09052024
🐝🐝🐝
Erga keluar dari kamar dengan mulut yang menguap lebar. Capek yang luar biasa ia rasakan saat ia bangun pagi ini. Semalam, akhirnya sang mama mau diajak pulang sekitar jam dua belas malam. Setelah Erga berkali-kali mengingatkan kalau besok, baik dia maupun Nefa harus berangkat pagi. Irma pun masih memberi satu maklumat ke Nefa sebelum beliau benar-benar ikhlas untuk pulang, yaitu next weekend Nefa wajib menemani Irma yang katanya mau olahraga. Percayakah kalian dengan kata olahraga yang diucapkan mama? Kalau IYA, selamat kalian terjebak! Olahraga versi mama adalah dandan cantik kemudian bawa salah satu koleksi tasnya dan mondar-mandir keluar-masuk dari satu gerai ke gerai yang lain di mall. Hahaha, iya! NgeMall.
Erga meraih kunci mobil, melirik ke arah jam di tangannya sekilas dan melihat jarum jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Artinya Erga mesti buru-buru berangkat. Nefa ada kuliah pagi hari ini.
"Berangkat Ga?"
Suara bariton Bhima menghentikan langkah terburu Erga. Ia berbalik mencari sumber suara itu. "Iya Pah, mesti nganterin Nefa dulu ke kampus. Baru Erga ke kantor."
Mendengar nama Nefa disebut, Irma langsung ngibrit mendekati Bhima sambil memeluk lengan suami tercintanya itu. "Calon mantu Pah, anaknya Aiden."
Dahi Bhima tampak berkerut dalam, menoleh ke arah ostrinya kemudian ke arah Erga yang tampak sekali ia terburu-buru. "Aiden? Aiden bapaknya Arya?"
"Iya, Aiden siapa lagi?"
"Mah, Pah... Erga berangkat dulu. Beneran bisa telat ini nanti."Erga mengabaikan apa yang tengah dibicarakan oleh kedua orang tuanya. Kali ini, waktu begitu sangat berharga baginya. Ditambah getaran handphone di saku celananya yang ia sudah tahu pasti siapa yang akan meneleponnya sepagi ini.
"Iya Nef? Sebentar ya, mas baru mau berangkat."
"Kalau Mas Erga gak keburu, biar Nefa bawa mobil sendiri aja Mas. Gapapa kok."
"Kamu masuk jam setengah sembilan kan?" tanya Erga sambil kembali melihat jam di tangannya. "Ini baru jam enam kurang, keburu kok. Gak usah bawa mobil sendiri ya? Mas saja yang antar."
Terdengar helaan napas panjang Nefa di line seberang "Oke. Hati-hati Mas."
"Iya."
Erga mengantongi kembali gawainya. Lalu mengulang lagi apa yang barusan ia lakukan, berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Erga berangkat dulu."
"Hati-hati Ga."
"Kamu tetap ngantor kan?" tanya Bhima.
Erga mengangguk. "Iya Pah, setelah antar Nefa. Assalamualaikum."
🐝🐝🐝
"Kamu berangkat sama Erga, Nef?" tanya Dinda sambil mengambil setangkup roti tawar lalu mengolesinya dengan selai sarikaya. Mengambil setangkup lagi dan mengolesinya dengan selai stroberi untuk sarapan Kaivan.
"Iya mbak Din, Mas Erga baru berangkat." jawab Nefa. Dia mengambil secentong nasi goreng dan sepotong telor dadar. Kemudian mulai menyuapkan sesendok demi sesendok ke mulutnya.
"Selamat pagi Bunda." sapa Kaivan yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya, diikuti oleh seorang suster pengasuh di belakangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/158308476-288-k698972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romantic Crush (TAMAT) ✅
عاطفيةErga Rafardhan Adhitama, atau biasa dipanggil Erga oleh sahabat-sahabatnya. Cowok paling rame, paling care, paling bisa memecah suasana dan pemilik mulut kayak 'akun lambe'. Si paling santai dalam menjalani hidup. Namun siapa sangka kalau pilihannya...