The Rose part 5

5.5K 182 1
                                    

Haloo kawan.... maaf ya kalo cerita selanjutnya sudah mulai erotis gimana gitu hehehe aku juga minta maaf kalo banyak kesalahan kata coz aku pemula... Oh ya makasih banget buat vote dan coment kalian... sumpah aku seneng banget dapet vote dan coment kalian... semoga ini menjadi permulaan yang baik buat karyaku kedepan... amiiinn..

@@@@@@@@@@@@@@@@@

Aku terbangun saat merasakan kecupan lembut di bibirku. Aku menatap leo yang menatapku lembut.

Leo :"selamat pagi sayang."

Citra :"pagi."

aku menatapnya dengan malu - malu. Aku merapatkan selimut di tubuhku untuk menutupi tubuhku yang masih naked. Leo hanya terkekeh melihat kelakuanku.

Leo :"aku senang melihatmu telanjang di sebelahku."

Aku memukul dada leo. Entah dengan apa agar otak mesumnya menghilang. Leo menangkup pipiku dan menciumku dengan lembut.

Leo :"pagi ini aku harus pergi. Aku akan menyuruh supir mengantarmu ke kampus."

Citra :"leo aku takut."

Leo :"apa yang kau takutkan?"

Citra :"pembunuhan pelatih..."

Leo :"sudah aku bereskan jadi tenanglah. Tidak akan ada yang mencari laki - laki kotor itu."

Aku mengangguk patuh.

Saat di kampus aku menatap aneh pada teman - temanku di kampus. Aku melihat keramaian di mading. Saat aku lihat ternyata ada sebuah poster fotoku yang di edit menjadi bertubuh wanita yang hanya memakai pakaian dalam. Di poster itu terdapat tulisan yang membuatku ingin menenggelamkan diriku di dasar samudra. 'Siap pakai hanya dengan 500rb di jamin puas sampai pagi.' Aku menatap nanar pada tulisan itu. Semua orang menatapku dengan jijik. Aku diam menatap posterku yang nampak menjijikkan. Aku meraih poster itu dan merobek poster itu. Aku menatap orang - orang ada di sekelilingku. Aku melihat mereka membawa selembaran yang nampak seperti poster yang aku robek. Aku berusaha keras menahan air mataku agar tidak terjatuh. Perlahan aku mulai pergi meninggalkan kampus. Aku mendengar suara tawa yang menghampiriku. Aku melihat tiffany yang menertawakanku.

Tiffany :"inilah akibatnya kalau kau berani menggoda pelatih. Dengar akan ada banyak kejutan dariku jadi bersiaplah."

Citra :"fany apa kau tidak punya hati? Apa aku ini hanya di anggap binatang? Kenapa?"

Tiffany :"kau pembawa sial! Setiap ada kau pasti kita kalah dan lihat orang tuamu juga terkena dampaknya. Mereka mati karna kau yang meminta mereka hadir di ulang tahunmu."

Aku terdiam menatap tiffany yang menamparku dengan sebuah kenyataan. Aku pembawa sial di hidup orang yang aku cintai.

Aku mengurung diri di rumahku. Aku tidak mempedulikan telfon yang berdering berkali - kali. Aku hanya diam dalam gelap. Samar - samar aku mendengar suara pintu yang terbuka. Aku bahkan tidak peduli perampok datang. Aku tetap menanam kepalaku di sela - sela dengkulku. Aku merasa ada sentuhan di tanganku.

Leo :"aku akan membunuh wanita jalang itu."

Aku masih diam tidak bergeming dengan kata - kata leo. Leo memelukku dengan erat. Mencoba menenangkanku dengan kehangatannya.

Leo :"jangan menangis sendirian sayang."

Citra :"tinggalkan aku."

Leo :"citra."

Citra :"aku mohon."

Leo :"aku sudah bilang...."

Citra :"leo dengar aku bukan kekasihmu, bukan istrimu atau temanmu. Aku hanya orang lain, jadi tolong jangan pedulikan aku."

Leo :"citra aku tidak suka kamu mengatakan itu."

Citra :"kenapa? Itu faktanya! Kamu tidak pernah mengatakan kalau kamu mencintaiku. Kamu juga tidak pernah melamarku."

Leo :"aku sudah bilang kamu ini takdirku."

Citra :"takdir apa hah? Tolong pergi dan lupakkan tentang apa yang kita lalui kemarin. Anggap kau tidak pernah bertemu denganku."

Leo :"CITRA!"

aku menutup mataku menahan air mataku. Aku meninggalkan leo sendiri di ruang tengah. Saat aku mau menutup pintu leo mendorong pintu dengan keras dan membuatku terjatuh di lantai. Leo menarik tanganku dengan kasar.

Leo :"aku akan membunuh jalang itu di depanmu. Akan aku robek mulutnya."

Citra :"leo hentikan."

Air mataku pecah. Aku sudah tidak peduli dengan leo yang terus menarik tanganku. Aku duduk di lantai. Tangisanku menghentikkan leo. Dia duduk di depanku dan mendekapku dengan erat.

Leo masih diam memelukku. Aku masih menangis di pelukkannya. Sesekali aku memukul dada leo.

Citra :"aku lelah hidup seperti ini terus. Ini terlalu menyakitkan. Aku ingin bersama orang tuaku.

Leo :"jangan tinggalkan aku."

Aku terdiam saat mendengar suara leo yang terdengar sangat sedih. Aku merasa pundakku basah. Aku melepas pelukkan leo dan menatapnya. Leo menangis dan ini membuatku semakin hancur. Leo menatapku dengan tatapan memohon. Aku menggeleng pertanda aku tidak bisa berada di sampingnya. Leo melingkarkan tangannya di pinggangku.

Leo :"aku mohon."

Citra :"leo.."

Leo :"aku mencintaimu citra."

Aku terdiam menatap leo yang nampak sungguh - sungguh.

Leo :"tidak akan terjadi apapun padaku. Kamu bukan wanita sial."

Aku menyentuh pundak leo dan menariknya mendekat. Aku menciumnya dengan lembut.

Citra :"maaf aku tidak bisa di sisimu lagi."

Leo menegang menatapku yang mulai melepas tangannya di pinggangku.

                               

                               TBC


The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang