'The Dead World and The Dead End'
"Ugh this place is hideous!" Suara melengking itu sayup-sayup merasuki pendengaran Persefon. Perempuan malang itu mencoba membuka matanya, namun hanya kegelapan yang menjemput penglihatannya.
"Kecilkan suaramu Hecate!" Suara ramah namun terdengar maskulin menimpa suara perempuan pertama.
Ia hanya bisa melihat sepasang mata ungu yang terang, lalu mata itu tampak kaget dan cahaya di sekitarnya menerang perlahan. "Maafkan kami, this huge hideous place need a quick renovation." Perempuan itu terlihat menjulang tinggi karena Persefon sedang berada di dalam posisi tidur.
Ia memakai kerudung dengan bordiran emas sekelilingnya, baju yang lumayan terbuka dengan ornamen yang sama pada kerudungnya. Ketika perempuan itu bergerak, maka perhiasan yang melengkapi tubuhnya berirama dengan indah.
Persefon dapat melihat uluran tangan perempuan dengan kecantikan yang luar biasa itu, perempuan itu kemudian tersenyum manis, "Hecate, Goddess of witchcraft. I'm at your service, Goddess." Persefon menarik nafas panjang dan menerima uluran itu.
Tangan perempuan itu terasa dingin.
Lalu ia menarik tangannya, disusul dengan matanya yang menangkap seorang pria yang menyerupai Eros, ia menunjuk pria itu dengan telunjuknya yang mulai dirambati tanaman berduri.
"Eros?" Ucapnya penuh pertanyaan.
Pria itu tersentak, namun ia menunduk, meletakkan tangan kirinya di depan dada. "Aku Hypnos, Goddess Persephone, and I'm at your service." Ketika ia menegakkan tubuhnya seperti semula, ia dapat melihat bulu putih keemasan yang tumbuh di wajah pria tampan itu.
"Nah, karena kita sudah berkenalan. Bagaimana dengan makan malam?" Hecate menuntun Persefon yang masih bingung dengan kondisinya sekarang, perempuan itu tidak punya pilihan lain selain mengikuti Hecate. Perempuan dengan aura familiar.
Karena perempuan itu pernah bertemu dengan ibumu tersayang, bukan?
Suara itu memasuki kepalanya dengan tegas, ia yakin Hecate pernah menemui Demeter. Ia tidak akan membusuk di sini, tidak, ia adalah perempuan yang kuat. Perempuan yang akan melawan dan berdiri untuk dirinya sendiri. Maka dari itu ia akan meminta pertolongan kepada Hecate untuk membawanya keluar.
"This way, Goddess."
Kristal-kristal keunguan yang menyala menuntun mereka bertiga cukup membuat Persefon kagum. Lalu mereka tiba di depan sebuah pintu dengan ukiran-ukiran rumit yang menjulang tinggi. "Nah sekarang Goddess, anda bisa masuk ke dalam dan menikmati makan malamnya."
Hecate membuka pintu itu dengan tangannya, Hypnos yang sedari tadi hanya diam terus menundukan kepalanya. "Selamat datang di underworld, Your Highness." Perempuan itu tersenyum dan lampu keunguan mulai menyala dari sisi kanan dan kiri mereka.
Sebuah meja menghadapnya, panjangnya membentang jauh dan terbuat dari kristal yang berkelip ketika terkena cahaya. "Kami akan menunggu di luar." Hypnos mengkode Hecate keluar dengan perlahan.
Kabut mulai merambat dari lantai yang ia pijak, suara deritan kursi terdengar begitu besar di ruangan sepi. Duri-duri kembali muncul melindungi Persefon, duri-duri itu membuat tubuhnya hampir tak terlihat.
"Duduklah." Suara menggema dan menyeramkan itu muncul dari ujung meja.
Ia bisa melihat pria yang menculiknya duduk dengan megahnya, rambutnya menjadi sebahu dan bergelombang. Persefon menjerit, dia ketakutan, duri-duri kembali menekan kulitnya. Ia berteriak hingga napas yang ada di paru-parunya menyempit.
"Apa kau takut denganku? Bukankah kau tahu aku tidak akan menyakitimu? Jauh di lubuk hatimu?" Hades berbisik pelan.
"Lepaskan aku!" Persefon berteriak dengan kencang.
Pria itu terlihat tertawa ringan di atas kursinya, "Settle down little spiky." Hades menggerakkan tangannya dengan berwibawa, pria itu membuat bahasa tubuh yang membuat peliharaan kesayangannya datang.
"Tidak ada yang menguncimu little spiky, dan kalaupun kau merasa terperangkap, itu karena duri-durimu sendiri." Pria itu menepuk kepala salah satu anjing yang duduk di sisi kirinya.
"Sekarang ayo kita duduk, dan makan bersama. Lalu kau akan istirahat di dalam kamarmu." Senyum miring itu terlihat menyuratkan sesuatu. Persefon menggigit bibirnya.
Ia menggeleng dan mengangkat gaunnya, ia dengan sekuat tenaga melarikan diri dengan memaksa membuka pintu besar yang sebelumnya ia masuki.
"Kejar ratuku, Cerby.." Hades tersenyum puas.
[Not edited]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, Hades
FantasíaPria itu berdiri di tempat yang sama seperti terakhir kali ia melihatnya, tubuhnya yang tinggi dan setelan jas yang terlihat berbaur dengan gelapnya malam membuatnya sedikit takut. Ketika ia mencoba mendekati seseorang itu, sepasang iris biru pucat...