PAGE 03

3.5K 573 10
                                    


'By The God Of Love'

BUTUH waktu tiga hari dan dua malam untuk menghilangkan bau yang berasal dari 'dunia kematian' menurut ibunya. Tiga hari di dalam kamar pink pucat miliknya dan membiarkan Core's Heart tutup tanpa kabar apapun. Kakinya melangkah pelan, ia mendesah ketika pekerjaan ternyata telah menanti di atas meja kerja miliknya.

Beberapa dokumen tentang perkembang biakan tumbuhan yang ia ciptakan. Bunga kecil dengan kelopak lembut dan halus, kuat dan berwarna sedikit mencolok. Ia tersenyum bangga, dengan cepat Persefon memindahkan tumbuhan kecil di samping lembar-lembar kertas ke bagian belakang toko miliknya, membiarkan tumbuhan ciptaannya agar menerima sinar matahari yang cukup dan tumbuh sesuai keinginannya.

Kring!

Persefon sedikit berlari menuju bagian luar toko bunga miliknya ketika ia mendengar lonceng yang ia tempatkan di atas pintu berbunyi. Ada seorang pelanggan dengan jas merah mudanya berjalan dengan langkah pelan menuju Persefon. "Selamat datang di Core's." Persefon menunduk dan memasang celemek miliknya, kadang-kadang ketika ia sedang ceroboh, ia bisa mengotori baju miliknya dengan tanah.

"Anda mencari apa?" Tanyanya sopan, pria itu berhenti melangkah dan menatap Persefon tepat di mata. "Tentu saja bunga." Pria itu kembali berjalan tenang dan menyentuh beberapa helai daun yang ia lalui dengan jari-jarinya yang panjang. Persefon menghela nafas pelan, ia membuntuti pria asing itu hingga dua kali putaran.

"Aku ingin bunga yang melambagkan cinta. Bukan mawar. Mereka terlalu pasaran, dan juga aku ingin bunga ini tidak begitu mencolok." Pria itu melipat kedua tangannya dan menghentak-hentakan sepatu mengkilapnya pelan membuat seuntaian nada. "Lima puluh batang dalam bentuk bouquet hitam." Persefon menyampingkan anak rambutnya dan mengangguk, perempuan mungil itu mengambil Carnation dan membawanya ke pelanggan.

"Aku ambil ini, terimakasih." Pria itu menunduk dan meraih bouquet dari Persefon, jari-jarinya dengan sengaja menyentuh permukaan kulit pucat Persefon. "Totalnya lima puluh delapan dollar." Pria itu tersenyum dan mengeluarkan uangnya. Persefone tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Untuk sementara, pelanggannya yang ini terlihat sama seperti pelanggan yang lainnya.

Iya, setidaknya sampai tubuh itu menjauh keluar pintu dan tak sengaja, sahabatnya menabrak tubuh tinggi pelanggannya. Mereka terlihat dalam percakapan yang melibatkan pertengkaran, juga rasa marah yang menempel pada Artemis setelahnya.

"Persefon! Apa yang pria itu lakukan?" Artemis memeluk Persefon dengan nafas yang memburu. "Pria itu, demi Zeus! Pria yang begitu kriminal!" Artemis meremas gaun belakang Persefon terisak. "Sekali ia membuatku jatuh hati pada seorang pria, sekali ia membuatku menangisi perbuatanku karena membunuhnya.." Mata Persefon terbelakak sempurna. Lalu ingatannya terlempar pada seorang pria yang menjadi teman akrab Artemis dalam pentas berburu.

Orion.

Ia mengingat betapa angkuh pria yang selalu mengiringi Artemis di setiap langkahnya, ia juga mengingat betapa Apollo membenci Orion hingga ke tulang, pria itu dan kesombongannya adalah hal yang dibenci Apollo.

"Apa yang telah ia lakukan padamu?!" Artemis melepas pelukannya dan meneliti walau dengan air mata yang mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Artemis menepuk kepalanya pelan, lalu terduduk di depan Persefon. "Bodoh, bodoh, bodoh!"

"Aku gagal menyelamatkanmu."

Persefon mengernyit dan menekuk kedua kakinya, memeluk tubuh Artemis. "Hei, tenang, pria tadi hanya membeli bunga. Dia tidak melakukan apapun padaku, aku yakin dia tidak melakukan apapun, kedua mataku padanya." Persefon tersenyum dan menghapus air mata Artemis. Menatap sedih ke sahabatnya.

"Kau adalah dewi alam liar, perburuan, kau tidak boleh menangis. Sekarang pulanglah, aku bisa mengurus Core's sendirian. Lagian, aku tidak mau kau merusak tanaman-tanamanku karena patah hati." Persefon menerima cubitan pada lengan atasnya, Artemis tertawa dalam isakan akhirnya, Artemis mengangguk dan kembali memeluk Persefon.

"Terimakasih Persefon." Artemis berdiri disusul dengan Persefon, ia membalikkan badan dan membuka pintu. Persefon benar, ada baiknya ia pulang. "Artemis!" Panggil Persefon, Artemis berhenti dan membalikkan badannya, perempuan itu mengangkat satu alisnya dengan nafas yang masih memburu sehabis mencurahkan emosinya.

"Bolehkah aku bertanya, siapa pria tadi?"

"Oh Persefon, dia adalah pria dengan sayap jahatnya, Eros. Dewa cinta, dengan satu panah merahnya. Kau bisa tergila-gila, dan gila, sangat gila hingga kau lupa untuk bernafas." Artemis menggigit bibirnya dan langsung lari keluar ketika ia merasa akan menangis lagi di depan sahabatnya.

Kring!

Lonceng pintu Core's kembali berbunyi.


feel happy if you press the
star and comments!

Sincerely, HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang