31012024
Erga nongol lagee...eee. Ramaikan yoookkk 😍😍😍
🐝🐝🐝
"Eh Ga... Erga!" Irma memanggil-manggil Erga yang tampaknya tengah sibuk dengan berkas di depannya. Meski sudah di rumah, bukan berarti Erga akan santai duduk diam sambil nonton TV. Dia memang sedang di ruang TV, menyalakan TV tapi fokusnya tetap ke pekerjaan.
"Apa Mah?" jawab Erga sambil menoleh ke arah Irma.
"Gimana hubungan kamu sama Jihan? Masih jalan terus kan?"
Erga menghela napas, sang Mama ini sebenarnya maunya apa sih. "Masih, tapi ya masih butuh waktu penjajakan Mah. Lagian mamah ini kenapa sih? Kebelet punya cucu? Nanti Erga adopsi anak deh di panti."
PLAK!
Erga meringis sambil mengusap bahunya yang terasa panas. Tabok balik, dosa ya?
"Mamah ga mau! Harus darah daging kamu sendiri."
"Ya kalau gitu Mamah gak perlu jodoh-jodohin Erga begini Mah. Kayak Erga gak laku aja. Anak mamah ini ganteng, banyak yang mau. Ngapain sih mamah pake acara jodoh-jodohin segala. Apalagi setelah Erga tahu kalau dia itu karyawan Erga. Malu Mah!" omel Erga sambil kembali menatap lembaran kertas di tangannya itu. Mencoret-coret beberapa kata yang kurang pas lalu menggantinya dengan lembar selanjutnya.
"Bukan begitu Ga. Mamah cuma gak mau kamu itu jadi bahan omongan tetangga sekitar."
Erga kembali menghela napas, kini dia meletakkan pekerjaannya itu ke atas meja lalu beringsut duduk menyamping agar bisa menatap sang mama dengan jelas.
"Mah. Gak usah peduliin omongan orang. Ini hidup-hidup Erga, Erga yang ngejalanin. Erga gak malu sama status Erga yang duda dalam waktu sebulan. Kita hanya punya dua tangan Mah, gak bakal cujup buat bungkam itu nulut jukid tetangga...jadi mending buat nutup telinga kita. Atau, mama malu punya anak berstatus duda?"
Irma tersentak kaget mendengar pertanyaan Erga. Buru-buru ia menyangkal apa yang baru saja Erga katakan. "Nggak! Nggak Ga! Mama gak malu. Mama cuma kasihan sama anak Mama. Mama ingin kamu bahagia Ga. Maaf kalau ternyata langkah Mama ini salah."
Erga merebahkan kepalanya ke atas pangkuan Irma. Selalu begitu, kalau Erga merasa lelah dengan keadaan. Pangkuan Irma lah pelariannya. "Makasih ya Mah. Makasih karena selalu pikirin Erga. Cuma sekarang Erga bukan bocah kecil yang dulu selalu bergelayut manja-manjaan ke mama. Erga sudah dewasa Mah. Percayalah Erga nanti akan meraih kebahagiaan Erga sendiri. Kali ini Erga gak akan salah pilih Mah."
Irma membelai rambut anaknya itu dengan lembut. Sedewasa apapun Erga, bagi Irma -Erga tetaplah anaknya yang selalu kelewat manja. Bahkan Egin sang adik saja sejak kecil tidak pernah bermanja-manja berlebihan padanya.
"Mama percaya Nak. Kamu memang selalu bisa membuat mamah bangga. Kamu kebanggaan Mama."
Irma merasakan anggukan kepala Erga. Kembali hatinya tercubit karena pengkhianatan Dian ke anaknya itu terlintas. Kalau dia saja masih sakit hati, bukan tidak mungkin Erga pun merasakan hal yang sama khan?
"Ga-"
"Iya Mah?"
"Kamu masih mau jalanin pertunangan sama Jihan?"
Erga mengangguk.
"Kalau kamu keberatan, gapapa. Nanti Mama yang bilang ke teman Mama. Toh kemarin kalian berdua belum mengiyakan permintaan kamu kan?"
"Gapapa Ma, Erga dan Jihan akan coba. Tapi jangan berharap lebih ya Ma. Kita butuh proses, dan gak tahu bagaimana ujungnya nanti." jawab Erga meskipun ia sudah tahu perjodohan ini tidak akan berhasil karena sudah dibatalkan secara diam-diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/158308476-288-k698972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romantic Crush (TAMAT) ✅
RomanceErga Rafardhan Adhitama, atau biasa dipanggil Erga oleh sahabat-sahabatnya. Cowok paling rame, paling care, paling bisa memecah suasana dan pemilik mulut kayak 'akun lambe'. Si paling santai dalam menjalani hidup. Namun siapa sangka kalau pilihannya...