PAGE 12

1.8K 314 31
                                    

'Cerberus The Underworld's Keeper'

Lebih gelap dari pada yang ia pikirkan. Hembusan asap terdengar dan menerpa telapak kakinya yang telanjang. Persefon menatap sepasang mata emas Erinyes terakhir yang meninggalkannya sendirian di dalam gua. Perempuan terakhir itu memang terlihat amat sangat mengerikan dari pada saudari-saudarinya yang lain.

Tempat ia sekarang ini juga terlalu menyeramkan. Dingin juga mendominasi stalagmit dan dasar gua yang ia tempati untuk sekarang ini.

Sebentar lagi ia akan mati.

Sebentar lagi ia akan mati, ulangnya kedua kali.

Sebentar lagi ia akan habis menjadi kerangka di bawah sini.

Ia meringkuk, pikirannyapun melayang jauh, apa yang telah ia pikirkan tadi dengan memeluk pria tadi?! Wajahnya memerah, ia mengarahkan dua telapak tangannya menutupi wajahnya. Ia malu. Pria itu memiliki wangi yang sangat berbeda dari orang-orang yang pernah ia temui.

Wangi itu yang membuatnya kehilangan kendali atas tubuh dan pikirannya. Pria itu memiliki wangi yang tak pernah sama sekali masuk ke dalam indera penciumannya. Sesuatu yang kuat namun tidak membuatnya mual. Sesuatu yang unfamiliar, namun berhasil membuat kupu-kupu di dalam perutnya berterbangan.

"My Lady."

Persefon menggelengkan kepalanya, ia memejamkan matanya ketika panggilan kedua menyerbu pendengarannya. "My Lady!" Suara itu terdengar familiar. Future? Present? Ada anak kecil itu di sini?

"Aku sebentar lagi akan mati bukan?" Lirihnya pelan, ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke dalam dinding gua. Ia memutuskan untuk menghiraukan panggilan bocah kecil yang pernah ia tolong.

"I'm gonna die here anyways." Bisiknya pada dirinya sendiri, ia melihat anak kecil itu berusaha masuk dari sela jeruji. Ia bisa melihat sebuah ekor dari belakang tubuh anak itu. "My Lady, ayo kita pergi!" Bisiknya perlahan sambil menarik lengan Persefon ringan.

Perempuan itu menghela nafasnya, asap keluar dari mulutnya. "Hei, Present! Kalau tidak mau mati kedinginan cepat bawa Lady ke sini!" Persefon menatap Present dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa sekarang kalian punya ekor?" Ia menggosok matanya, "apa kalian tinggal di sini juga?" Tanyanya lagi. Present hanya bergidik sok tak tahu, ia tetap keukeuh menarik Persefon untuk menjauh dari dinding yang mulai membeku.

"Sebentar lagi kita bisa kelua–" ucapnya tertahan ketika kedua saudaranya berada di tangan Tohon, salah satu dari Erinyes bersaudari.

"Surprise!" Kekehnya kecil. Perempuan itu kemudian memegang belakang leher Past dan Future dengan kencang, kedua anak kecil itu menggeram. "Hey mahkluk jelek! Lepaskan kami!" Teriak Future di hadapan Tohon.

Mata emas perempuan itu bergerak dengan kaku seiring menetesnya darah dari kedua sudut matanya. "Oi, little dog! You scared the hell out of me!" Perempuan itu menatap Persefon yang menautkan tangannya kepada Present yang sekarang bersembunyi di balik tubuhnya yang gemetar.

"My Lady, akan lebih mudah jika kau memberikan anak itu padaku sekarang. Sebelum Lord Hades menghukum mereka untuk seratus tahun lamanya." Desis Tohon ke sela-sela jeruji.

Persefon yang melihat Present yang hendak menangis, menggeram kesal. Bagaimanapun, mereka tetaplah anak-anak! Batinnya berteriak "Biarkan aku bicara dengan tuanmu!" Persefon mensejajarkan tubuhnya dengan Present dan memeluknya.

Tohon melemparkan tatapan mengejek.

"My Lady, aku yakin anda tidak mau berhadapan dengan keseriusan Lord Hades." Bisiknya mengancam.

"Apa aku terlihat takut?!" Persefon menatap Tohon jijik. Mata Tohon membesar, mahkluk menyeramkan itu membuat Persefon mundur hingga menumbur dinding gua.

"Berhenti Tohon!" Suara berat itu kembali muncul.

"Lord Hades?" Bisik Tohon ketakutan.

Tanpa Persefon sadari sebuah senyuman muncul di wajahnya, Hades telah datang. Ia telah datang untuk menolongnya.

Sincerely, HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang