The Rose part 10

4.3K 131 1
                                    

Hy.... ketemu lagi... kali ini aku akan mulai mengungkap apa yang sebenarnya terjadi...

Leo menatapku aneh. Aku memintanya untuk mengizinkanku pergi selama beberapa hari tanpanya.

Leo :"tidak."

Citra :"aku hanya ingin jiarah makam keluargaku."

Leo :"tapi kenapa kau menolak di antar."

Citra :"leo percaya padaku, aku akan kembali padamu. Aku hanya 3 hari di sana. Aku mohon sudah lama aku tidak menemui mereka."

Leo :"sayang kamu tahu aku tidak bisa jauh darimu."

Citra :"leo kamu ingin sebuah jawaban dari hatikukan? Aku merasa harus bicara serius dengan orang tuaku. Aku perlu privasi."

Leo :"demi tuhan para pengawal..."

Citra :"aku tidak akan apa - apa tanpa pengawal karna aku tidak ada sangkut pautnya dengan siapapun. Selama ini identitasku sudah kamu sembunyikan jadi tenanglah. Hanya 3 hari aku janji."

Leo terdiam menatapku yang mempertahankan keinginanku.

Aku akhirnya berhasil berangkat atas izin leo. Aku berdiri di depan makam kedua orang tuaku. Aku menaruh mawar di makam mereka. Aku hanya bisa menatap makam orang tuaku dengan datar.

Citra :"ini akan berat untuk kami."

Aku menghapus air mataku.

POV AUTOR

Citra memasuki sebuah ruangan. Dia di sambut hangat oleh seseorang yang menunggunya di ruangan itu. Citra menatap orang itu dengan tajam. Tanpa basa - basi citra duduk di depan pemilik ruangan ini. Pemilik ruangan nampak tersenyum lembut pada citra. Dia seperti tidak keberatan dengan apa yang di lakukan citra.

Citra :"besok aku akan mulai."

Pemilik ruangan ini tersenyum puas mendengar jawaban citra.

Seseorang dengan pakaian yang serba hitam keluar dari mobilnya. Dia membawa sebuah tas menuju sebuah gedung. Dengan hati - hati dia berjalan melewati lorong di gedung itu. Wajahnya sulit di kenali karna tertutup oleh masker dan topi hitamnya. Dia berhenti di sebuah jendela dan mulai membuka tasnya. dia mengambil senapan yang dia bawa. Dengan cepat dia merakit senapan itu dan mulai mengarahkan senapan itu ke arah sasaran yang di tuju. Sasarannya kali ini adalah seorang laki - laki paruh baya yang sedang memimpin rapat di gedung yang kebetulan bersebrangan dengan tempat orang yang mengarahkan senapan ke arah laki - laki paruh baya itu.

Saat sedang mengarahkan tembakkan pada senapan, pintu terbuka dan menampilkan beberapa orang yang memakai seragam kepolisian. Mereka mencoba mengalahkan sang pembunuh dengan segala cara. Sang pembunuh yang tidak lain adalah Rose atau leo tidak mudah di lumpuhkan. Dengan cekatan dia melawan semua polisi di hadapannya. Sampai akhirnya dia terpaku melihat seseorang yang dia kenal. Salah satu polisi yang menyadari kelengahan leo langsung memukul kepala leo hingga leo pingsan. Seseorang yang di liat oleh leo itu hanya bisa menatap leo yang terbaring lemah di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

POV CITRA

Aku menatap kosong ke arah jendela kamarku. Aku hanya diam selama beberapa hari di sini. Aku mengunci diriku di rumahku.

Laki - laki :"kau harus makan."

Aku hanya diam menatap langit di depanku yang napak mendung. Setetes air mata membasahi pipiku. Aku menghapus dengan kasar pipiku. Aku tidak pantas menangis. Aku bahkan tidak pantas untuk hidup. Ini terlalu menyiksaku.

                              TBC


The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang