Ternyata itu adalah keluarga abel atau bisa dibilang keluarga adel.
"Kenapa ada mereka bun??" Tanya alvaro dengan bingung.
"Kita duduk aja dulu ya" jawab bundanya.
Alvaro beserta kedua orang tuanya menghampiri keluarga abel.
"Hai jeng" sapa bunda nya kenapa mama abel.
"Hai juga jeng... ayo duduk dulu" ujar mama abel dengan mempersilahkan keluarga alvaro duduk.
"Oh iya ini om reno dan tante siska mereka berdua dari keluarga alexander" ujar bunda nya.
"Iyaa" jawab alvaro.
"Sebelum itu, kalian kenalan dulu ya" ucap ayah abel.
"Ini anak om yaa yang pertama nama nya aksa dan ini kedua om yang nama nya abel" ucap ayah abel.
Alvaro sama sekali tak tertarik akan pembicaraan sekarang. Alvaro merasa ini bukan pertemuan antara klien.
"Oh... nama saya alvaro om,tante" ucap alvaro dengan tersenyum tak ikhlas.
"Oke, karena sudah kenal satu sama lain jadi kita akan mulai ya" ujar bunda alvaro.
Alvaro yang sama sekali tak mengerti apa yang akan terjadi sekarang ini.
"Maksud nya apa sih??" Tanya alvaro yang tak mengerti apa yang terjadi
"Jadi gini kita ingin nak alvaro bertunangan dengan anak om yang bernama abel. Apa nak alvaro bersedia??" Tanya
"Kok mendadak gini sih?!!"
"Tenang alvaro ini semua demi kebaikan mu. Mau ya kamu terima perjodohan ini??" Ucap bunda alvaro dengan wajah yang sangat berharap.
"Tapi bun, alvaro kan sudah punya pacar bagaimana nanti nasib pacar alvaro?? Alvaro masih mencintai nya bun, alvaro tak ingin membuat pacar alvaro sedih"
"Iya bunda tau, tapi bisakah kamu memutuskan hubungan mu dengan pacar mu itu?? Tolong alvaro demi bunda, bunda hanya ingin kamu terima perjodohan ini" mata bunda alvaro sudah berkaca-kaca.
Alvaro yang melihat nya hanya pasrah. Satu sisi alvaro tak ingin membuat pacar nya sedih tapi di satu sisi lain alvaro tak ingin menjadi anak durhaka. "Iya, alvaro terima perjodohan ini"
'Maafin aku adel' batin alvaro dengan sedih.
"Bener ya alvaro??" Tanya bunda nya dengan wajah senang nya.
Alvaro hanya menggagukan kepala nya.
"Baiklah karena nak alvaro sudah menerima nya jadi pertunangan nya akan di adakan 2 minggu lagi" ujar mama abel dengan tersenyum senang.
"APAA?? Kenapa 2 minggu lagi?? Kenapa cepat sekali??" Tanya alvaro dengan wajah terkejut nya sedangkan abel hanya tersenyum senang.
'Yes, akhirnya gue bisa tunangan sama alvaro hahaha' batin abel dengan senang.
"Memang kenapa alvaro??" Tanya papa alvaro.
"Apakah tidak terlalu cepat?? Bukan nya kita masih kelas 11??"
"Tidak!! Tapi kan kamu bentar lagi naik kelas 12" jawab bunda alvaro dengan gigih.
"Huft..." alvaro hanya menghembuskan napas nya kasar.
'Maafin aku adel ini bukanlah kemauan ku tapi ini semua demi bunda ku. Tapi tenang aku akan berusaha membatalkan pertunangan ini' batin alvaro.
Keluarga alvaro maupun keluarga abel merayakan kebahagiaan mereka dengan meminum soda. Tapi, alvaro sama sekali tak merasa bahagia.
Aksa kakak abel hanya diam mendengarkan obrolan dan hanya ikut meminum soda.
"Mau soda gak alvaro??" Tanya abel dengan genit nya.
"Gak" jawab alvaro dengan dingin.
"Yaudah"
Alvaro membuka hp nya dan melihat foto kekasih nya yang sangat ia sayangi. Alvaro tak ingin membuat adel sakit hati karena alvaro tau bahwa adel sangat terpuruk dari senyuman yang dia perlihatkan.
Alvaro tau terkadang adel tersenyum manis tapi bukan berarti dia bahagia. Dia seperti memakai topeng yang menutupi wajah sedih nya.
"Aku menyayangi mu adel" gumam alvaro pelan sambil menatap foto adel.
Vote dan komen ya😊 thank you😉
Selasa, 28 mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Always Alone (Sudah Terbit)
Fiksi Remaja(Beberapa part dihapus untuk keperluan penerbitan) Bolehkah aku merasakan kasih sayang sekali saja? Mengapa kalian membenci ku? Apa salahku? Aku ingin bahagia walau sekali saja. Apakah itu sulit? "Impian ku hanya satu yaitu merasakan bahagia disisa...