The Rose part 14

4K 133 9
                                    

Aku datang ke rumah leo. Aku berencana menyelidiki sendiri. Tuan jung membatalkan permohonanku tanpa alasan yang jelas. Aku berjalan memasuki rumah leo bersama sunny.

Pelayan kim :"anda sudah pulang nona."

Aku menatap miris pada pelayan kim yang masih menghormatiku.

Citra :"aku kemari hanya ingin memeriksa sesuatu. Aku menghormatimu maka dari itu aku lebih memilih datang dan meminta izinmu di banding menyadap atau membunuh semua pelayan di sini untuk mendapatkan bukti."

Pelayang kim :"saya tahu nona akan melakukan itu. Tuan leo sudah menceritakan semua dan dia memberi anda izin di rumah ini. Bahkan dia mengizinkan anda masuk kekamar rahasia tuan leo. Saya akan antar anda."

Citra :"sunny kau bisa periksa ruang kerja rumah ini. Aku akan ke sana sendiri."

Sunny :"tapi citra."

Citra :"ini perintah."

Sunny memberi hormat dan mengikuti pelayan shim. Aku mengikuti pelayan kim yang berjalan pelan.

Aku menatap sebuah kamar yang berdinding serba hitam. Dinding kamar ini di penuhi foto - fotoku yang entah dia dapat dari mana. Pelayang kim memberikan sebuah kunci untuk membuka lemari berisi berkas - berkas leo. Aku bergegas membuka lemari itu untuk menemukan sebuah bukti. Aku melihat beberapa surat yang berasal dari tuan jung untuk leo. Aku semakin bingung dengan apa yang di lakukan tuan jung dengan berhubungan dengan penjahat seperti leo. Surat - surat ini berisi sebuah kode - kode angka. Aku bingung dengan maksud tuan jung. Aku membawa semua berkas itu untuk di diskusikan dengan tuan jung sendiri. Aku tidak peduli walaupun dia tidak memberiku izin untuk pergi, tapi aku sendiri yang akan pergi menemuinya.

Tuan jung nampak datar menatapku yang berdiri di depannya. Aku tahu dia marah karna perbuatanku yang seenaknya.

Citra :"apa yang anda kirimkan pada leo? Kode untuk apa itu?"

Tuan jung :"selalu tidak sabar dalam mendapatkan informasi. Tidak seharusnya kau di sini."

Citra :"jawab saja lalu aku akan pergi."

Tuan jung :"aku menolak menjawab karna sikapmu."

Citra :"tuan jung anda sadar apa yang anda lakukan juga seenaknya sendiri! Kau pergi dan memutuskan untuk memilih siwon sebagai penggantimu. Kau membatalkan permohonanku untuk mengajukan pindah."

Tuan jung :"hormati keputusan dari Mr. X citra."

Citra :"ayolah tuan jung jawab saja kode apa ini dan aku akan pergi."

Tuan jung :"kau tidak berhak memaksaku."

Citra :"tuan jung..."

Tuan jung :"cukup citra atau aku akan memberimu hukuman."

Aku menatap geram pada tuan jung.

Saat aku kembali minho menatapku dengan dingin. Aku tahu dia marah karna aku pergi tanpa bilang apapun. Aku memberikan berkas yang aku sedang selidiki.

Citra :"aku masih ketuamu jadi aku perintahkan kau mencari tahu maksud kode ini."

Minho :"kenapa kau tidak tanyakan langsung pada leo?"

Citra :"lakukan saja jangan membantah."

Aku meninggalkan minho.

Aku menatap langit mendung. Aku tidak berniat beranjak dari tempatku walaupun air hujan sudah mulai menetes. Aku tidak mempedulikan rasa sakit di bahuku yang terluka. Minho muncul dengan payung untuk memayungiku. Aku perlahan bangun dan berdiri di hadapan minho. Minho memberikanku obat yang sudah aku lupakan. Aku sengaja tidak meminum obat penghilang sakit untuk mengubur diriku dalam rasa sakit.

Minho :"aku tahu kau tidak meminum obat ini."

Citra :"aku bukan kabur minho, aku tetap manusia berhati yang tersiksa melihat orang yang memperlakukanmu dengan baik harus merasakan penghianatanku."

Minho :"ini wajar kalau kau mencintainya."

Citra :"tidak minho."

Minho :"kau sering melakukan ini tapi tidak pernah semenyesal ini. Jangan membohongiku karna aku yang selalu tahu tentangmu."

Minho mulai menggandengku dan membawaku berteduh.

Aku bukan tidak merindukan leo. Aku hanya tidak bisa bertemu dengannya semenjak aku membentaknya. Aku melihatnya seperti biasa duduk di depanku sambil menatapku. Semakin hari tubuhnya semakin kurus. Dia menolak untuk memakan makanannya. Aku sering menyuruh minho yang membawakan makanannya dan beruntung leo mau memakannya. Enyah apa yang membuat leo mau memakan makanan dari minho. Air mata membasahi pipiku saat hatiku terasa sakit menatapnya. Aku menutup bibirku untuk menahan isak tangisku. Aku melihat setetes air mata menetes di mata indah leo. Perlahan aku mendekati kaca pembatas kami. Aku menempelkan keningku berharap kaca ini menghilang. Aku melihat leo juga melakukan hal yang sama. Aku tahu dia pasti bisa melihatku. Entah dengan cara apa.

Aku hanya diam menatap berkas di depanku tanpa minat. Aku tersadar saat ada tangan yang menyentuh pundakku. Aku menatap heran siwon yang duduk di sampingku. Dia menyodorkan segelas coklat hangat untukku.

Siwon :"kau harus istirahat citra. Lukamu belum sembuh bukan?"

Citra :"apa pedulimu?"

Siwon :"citra berhenti bersikap dingin padaku. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Aku hanya menjalankan tugas yang memang seharusnya. Maafkan aku citra."

Citra :"tuan choi sebaiknya anda keluar dari sini."

Siwon :"kenapa? Bahkan saat aku di atasmu kau tidak melihatku?"

Citra :"apa maksudmu?"

Siwon hanya diam dan berjalan keluar dari ruanganku.

Aku menatap minumanku yang sudah hampir habis. Ini vodka ke 3 yang sudah aku minum. Aku lelah menanggung rasa bersalahku. Aku benci menunggu kebenaran. Ini terlalu menyiksaku. Aku merasakan sentuhan di pundakku. Aku melihat siwon berada di sampingku. Dia nampak cemas menatapku. Aku heran dengan sikapnya yang sok perhatian. Aku yang sudah mabuk hanya pasrah saat dia memapahku untuk membantuku berjalan keluar bar. Siwon membawaku ke apartementnya tanpa persetujuanku. Entah mengapa aku hanya diam dia membawaku ke sini. Air mata menetes saat mengingat leo.

Citra :"leo...hiks.. Leo maafkan aku.. Hiks.. Leo.."

Aku memeluk diriku sendiri. Siwon yang melihatku menangis menyentuh tanganku. Anehnya aku melihatnya menangis menatapku. Perlahan dia menghapus air mataku dan meraihku dalam pelukkannya. Aku terhanyut akan kelembutannya. Bahkan aku diam saat dia mendekatkan wajahnya.

                                TBC


The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang