PAGE 21

436 55 2
                                    


CHAPTER FIVE
'Sincerely, Hades'

MY Dearest, Persephone.

Surat ketiga.

Aku katakan pada diriku sendiri, ketika melihatmu dengan apron yang menjadi pelindungmu saat bertanam—bahwa kau sangat cantik. Entah dengan apapun yang melilit tubuh kecilmu itu. Aku masih ingat, Demeter yang membawa putri kecilnya ke dunia manusia.

Aku tidak menyangka ketika aku keluar dari lubang yang selalu sama, dipenuhi dengan kegelapan aku menemukanmu ketika dewasa. Bagaimana sikumu menumpu wajahmu yang indah, dan aku seperti pengecut berdiri. Memikirkan bagaimana aku berhak memilikimu tanpa membuatmu menderita, dan di sinilah aku menghadapi ketakutanku. Penderitaanmu karena keinginanku.

Jika rasa sakitmu bisa terbang ke dalam jiwaku, akan kuterima dengan rela—kubiarkan mereka meremukkan kemenanganku atas dirimu yang salah.

Tapi hanya kau udara yang dapat kuhirup, air yang menghilangkan dahaga yang tanpa akhir kuingin hanguskan. Kaulah cahaya, yang menerangi dunia bawah dan duniaku. Aku diselimuti harapan setiap malam, mengharapkan kau mau menemuiku. Walau hanya dalam mimpi kecilku.

Sincerely, Hades.

"Surat kedua yang telah kubaca." Ucap Persefon pada dirinya sendiri, tidak menyangka. Surat kedua ini menggambarkan perasaan putus asa Hades terhadap dirinya. Persefon menutup matanya, kemudian meletakkan dua surat yang telah ia buka dengan rapi di sisi ranjang. Disusul dengan tubuhnya yang terlentang memandang langit-langit yang kusam.

"Apa aku harus membaca surat ketiga?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia memegang dadanya, jantungnya berdebar untuk Hades. Perasaan bersalah mulai merasuki dirinya, rasa tertusuk membuatnya sesak. Ia kemudian memutuskan untuk kembali membuka surat ketiga.

My Dearest, Persephone.

Ini surat pertama yang mewakili diriku. Aku seorang yang pengecut ini—tidak ingin menyentuhmu dengan duri, dan berusaha dengan baik melembutkanmu dengan tetesan air. Aku harap kau bersedia membuka hatimu ketika surat pertama ini hadir karena Thanatos.

Tidak banyak yang bisa kutulis karena yang kurasakan dapat dibatasi oleh kata-kata. Aku mungkin bukan cintamu seperti lampu-lampu kota yang terbiasa menemani malammu di bumi, aku hanya dapat berharap aku bisa menjadi lilin kecil yang membantumu dalam menulis di dalam kegelapan.

Kata-kata dari Hades terdengar sangat manis, Persefon tidak akan pernah tahu jika memang itu yang dirasakan Hades kalau saja surat ini tidak pernah ia sentuh dengan jarinya. Bukankah ini membuatmu semakin ragu? Katanya pada dirinya sendiri.

Aku... tidak bisa melepasmu, sebagaimana kau adalah makanan bagi rasa laparku yang tidak pernah terpuaskan. Bukan maksudku juga untuk meninggalkanmu sendirian di sini, aku ingin kau dengan bebas mengenal tempat ini lebih jauh.

Setidaknya tidak selalu bersamaku sehingga membuatmu nyaman. Aku berusaha mengirimkan siapapun yang dapat menemanimu, tetapi kudengar kau tidak mau membukakan pintu.

Maka inilah jalannya, datanglah padaku dan kutunjukan dunia dari berbagai sudut pandangku.

Sincerely, Hades.

Sincerely, HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang