Part 13

4.9K 359 47
                                    

[ maaf typo bertebaran ]

Setelah dari ruang ICU, taehyung langsung dipindahkan ke kamar rawat inap yang artinya ia sudah jauh membaik dari kondisi sebelumnya.
Tubuh ringkih itu hanya bisa terbaring lemah diatas brankar didalam ruangan bercat putih, bau obat - obatan yang sangat menusuk hidung, masker oksigen masih setia bertengger diatas hidung bangirnya untuk menjaga pernafasannya tetap stabil.

Terlihat seorang namja berjas putih dengan status sebagai dokter pribadi taehyung saat ini.
"Apa yang kau lakukan tae..apa kau senang membuat hobie hyung mu ini khawatir tae? Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri saeng, berjuanglah untuk kesehatanmu dan tetaplah hidup." tak ada jawaban, hening.., karena objek yang diajak bicara saat ini hanya diam seribu bahasa.

Ceklek

"Tae.."

Hoseok pov
Ada seseorang yang datang. Ketika kulihat kearah pintu, seseorang yang aku tau sebagai salah satu dari saudara taehyung muncul, membuat emosi yang aku tahan selama ini membuncah hinga keubun-ubun, membuat aku menyeret pemuda itu keluar ruangan agar tidur taehyung tidak terganggu dengan kegaduhan yang akan terjadi.

Hoseok pov end

Buaghh!!

Bughh!!

Brak..

"Apa yang sudah kau lakukan pada adikku brengsek!!"

"Apa-apaan ini, siapa kau bisa memanggil taehyung sebagai adik mu, dia itu adikku!" namjoon yang merasa tidak terima mendapat pukulan secara tiba-tiba pun menjawab perkataan dokter yang ada dihadapannya saat ini.

"Adik mu huh?!! Kau bilang dia adikmu?! Hyung macam apa yang bisa menyiksa adiknya tanpa belaskasihan sedikitpun!! Dan mendapat perlakuan tidak pantas gara-gara hal yang tidak ia lakukan!! Hyung macam apa yang tidak tau apapun tentang adiknya!! HYUNG MACAM APA KAU HAH?!!"
Sambil menunjuk nunjuk kamar rawat taehyung. Kini nafasnya tersenggal-senggal gara-gara meluapkan semua emosinya, persetan dengan orang-orang yang melihat ini semua, yang penting ia sudah mengatakan pada namja di depannya ini semua pikiran yang mengganggunya selama ini.

Kata-kata itu seakan menancapkan ribuan anak panah tak terlihat di dada namjoon, apa..apa yang tidak ia ketahuinya tentang taehyung? Apa taehyung sakit keras?
"Apa yang terjadi dengan  taehyung hyung? Apa yang tidak aku ketahui?" namun yang ditanya hanya diam, dan memilih masuk kekamar taehyung untuk mengecek keadaan seseorang yang sudah ia anggap adik kandungnya itu.

Namjoon pantang menyerah, ia mengikuti hoseok yang juga berjalan kekamar rawat taehyung.
"Hyung apa yang terjadi pada taetae?"

"Hyung apa yang tidak aku ketahui tentang taehyung?!"

"Hyung jeball!!"

"Hyu-"

"Leukimia dan..."
Hoseok menghela nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya lagi. " jantung nya bermasalah, sewaktu waktu jantungnya menolak bekerjasama dengan tubuhnya."

Lagi-lagi kenyataan pahit menghantam jantung namjoon. Penyesalan kembali ingin membunuhnya. Banyak hal yang berkecamuk dalam pikiran namjoon, namja ditingkat akhir fakultas seni ini memberanikan diri untuk menanyakannya.

"Sudah seberapa parah?"

"Leukimia stadium lanjut dan masalah jantungnya baru diketahui beberapa hari terakhir, kenapa? apa kau senang sekarang?!" dengan suara rendah namun terkesan mengejek dan meremehkan.

"Hyung!! Apa yang kau katakan ak-"

"Hyung.."

Panggilan lemah itu menginterupsi percakapan keduanya.

"Tae.."
Serempak kedua namja itu ingin mendekat ke arah brankar taehyung.

"BERHENTI!! JANGAN MENDEKATIKU!"

"Tae.. jebal jaga emosimu, nafasmu bisa sesak nanti" mohon hoseok pada taehyung.

Taehyung tak memperdulikan perkataan hoseok, dia memilih menatap tajam namja yang ada di sebelah hoseok yang menundukkan kepalanya dalam dalam.

