Dix-huit

3.9K 304 15
                                    

09052024

🐝🐝🐝

"Nanti malam Jihan berangkat ke Belanda Ga. Kamu nggak dikabarin emang?" tanya Irma sesaat setelah Erga tiba di rumah. Mereka berdua kini tengah ngobrol di ruang keluarga, minus Bhima dan Egin.

"Nggak. Jihan gak pernah hubungin Erga lagi Mah. Jadi ini alasan mamah nyuruh Erga pulang?"

"Nggak juga sih. Mamah kangen aja sama kamu." jawab Irma.

Erga tergelak. Ia merebahkan kepalanya ke pangkuan Irma, kemudian menyamankan posisinya dengan meluruskan tubuh meskipun panjang sofa itu tak bisa mengakomodasi tubuhnya. Sehingga kakinya terjuntai ke lantai. Rasanya kata-kata Nefa semalam ada benarnya. Dia sudah terlalu tua untuk bermanja dengan sang mamah, tapi bodo amat!

"Jam berapa nanti mah?" tanya Erga sambil menikmati belaian tangan Irma di puncak kepalanya.

"Abis maghrib kita ke bandara, pesawatnya sih jam 10 malam. Biar gak telat kita, nanti bisa dinner bersama juga."

"Oh, oke. Papah sama Egin ke mana? Masih pada tidur? Mobil ada semua di rumah."

"Iya, masih pada tidur semua. Makanya mamah suruh kamu pulang, kesepian mamah."

"Nanti kalau Erga sudah nikah gimana? Disuruh pulang juga kalau mamah kesepian?" pancing Erga.

"Nggak lah. Mamah suruh istri kamu aja nginep sini, kamu mah terserah. Ikut syukur, gak ikut ya mamah tambah seneng."

"Astaga Mah. Kok tega gitu?"

"Biarin, suka-suka mamah."

"Untung emak gue, kalau nggak sudah gue kantongin buang ke laut." Erga bergumam.

"APA KAMU BILANG?"

Erga langsung terduduk. Teriakan sang mama yang tepat di telinganya membuat telinga Erga berdenging. "Astaga Mah. Teriakan Mamah ngalah-ngalahin toa masjid."

"Ngatain Mamah lagi kamu? Belum pernah ngerasain ditelen terus dimasukin lagi ke rahim? Kamu baru pulang kok langsung ngatain mamah?" rajuk Irma.

Erga tergelak. Langsung direngkuhnya tubuh Irma dan dipeluk erat. "Bercanda mamah. Jangan emosian gitu ah, ntar gak keburu liat cucu loh."

"Do'ain mamah cepet mati? Kamu itu yah... "

Bukk... Bukk... Bukk...

"Aduh! Aduh! Auw...ww sakit mah. Kak Seto tolong, ada anak disiksa sama orangtuanya!" teriak Erga tapi ia tetap membiarkan sang mama memukulinya.

"Kak Seto, Kak Seto apaan? Kamu pikir kamu anak umur belasan tahun? Kamu udah bangkotan! Bisa bikin perempuan hamil!" omel Irma sambil terus melayangkan pukulan di tubuh Erga.

Astaga mulutnya mama gue...

🐝🐝🐝

Ucapan pertama Kanjeng Ratu adalah titah. Kala ucapan itu diulang untuk kedua kalinya, maka titah itu sudah berubah menjadi peringatan. Dan pengulangan yang ketiga adalah sebuah musibah.

Asli, telinga gue kalau bisa protes udah protes dari tadi. Omelan Kanjeng Ratu benar-benar dahsyat.

"Kan mama tadi sudah kasih tahu kalau kita berangkat ke bandara itu abis maghrib."

"Ini juga abis maghrib mamah..." jawab Erga sambil meraih kontak mobil dan memainkan di jari telunjuknya. Jam tujuh kan abis maghrib, trus salah gue di mana?

The Romantic Crush   (TAMAT) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang