45 (End)

3.7K 355 79
                                    

"Ya! Jeon Saeron! Palli" Jaehyun berteriak saat melihat Saeron yang baru keluar dari rumahnya.

"Aish...Jinjja" gerutu Saeron saat mendapat teriakan dari Jaehyun sepagi ini.

"Cepatlah! Kita bisa terlambat" Jaehyun langsung naik ke atas motornya.

"Tenanglah Jaehyun. Tesnya masih 2 jam lagi. Kau sadar?Membangunkanku sepagi ini?" Saeron menggerutu kesal saat menaiki motor Jaehyun. Ia tak habis fikir dengan Jaehyun. Untuk apa datang tes sepagi ini.

"Sudahlah, pakai ini" Jaehyun memberikan Saeron helm. Saeron mengambil helm itu dan memakainya. Ia masih sedikit kesal karena tidurnya terganggu. Bayangkan saja, Jaehyun menelfonnya pukul lima subuh dan dengan gampangnya ia menyuruh Saeron bersiap-siap.

Jaehyun tertawa melihat wajah kesal Saeron di kaca spion. Setelah Saeron mulai mencengkram jaket Jaehyun, Jaehyun menyalakan mesin motornya. Jaehyun menarik tangan Saeron untuk memeluk tubuhnya.

Saeron membiarkan Jaehyun melakukannya. Saeron sedikit terkejut, "Ya! Ige mwoya?"

"Nikmati saja oke" ujar Jaehyun. Ia kemudian melajukan motornya dengan Saeron memeluk dirinya.

Saeron sungguh tak habis pikir dengan isi otak Jaehyun. Seharusnya Saeron masih bisa santai di rumah sekarang.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Jaehyun sambil memperhatikan menu di atas.

Saeron melirik Jaehyun kesal. Jaehyun hanya memberikan senyuman kikuk. Saeron menghela nafasnya dalam. Ia mulai mengatakan pesanannya pada pelayan di kasir. Setelah membayar makanan yang mereka pesan, mereka berdua membawa nampan yang berisi pesanan mereka lalu duduk di salah satu meja disana.

"Benar-benar kau Jaehyun. Membawaku sepagi ini untuk menemanimu sarapan?" ujar Saeron sarkas saat mulai duduk.

"Eihh.... Aku hanya tidak sabar menghadapi ujian. Ini juga sebagai penyemangat dariku. Selama 8 jam nanti kita akan melakukan tes. Bukankah bagus jika kita bersantai dulu disini sebelum masuk ruangan?"

Saeron menatap Jaehyun yang tampaknya berkata jujur. Sebagian diri Saeron menyetujui perkataan Jaehyun.

Saeron mulai memakan makanannya. Percuma juga ia mengoceh tidak jelas lebih baik ia mensyukuri makanan gratis ini. Jaehyum tersenyum saat Saeron memulai memakan makanannya. Melihat Saeron yang mulai lahap membuat Jaehyun juga mulai makan.

***

"Jadi, kau sudah melakukannya?" tanya Jimin pada Jungkook yang baru saja mendudukkan bokongnya di sofa. Ini masih pagi dan Jimin sudah berada di kantornya.

"Melakukan apa?" tanya Jungkook.

"Melakukan yang kuajarkan" kata Jimin pelan

Jungkook sudah paham tapi jahil sedikit tak papalah.

"Memangnya kau mengajar apa?" tanya Jungkook pura-pura tak mengerti.

"Ihhh... Jangan pura-pura tidak tahu Jungkook-ah" Jimin meringis kesal di tempatnya.

"Loh, kau kan dokter bukan guru. Jadi, kau tidak mengajar kan?"

Jimin menghela nafas panjang. Kalau Jungkook sudah begini, Jimin harus mengalah.

"Itu, buat anak" cicit Jimin akhirnya.

Jungkook tertawa mendengar suara Jimin. Jimin menatap Jungkook heran. Tidak seharusnya anak itu tertawa. Atau jangan-jangan?

My Savant Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang