17

2.5K 296 34
                                    

Sangat sulit bagi Seokjin untuk memberi izin kepada Yeri untuk membawa Jungkook ke kebun binatang. Ia masih belum mempercayai Yeri. Ia tak ingin kejadian sebelumnya terulang. Namun, selama Nyonya Jeon memberi izin tidak masalah bagi mereka berdua.

Selain itu, mereka pergi dengan sopir keluarga. Sehingga mereka akan aman.

Yeri menghabiskan banyak waktu untuk mencari tempat ini. Sangat sulit menemukan kebun binatang seperti yang ia janjikan. Salahnya yang asal berjanji. Namun, setidaknya kebun binatang yang ia dapatkan ini hampir mirip dengan yang ia janjikan.

Jungkook mengikuti langkah Yeri. Mereka sudah memasuki kebun binatang. Jungkook dibuat takjub dengan apa yang ia lihat. Seumur hidupnya baru kali ini Jungkook menginjakkan kakinya di kebun binatang. Bahkan sekarang ia yang memimpin jalan. Yeri sempat dibuat kewalahan karena Jungkook yang terus berlari.

"Jungkook-ssi tunggu. Kita istirahat sebentar ya?" ujar Yeri dengan jarak yang tidak begitu dekat.

Jungkook cemberut. Ia masih ingin melihat kebun binatang.

Aduh....-resah Yeri

Yeri bisa merasakan Jungkook sangat kecewa.

"Kita makan ice cream dulu, eotte?"

Wajah Jungkook kembali berseri mendengar kata ice cream. Sekarang ia berlari mendekat ke arah Yeri. Yeri hanya bisa tersenyum melihat Jungkook.

Mereka berdua duduk di kursi panjang yang terletak tak jauh dari kandang monyet. Jungkook menikmati ice cream vanillanya dan Yeri dengan ice cream strawberry. Saat Yeri menikmati ice creamnya, Jungkook terus menatap Yeri. Yeri yang merasa diperhatikan menoleh ke samping.

"Kenapa Jungkook-ssi?"

"Kau tak suka ice creamnya?"

Jungkook menggeleng, "Kookie mau coba yang rasa itu"

"Tunggu disini. Aku akan membelinya"

"Jangan Yeri, kata eomma tidak baik berlebihan membeli sesuatu. Aku akan mencoba ice creammu"

"Kau tak jijik Jungkook-ssi?"

Jungkook menggeleng. Yeri kemudian menyodorkan ice cream di tangannya. Jungkook menggigit ice cream di tangan Yeri dan tersenyum lebar setelahnya. Ia kemudian menyodorkan ice cream di tangannya. Yeri menatap Jungkook.

"Cobalah" ujar Jungkook

Yeri nampak ragu ingin mencoba ice cream di tangan Jungkook. Bukankah ini sama saja dengan mereka berciuman secara tidak langsung. Bodohnya Yeri mempertanyakan hal itu. Wajar saja bukan jika suami istri melakukan hal itu.

Yeri akhirnya menggigit ice cream Jungkook. Ia tersenyum kepada Jungkook dan Jungkook juga kembali tersenyum. Mereka berdua kemudian kembali menikmati ice cream mereka.

Jungkook yang terus melihat monyet di depannya membuat Yeri penasaran  dengan alasannya.

"Apa kau menyukai monyet?"

Jungkook mengangguk, "Monyet itu seperti kookie"

Yeri terus menatap Jungkook, menunggunya untuk mengeluarkan kalimat selanjutnya.

"Kami sama-sama bodoh"

Mendengar penilaian Jungkook terhadap dirinya, Yeri mengernyitkan dahinya. Tatapannya menyendu melihat lelaki di depannya.

***

Saeron merasa risih dengan Jaehyun yang terus mengikutinya. Sudah seminggu berlalu sejak Jaehyun memintanya menjadi tutor sebaya. Saeron tak suka bila harus belajar bersama orang lain. Apalagi dengan manusia seperti Jaehyun. Yang sudah ia cap sebagai berandalan.

"Ya! Jung Jaehyun! Berhenti mengikutiku" bentak Saeron yang kini tengah berada di koridor sekolah.

"Aku tidak akan berhenti mengikutimu sebelum kau mau mengajarku"

"Coba katakan! Alasan kenapa aku harus mau?"

"Karena aku tampan"

Saeron kembali melangkah, tetapi ia langsung berbalik dan menginjak kaki Jaehyun dengan keras. Yang diinjak mengangkat kakinya kesakitan. Ia tak tahu gadis sekecil Saeron mempunyai tenaga yang begitu besar.

"Ya! Kau tak tahu, ini sangat sakit" ringis Jaehyun sambil mengelus kakinya yang diinjak.

Dengan tatapan tajamnya Saeron menunjuk ke atas. Jaehyun mengikuti arah telunjuk Saeron. Yang menuju pada papan yang bertuliskan 'toilet wanita'. Beberapa saat kemudian Jaehyun cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jaehyun menunggu Saeron keluar dari toilet. Kali ini Saeron harus menerima penawarannya. Jika tidak maka tak ada jalan lain ia harus memggunakan nama Jeon Jungkook.

Saeron yang baru keluar dari tolilet wanita sambil melipat tangan di dadanya dan menghiraukan Jaehyun yang bersandar di samping pintu toilet. Jaehyun kembali mengejar Saeron. Ia menahan lengan Saeron. Tatapannya terhadap Saeron berubah. Kali ini matanya menegaskan bahwa ia tak ingin ditolak.

"Kau bertanya alasan mengapa kau harus menerima permintaanku"

Saeron menepis tangan Jaehyun dan menatapnya menunggu penjelasan yang akan keluar dari mulut lelaki di depannya.

"Baiklah. Akan kukatakan alasannya. Karena kau tidak inginkan jika anak-anak di kelas mengetahui siapa Jeon Jungkook itu"

Sorot mata Saeron menajam, "Aku tak mengenalnya"

Saeron berjalan meninggalkan Jaehyun dengan tergesa-gesa. Jaehyun  tetap berdiri di tempatnya.

"Jeon Saeron! Jeon Jungkook!" ujar Jaehyun dengan suara sedikit keras yang sukses membuat langkah Saeron terhenti.

Saeron menegang di tempatnya. Ia tak berani membalas perkataan Jaehyun. Perkataan Jaehyun selanjutnya memaksanya untuk berlari menuju Jaehyun.

"Dia adalah Oppamu dan satu lagi alasan mengapa kau tak ingin  mengakuinya. Karena dia merupakan penderita Sindrom Savant perilakunya sep..." Belum sempat Jaehyun menyelesaikan perkataannya, Saeoron telah berdiri di hadapannya dan membekap mulutnya.

"Diamlah! Mengapa tidak sekalian kau umumkan di ruang informasi" ujar Saeron marah.

Saeron menurunkan tangannya dan menarik nafas sebanyak-banyaknya, "Baiklah aku akan melakukannya untukmu. Tapi kau harus mengikuti semua instruksiku. Mengerti?!"

Jaehyun mengangguk dengan mantap. Saeron kemudian meninggalkan Jaehyun untuk kembali ke kelas. Di tempatnya, Jaehyun senyum penuh kemenangan.

Sebelum Saeron terlalu jauh melangkah. Jaehyun dengan cepat menyusulnya langkah Saeron.

"Jadi kapan dan dimana kita mulai?" tanya Jaehyun yang juga berjalan di samping Saeron

Saeron menghentikan langkahnya, "Pertama, aku tidak suka keluar rumah. Karena kau sudah mengetahui tentang Jungkook jadi kita bisa belajar di rumahku. Dan yang kedua kau harus menyesuaikan waktumu dengan waktuku. Ketiga, aku tidak punya banyak waktu untuk mengajarmu jadi dalam seminggu mungkin hanya 2 hari waktuku mengajarmu termasuk akhir pekan ini"

"Wah Saeron-ah rapmu adalah rap tercepat yang pernah kudengar setelah AugustD" decak kagum Jaehyun

Saeron memutar bola matanya malas, "Dan pekan ini kita mulai"

Setelah mengatakannya Saeron benar-benar pergi dari hadapan Jaehyun. Meninggalkan Jaehyun dengan senyuman terbaiknya selama ini.

Rumahmu memang tujuanku Saeron-ah

My Savant Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang