Aku menatap sasaranku yang mulai bergerak. Dengan cepat aku menembak kaki penjahat yang menjadi targetku. Teriakkan kesakitan menggema di lorong gelap ini. Aku mendekati laki - laki itu tapi naas aku terkena tembakkannya di bahuku. Penjahat itu mencoba kabur tapi aku berusaha menembak punggungnya untuk menghentikannya. Penjahat itu mati saat tembakkan ke tigaku.
Citra :"minho bisa bantu aku."
Minho bergegas menghampiriku yang duduk di dekat mayat targetku. Minho menatapku yang terluka. Aku menyuruhnya membawa mayat itu.
Minho :"bisa berjalan?"
Aku mengangguk.
Aku terbangun saat siwon memaksaku untuk bangun. Dia nampak panik menatapku.
Citra :"apa yang kau lakukan di sini?"
Siwon :"aku mengkhawatirkanmu, kau baik - baik saja?"
Aku turun dari tempat tidur dan memakai jas kerja minho. Aku hanya bisa melampirkan di bahuku tanpa memakainya. Tanpa menoleh aku bergegas ke ruang monitoring. Aku melihat leo nampak marah. Dia terus mencoba memukul pintu dengan tubuhnya.
Citra :"apa yang dia lakukan?"
Minho :"dia mengetahui kalau kau tertembak."
Citra :"siapa?"
Minho :"siwon."
Citra :"laki - laki bodoh itu."
Aku bergegas masuk ke kamar leo. Leo menarik tanganku yang tertembak. Aku meringis ke sakitan saat merasakan tarikkan. Leo membuka jas yang menutupi lukaku.
Leo :"katakan siapa yang melakukan ini?"
Citra :"tenanglah atau..."
Leo :"katakan."
Aku melihat warna matanya berubah. Aku tahu dia akan murka melihatku terluka. Aku hanya menghembuskan nafas lemah.
Citra :"sudah aku bunuh jadi aku mohon tenang."
Leo meraihku dan memelukku dengan erat.
Leo :"aku sudah bilang jangan melakukan hal yang bisa membahayakan dirimu."
Citra :"ini tugasku."
Leo :"akan aku pastikan kamu tidak lagi bertugas di lapangan."
Aku melepas pelukkan leo secara paksa. Aku mendorongnya menjauh dariku.
Citra :"dengar jangan kira aku baik padamu lalu kau bisa melakukan apapun padaku. Mulai sekarang jaga sikapmu atau aku akan memecahkan kepalamu. Jangan banyak tingkah kau hanya penjahat yang tidak punya hak khusus. Kau harus tahu diri akan statusmu di sini."
Aku mengambil jas minho dan melangkah meninggalkan leo.
Minho bersikeras mengantarku pulang. Aku hanya bisa pasrah kalau sudah berhadapan dengan si kepala batu ini. Aku beberapa kali mendesah lelah menatap jalanan di depan. Minho yang menyadari kegelisahanku berusaha menghiburku dengan cerita lucunya. Dia memang selalu menghiburku dengan sikap konyolnya. Minho memang orang yang aneh dan cenderung di takuti oleh beberapa staf. Hanya aku yang bisa melihat sifatnya yang kekanak - kanakkan. Dia adalah staf pemburu paling sadis setelahku. Dia bahkan bisa membunuh anak kecil dengan wajah datar. Yang aku suka darinya hanya 1, dia akan menghukum orang yang benar - benar bersalah. Dia bahkan akan menyelidiki sendiri kesalahan orang tersebut.
Minho :"aku lapar."
Citra :"ayo makan di sana, aku yang teraktir."
Minho :"woah jinja? Asik."
Citra :"iya ayo."
Minho nampak senang.
Aku mengajukan proposal untuk di pindah tugaskan ke jepang. Aku merasa sudah tidak sanggup menatap leo dan memenuhi aturan siwon yang arogan. Aku mengirim email ke pusat. Aku sengaja mengirim pesan tanpa memberi tahu siapapun. Aku hanya berharap permohonanku di kabulkan.
Sulli :"eonni kau di panggil tuan choi."
Citra :"iya."
Sulli hanya tersenyum.
Aku menatap dingin pada siwon. Dia melemparkan berkas padaku dengan kasar.
Siwon :"apa yang kau lakukan? Kau tidak menghargaiku sebagai atasanmu sampai kau mengajukan pindah ke pusat tanpa mengajukan padaku?"
Citra :"anda hanya pengganti jadi aku tidak perlu melapor padamu."
Siwon :"kau tidak menghormatiku sebagai atasanmu artinya kau tidak menghargai tuan jung."
Citra :"ya aku tidak menghargai dan menyayangkan keputusan tuan jung memilih anda."
Siwon :"CITRA!"
Citra :"kalau anda sudah selesai saya akan pergi, permisi."
Aku langsung pergi tanpa mempedulikan siwon. Aku membanting pintu dengan keras.
Minho terkejut melihatku yang menendang pintu ruangan monitoring dengan keras. Aku menatap minho yang sedang memangku sulli. Sulli langsung berdiri dan bergegas pergi saat aku menatap tajam mereka.
Citra :"berhenti."
Minho :"citra."
Citra :"kau masih ingat aku ketuamu! Kau melakukan apa di ruangan ini hah! Kalau kalian tidak bisa menahan nafsu kalian pergi ke hotel bukan di sini."
Sulli hanya menunduk menahan air matanya. Aku mengacak rambutku dengan kasar. Minho masih menatapku dingin. Aku tahu dia benci melihat sulli kekasihnya menangis. Aku membanting diriku di sofa.
Citra :"bunuh saja aku minho dari pada kau hanya diam menahan emosimu."
Sulli :"eonni!"
Aku hanya diam menutup mataku. Aku merasa kepalaku sakit. Minho memukul kepalaku dengan berkas yang dia pegang.
Citra :"anak sialan!"
Minho :"aku tidak mungkin membunuh kakakku sendiri, aku anggap itu impas."
Citra :"skotjam 100 kali."
Minho :"nunna"
Citra :"brengsek jangan memanggilku nunna! Kau lebih tua dariku bodoh!"
Minho hanya cemberut saat aku menyuruhnya skotjam. Aku meraih sulli dalam pelukkanku.
Citra :"maaf sulli aku membentakmu. Jangan mau kalau anak sialan ini menyentuhmu di sembarang tempat. Kau harus jual mahal minta hotel berkelas. Aku tahu minho sangat pelit padahal uangnya banyak."
Minho :"yak citra!"
Sulli :"oppa kau memang pelit sekali selalu aku yang meneraktirmu!"
Citra :"betul lebih baik cari laki - laki lain yang lebih baik dan royal."
Minho :"YAK CITRAKU BUNUH KAU!"
Citra :"jangan bangun bodoh!"
Aku menginjak pundak minho dengan keras. Minho terpekik kesakitan.
Sulli :"oppa... Eonni hentikan."
Sulli mulai memukuli kakiku dan memeluk erat minho. Aku memutar mataku malas melihat adegan konyol di depanku. Hanya mereka yang dekat denganku selain tuan jung dan leo. Aku mendesah lemah menatap ruangan leo.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rose
Romancesebuah cerita tentang cinta terlarang yang di pertemukan oleh sebuah takdir yang di lahirkan oleh leluhur sang tokoh....