekumpulan video ini.

dimana letak keajaiban yang akan menyentuh sampai ke palung hatiku, dimana ?

sebenarnya tidak begitu banyak video tersimpan, jika di hitung hanya ada beberapa video berdurasi pendek. apa tujuan paman gio ? apakah hatiku berhasil dibolak balik jika menontonnya satu persatu.

akhirnya ku coba memutarnya secara berurut, begitu video kedua berlangsung, pada detik pertama tersorot lantai hitam, video di ambil dalam keadaan si pengambil tengah berjalan karena gerakannya tak imbang atau dia benar-benar kacau, apa mungkin karena paman gio pincang ?,tidak..seingatku paman mengalami kecelakaan saat aku belia.
kedua mataku tercenung menyaksikan sosok yang ku kenali kembali direkamnya, pria itu tengah mengarahkan pandangaannya pada sebuah jendela tepat disebrang rumahnya.

dadaku seakan disentil saat memperhatikan wajahnya yang tampan masih terlihat sangatlah muda, jika teman-temanku melihatnya, atau windy, aku yakin mereka ingin menjadi ibu tiriku diluar batas akal sehat, tapi...mataku menyipit mendapati perbedaan untuk pertama kalinya pada pria itu, tatapannya memiliki pandangan lebih dingin dibandingkan siapapun, bahkan pandangan tajam eshal tak pernah sedingin itu.

DetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang