10052024
Selamat membaca 😉😉
🐝🐝🐝
Nefa tidak langsung diantar pulang oleh Erga, melainkan diajak mampir ke rumahnya terlebih dahulu. Meski Nefa sudah menolak, tapi Erga kekeuh membawa gadis yang sedang mecucu itu menemui Mamanya.
"Turun yuk." Ajak Erga sambil berbalik untuk mengambil bungkusan blueberry cheese cake di bangku tengah.
Nefa yang masih dalam mode diam karena terbakar cemburu segera melepas seatbelt kemudian melompat keluar mobil. Dirasa tak perlu menunggu Erga, Nefa berjalan menuju ke rumah Erga. Menunggu pintu dibuka, tangan Nefa refleks mengelus perutnya yang tiba-tiba berbunyi. Ternyata cemburu itu selain menguras hati juga bikin lapar.
"Assalamu'alaikum tante." salam Nefa setelah Irma -Mamanya Erga- membuka pintu rumah.
"Eh, ada mantu. Wa'alaikumsalam, masuk...masuk yuk. Sama siapa?" Tanya Irma sambil melongok keluar rumah dan netranya melihat sang putra tengah berjalan ke arahnya. "Oh, sama si belegug itu? Ketemu di mana? Dia jemput kamu?"
Nefa terpaksa mengulas senyum "Ndak. Tadi Nefa mampir ke kantor Mas Erga, tante."
"Ya bener itu! Sekali-kali mesti disidak, siapa tau dia nyelundupin cewek alih-alih dia jadiin asprinya." Ujar Irma. "Jangan diambil hati, Mamah bercanda. Ayo ikut Mamah. Eh, kamu kan sudah Mamah suruh buat manggil 'Mamah' aja seperti Erga, jangan manggil tante lagi."
"Iya Ma-"
Irma menggandeng Nefa langsung menuju ke teras belakang rumah. Ada meja bulat dengan empat kursi kayu yang Nefa tafsir adalah sebagai tempat yang biasa keluarga ini gunakan untuk bercengkerama.
"Nefa kenapa? Sakit? Kok diem aja?" Selidik Irma.
"Dia cemburu sama Kirana, Mah."
Nefa melirik tajam ke arah Erga yang berdiri di ambang pintu sambil menenteng buah tangannya.
Eh! Nyaut aja nih lakik.
"Siapa? Kirana? Kamu ngajak Nefa ke tokonya?" Tanya Irma sambil menunjuk ke arah kantong plastik yang ditenteng Erga.
Erga berjalan mendekati mereka berdua dan menyimpan bawaannya itu ke atas meja. "Blueberry cheese cake favorit mamah."
Erga menarik kursi agar lebih dekat dengan posisi duduk Nefa. Lalu dia mendaratkan pantatnya di sana. "Iya, tadi mampir dan kebetulan Ki ada di sana."
Ho-ho... Jadi panggilan sayangnya itu Ki, Ki siapa? Ki Joko Bodo? Atau Ki- rakira-balikan-lagi-mau-nggak?
"Halah Nef. Cinta monyetnya Erga itu, jaman masih seragam putih abu-abu. Nggak usah cemburu. Sekarang dia cintanya sama kamu aja. Iya kan Ga? Jawab nggak nanti Mama coret dari kartu keluarga!" Irma mencoba untuk meredakan cemburu Nefa.
Lha? Ngancemnya main coret dari KK.
"Beneran kamu cemburu? Seinget mas, ini bukan pertama kamu ketemu dia. Inget pas malam-malam kita nongkrong di warung Joni? Kita ketemu dia sama anaknya kan?"
Nefa auto menoleh ke Erga. Terkejut tentunya. Emang dia pernah ketemu sama si Kirana-Kirana itu? Kok sama sekali gak inget.
"Alah, udah. Cemburu gapapa, itu tanda cinta. Tapi seperlunya saja, jangan sampai cemburu buta. Oke Nef." Irma menengahi sambil beranjak dari duduknya dan mengambil kue favoritnya. "Mamah ke dalam dulu, ini kuenya mamah masukin lemari es ya. Nunggu papah makannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Romantic Crush (TAMAT) ✅
RomanceErga Rafardhan Adhitama, atau biasa dipanggil Erga oleh sahabat-sahabatnya. Cowok paling rame, paling care, paling bisa memecah suasana dan pemilik mulut kayak 'akun lambe'. Si paling santai dalam menjalani hidup. Namun siapa sangka kalau pilihannya...