'The Plan'
"I shall grant your wish, my Persephone." Hades meraih tangannya dan mengecup kulit halus dari punggung tangannya.
Persefon menelan ludahnya gugup. Perempuan itu kemudian menerima uluran tangan penguasa dunia kematian dan mengikuti pria itu melintasi sungai Styx dengan Kharon sebagai pendayung kapal.
Pria tinggi yang terdiri dari tulang-tulang tajam menyatu itu melihatnya dengan tatapan yang sama, tatapan yang tak bisa ia artikan.
Suara-suara mengerikan dan jiwa-jiwa di bawah kapal tak lagi menakutkan karena rasa cemas dan semangatnya untuk keluar dari dunia kegelapan. Perempuan itu melihat surai panjang Hades yang terlihat berkilauan ketika menyentuh cahaya permukaan.
Pria itu menoleh, memberikan pandangan kepada Kharon untuk segera membuka pintu menuju gua. Pintu itu terlihat tinggi dan amat sangat lebar membentang dari ujung ke ujung, dan ketika cahaya memasuki penglihatannya, bunga-bunga kecil tumbuh di atas telapak tangannya dan merambat ke leher Persefon.
Ia bahagia. Tanpa ia sadari ia mengeluarkan bunga yang begitu mencerminkan kebahagiaannya untuk segera keluar dari dunia bawah tanah. Terbebas dari Hades, dan makhluk lainnya yang berbanding balik dengan kehidupannya.
Tak menyadari tatapan kagum Hades, ia terus tersenyum hingga mereka turun dari kapal. Hades yang turun duluan mengulurkan tangannya yang lebih besar darinya untuk disambut. Ia segera meraih tangannya, Hades memberikan penutup matanya, lalu dengan dituntun Hades, mereka bersama-sama menelusuri gua untuk ke luar dari dunia bawah.
Aroma perkotaan sehabis hujan menyambut sore hari Persefon keluar, "tolong lepaskan penutupnya." Bisik Persefon, Hades menghembuskan nafas berat dan akhirnya membuka penutup mata Persefon.
Titik-titik hujan masih ada menerpa wajahnya, rona kehidupan kembali jatuh menerpa dewi musim semi, Persefon. Ia mengulurkan tangannya ke atas dan membiarkan kulit pucat meronanya menyentuh air.
"Hujan." Ia memejamkan matanya berusaha semaksimal mungkin untuk menikmati waktunya sebelum memikirkan langkah selanjutnya. Seketika matanya terbuka lebar, senyum di wajahnya padam.
Kemana ia akan lari?!
Ia tidak menyadari Raja dunia bawah tanah memandangnya begitu kagum dan begitu penuh.. cinta? Hades segera memalingkan wajahnya yang memerah, ia menekan rahangnya mengingat hal memalukan ini akan menjadi kelemahannya untuk beberapa tahun mungkin jutaan tahun kemudian.
"Persefo—"
"Aku akan segera pergi, My Lord." Persefon menundukkan kepalanya hormat dan segera berlari, meninggalkan Hades dengan helaan nafasnya yang begitu berat. Sedikit demi sedikit ia mengenggam tangannya, tangan perempuan mungil itu pernah memuja kulitnya untuk sesaat.
"Cerberus!" Panggilnya tegas.
Tiga anjing itu datang berdiri di belakang tubuh tuannya. Setelah bunyi nafas makhluk mengagumkan itu terdengar, Hades sedikit menoleh. "Now which one of you has been doing it?" Geramnya pelan.
"The time." Bisik Hades sambil mengelus wajah salah satu anjing kesayangannya. "Well, aku tidak peduli.. tapi hanya untuk kali ini saja. Mengerti?" Mereka bertiga mengangguk sebagai jawaban atas peringatan tuan mereka.
"Sekarang, aku memberikan kalian pilihan untuk memperbaiki kesalahan kalian. Tolong jaga ia untukku.. setidaknya sampai hari itu tiba." Bisiknya diiringi senyum puas.
Ketiga anjing dalam satu badan itu merubah wujud mereka sebagai pejalan yang umum ditemukan di kerumunan. Mereka membuntuti Persefon dengan keringat yang membasahi kepala mereka.
"Kita harus melaksanakannya dengan benar kali ini, Future." Bisik Past dalam wujud perempuan tuanya.
"Tapi bagaimana dengan Lady Persefon? Aku takut ia akan menyadari kehadiran kita, jangan lupa kalau ia adalah seorang dewi juga." Cemas melingkupi Present dengan wujud mahasiswa dalam hoodie keabu-abuannya.
"Kita tidak akan terlalu dekat. Kalian berdua tenanglah!" Future memijit kepalanya. "Kenapa harus aku yang mendapatkan role balita seperti ini!" Ia menggerutu di dalam keranjang yang dibawa oleh Past.
Future dan Present tertawa, mereka bertiga kemudian kembali memperhatikan gerak-gerik Persefon. "Tugas kita hanya menjaga Lady saja, bukan?" Tanya Past dengan senyum cerdasnya.
"Lord Hades tidak pernah berkata untuk menyembunyikan diri kita darinya!!" Sadar Future.
"LADY PERSEFON!" Teriak mereka bertiga menyusul langkah lebar Persefon.
***
Halo, aku kembali 😋. Ga kerasa banget udah sangat lama tidak update Sincerely, Hades. Sibuk gambar dan tidur sampai lupa kalau ada work kesayangan yang harus dilanjutin. Anyways, semoga kalian suka. Kalian mau aku ngapain untuk nebus kelupaan aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, Hades
FantasyPria itu berdiri di tempat yang sama seperti terakhir kali ia melihatnya, tubuhnya yang tinggi dan setelan jas yang terlihat berbaur dengan gelapnya malam membuatnya sedikit takut. Ketika ia mencoba mendekati seseorang itu, sepasang iris biru pucat...