Aku menatap makanan yang di bawa sulli. Ini nampak terlalu cantik untuk di makan.
Sulli :"ayo eonni makanlah."
Citra :"eonni kenapa kau selalu memanggilku eonni?"
Sulli :"aah aku suka salah menyebutkan orang. Citra ayo makanlah."
Citra :"ini cantik sekali, kau mau mengajarkanku?"
Sulli :"tahu tidak siapa yang mengajariku membuat ini?"
Aku menggeleng kepala menatap sulli yang tersenyum.
Sulli :"kau yang mengajarkanku."
Citra :"benarkah? Tapi aku tidak ingat"
Sulli :"itu wajar karna kau sedang mengalami amnesia. Dokter mengatakan kau mengalaminya karna koma yang terlalu lama dan kau tidak ingin mengingat kejadian yang menurutmu menyakitkan."
Citra :"apa semengerikan itu hidupku eonni?"
Sulli :"tidak juga, kau ini wanita yang tegar dan kuat jadi tidak mungkin bagimu hidupmu mengerikan."
Aku hanya mengangguk mengerti.
Akhirnya aku di bolehkan pulang. Leo membantuku berjalan dengan memapahku. Sebenarnya aku risih berada di dekatnya. Aku terpaksa karna sulli eonni sedang ada urusan. Leo membimbingku duduk di kursi roda. Kakiku memang masih belum bisa di gunakan untuk berjalan dengan benar. Aku masih harus mengikuti terapi untuk bisa berjalan kembali.
Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Aku hanya menatap jalanan di sampingku tanpa niat mengajak leo bicara. Entah apa yang membuatku merasa takut berdekatan dengannya. Tiba - tiba ban mobil kami pecah dan hampir saja menabrak pembatas jalan. Leo menahan tubuhku dengan tangannya agar tidak terguncang. Aku terkejut saat tangannya menyentuh dadaku. Leo yang menyadari wajahku memucat langsung menangkup wajahku.
Leo :"kau tidak apa - apa?"
Citra :"iy...a...hmm kau tidak perlu menahanku karna aku memakai save belt."
Leo :"banyak kematian karna hantaman save belt. Biasanya itu karna tekanan belt yang menghentak dada ke arah berlawanan. Hal itu bisa menjadi penyebab gagal jantung."
Citra :"woaaahh paman kau tahu sedetail itu?"
Leo menatapku sinis. Aku yang melihat wajahnya berbeda langsung menunduk ketakutan.
Leo :"jangan panggil aku paman. Panggil aku oppa."
Citra :"iya oppa."
Leo :"jangan ke mana - mana, aku mau mengganti ban mobil dulu."
Aku hanya mengangguk.
Leo kembali dengan muka yang penuh dengan noda oli. Aku hanya menahan tawa takut terlihat olehnya.
Leo :"kenapa?"
Citra :"apa?"
Leo :"kau menahan tawa?"
Citra :"di wajahmu ada banyak noda oli."
Leo mengelap wajahnya dengan tangan yang penuh oli. Wajahnya semakin tidak karuan. Aku tertawa terbahak - bahak. Tawaku terhenti saat melihat leo menatapku. Aku yang mulai sadar langsung terdiam.
Citra :"maaf paman"
Leo :"sayang aku sudah bilang..."
Citra :"maa..af oppa."
Leo :"pintar, bisa bantu aku membersihkan ini?"
Aku mengangguk dan menerima tisu yang di berikan leo. Aku membersihkan wajahnya dengan perlahan. Wajahnya hanya berjarak beberapa centi dengan wajahku. Pipiku merona di bawah tatapan tajamnya. Aku berusaha fokus dengan pekerjaanku tapi ini terlalu sulit. Aku menghentikan tanganku dan menjauh dari leo.
Citra :"i...itu sulit hilang."
Leo :"ini bisa."
Citra :"pam..hm oppa bisa jangan menatapku seperti itu?"
Leo :"kenapa?"
Citra :"aku tidak nyaman."
Leo :"baiklah aku akan menutup mataku."
Leo menutup matanya dan aku mulai membersihkan wajahnya.
Saat aku tertidur aku merasa tubuhku seperti melayang. Aku membuka mata dan melihat leo menggendongku.
Citra :"paman.. Hm oppa apa yang kau lakukan?"
Leo :"sesulit itukah memanggilku oppa? Baiklah panggil aku paman."
Citra :"tapi apa yang kau lakukan?"
Leo :"menggendongmu."
Citra :"kau bisa menaruhku di kursi roda."
Leo :"di sini banyak anak tangga. Tenanglah jangan takut pada paman ok."
Aku menatapnya yang kecewa karna aku tidak bisa memanggilnya dengan benar.
Citra :"oppa maukah kau memapahku saja? Aku ingin berjalan."
Leo :"kau tidak nyaman?"
Citra :"bukan... Hanya aku mau belajar berjalan."
Leo :"baiklah."
Leo perlahan menurunkanku. Aku hampir terjatuh kalau leo tidak memegangku. Aku menatap leo yang menatapku dengan lembut. Perlahan dia mendekat dan.....
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rose
Romancesebuah cerita tentang cinta terlarang yang di pertemukan oleh sebuah takdir yang di lahirkan oleh leluhur sang tokoh....