"Ada perlu apa anda kesini? Ah..miann, terimakasih anda telah membawa ku kerumahsakit" namjoon sangat terkejut dengan nada bicara taehyung yang terbilang sangat formal, padahal ia tau kalau ia sedang berbicara dengan hyung kandung nya sendiri. Namjoon memberanikan diri menatap mata adiknya. Saat mata mereka bertemu dapat namjoon lihat disana ada kekecewaan, amarah, dan kebencian, mata tajam yang dulu menatap dengan hangat, mata tajam yang dulu berbinar ketika berbicara dengannya, sekarang mata itu sangat tajam, bahkan mata itu semakin tajam dan dingin saat ini.

"T-tae.. a-aku-"

"Ah sepertinya hobie hyung sudah mengatakan semuanya pada anda, benar begitu namjoon-shii?"

Namjoon hanya diam, dan kembali menundukkan kepala, menatap sepasang kaki nya yang entah mengapa bergetar saat ini. Ia tak berani memandang mata kelam nan tajam itu.
"Kenapa diam? Kau tidak mengeluarkan cacian untuk ku?
Maaf, maaf jika aku menyusahkan mu, padahal kau baru tiba dari bandara, maaf jika aku menyusahkanmu, hiks..mian, hiks hiks mianhe jeongmal mianhe hiks.."

"Tae..tidak jangan se-" namjoon mencoba mendekati taehyung.

"JANGAN MENDEKAT!! AKU TIDAK BUTUH BELASKASIHANMU SAAT INI!! TETAP BENCI AKU..HIKS..HIKS BENCI AKU!! hi-hilangkan semua ra-rasa kasih sayang mu itu hah.." taehyung mulai merasakan sesak didadanya, ditandai dengan nafas yang tersenggal-senggal dan ia yang meremas selimut dan dadanya berharap mengurangi rasa sakitnya

"Dengan kau yang tetap membenci ku, itu akan membuatku pergi dengan tenang suatu hari nanti.." ucapnya dengan lirih.

"Tae-aa apa yang kau katakan, kau tidak akan kemana-mana"

"Memangnya kau siapa?KAU SIAPA HAH! DARIMANA KAU TAU AKU TIDAK AKAN PERGI?! aku rasa kau lupa namjoon-shi kau bukan tuhan"

"Tapi setidaknya kita harus berusaha tae, berusahalah, aku tidak ingin kehilangan mu lagi, maaf kan aku yang sangat bodoh ini" jujur namjoon sangat menyesal, ia menyesal akan kebodohannya sendiri, kakinya begitu lemas hingga tidak bisa menopang berat tubuhnya dan membuat ia jatuh terduduk dilantai yang dingin.

"Hiks tae-a..tak apa jika kau tak memaafkanku, tak apa jika kau membeciku, tapi tolong jaga kesehatanmu, jangan buat aku makin menyesal tae, jebal.."

Taehyung sama sekali tidak mendengarkan namjoon. Dia hanya diam menundukkan kepalanya, menatap selang infus yang menancap tangannya.

"Hobie hyung, aku mau pulang. Arghhh"

"Taehyung apa yang kau lakukan, jangan cabut selang infusmu seprti itu, aisssshh kau membuat aku menjadi dokter terjahat didunia taeeee"

Itulah hoseok, dia adalah namja yang sempurna bagi taehyung. Bagaimana tidak bahkan saat seperti ini dia bisa mencairkan suasana yang sempat tegang tadi.
Ia membersih tangan taehyung dengan lihai  yang terkena darah karena jarum infus yang dicabut paksa. Ia membantu taehyung turun dari brankar, ia tau percuma saja jika ia melarang nya karena taehyung itu notabebene nya sangat keras kepala.

"Aku yang akan mengantarmu, ayo pulang bersama, dan aku tidak menerima Penolakan!"
Dan jangan lupa juga kalau semua anak keluarga kim itu sangat keras kepala. Dan taehyung hanya menganggukkan kepala melihat raut wajah namjoon yang sangat tegas saat ini, raut wajah tegas dari hyung ke dongsaengnya.

Taehyung pov
'Maaf hyung, karena aku berbohong padamu. Sebenarnya aku sangat senang kau sudah sayang padaku dan menyadari semua kesalahpahaman ini..'

'Tapi hyung, aku tidak sepenuhnya berbohong kan? Aku juga tidak mau melihat mu, hyungdeoul, dan kookie bersedih ketika aku pergi nanti'

'Mian..'



'Jeongmall mianhe'

Tbc~

Nah readers akohh, mksh buat yang udah nungguin ceritanya akoh 😊😊, tapi untuk beberapa waktu ini ceritanya bakal hiatus sementara yaaaaaa, maaf ya kalau ngecewain tapi tenanggggg bakal lanjut sampai end kok ceritanya jadi ditunggu ya 🙇🙇🙏, mumpung karena hari raya. Olehkarena itu cerita ini bakalan kanjut kokkkk jangan kabur yaaa😉😉. Cuman sementara kok ngak up nya ,ok😉

WHY METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang