12

1.9K 288 9
                                    

Hari yang ditunggu sudah datang. Hari dimana Jungkook dan Yeri akan disatukan dalam sebuah ikatan suci.

Di ruangannya Jungkok hanya duduk tenang. Tak ada kegugupan yang ia rasakan. Ia mungkin tak tahu apa inti dari sebuah pernikahan. Nyonya Jeon yang menemani Jungkook yang gugup sekarang.

"Jungkook, kau sudah tahukan apa yang harus kau lakukan di altar?"

"Iya Eomma"

Nyonya Jeon menghela nafas panjang sambil meremas jarinya. Seokjin yang duduk di samping Jungkook menuntun Jungkook untuk berdiri dari duduknya.

"Jungkook-ah aku tak menyangka kau akan mendahului hyung mu ini" kata Jin terkekeh

"...."

"Satu harapan hyung Jungkook, Hyung harap kau bahagia. Hyung akan mencoba percaya dengan pilihan Eomma"

Sementara di ruang mempelai wanita, Yeri nampak mondar-mandir kesana kemari. Chaeyoung yang melihatnya jengah sendiri.

"Tenanglah Yeri!" ujar Chaeyoung yang duduk sambil memainkan handphone

Yeri berhenti, "Bagaimana aku bisa tenang Chaeyoung-ah. Tidak lama lagi aku akan keluar"

"Heol! Kenapa kau baru memberitahu aku sehari sebelum pernikahanmu"

"Aku juga tak tahu, rasanya aku tidak sanggup memberitahumu"

"Aku tak menyangka kau akan menikah secepat ini"

Perkataan Chaeyoung tidak digubris oleh Yeri. Ia hanya kembali mondar-mandir. Chaeyoung berdiri dari duduknya dan mencengkram kedua bahu Yeri. Yeri berhenti dan menatap Chaeyoung. Ada kecemasan di matanya.

"Yeri aku percaya dengan keputusanmu. Ini yang hatimu inginkan. Jalani saja Yeri. Kau tak bisa mundur sekarang"

Yeri masih terus menatap Chaeyoung

"Dia lelaki yang memberimu lukisan itu kan? Aku yakin kau akan bahagia bersamanya. Melihat bagaimana reaksimu menerima lukisan itu. Sekarang mungkin kau belum mencintainya. Tapi siapa yang bisa memprediksi masa depan"

Tanpa menjawab perkataan Chaeyoung, Yeri memeluk sahabatnya itu seakan tidak ada hari esok. Chaeyoung menangis bahagia melihat Yeri yang akan melepas masa lajangnya. Pelukan itu berhenti saat pintu di ketuk.

"Yerim-ssi  sudah waktunya kau keluar"

Yerim mengangkat gaunnya dan berjalan keluar. Tak lupa ia membawa sebucket bunga di tangannya. Ia dapat mendengar suara dentingan piano. Pintu di depannya dibuka. Semua mata tertuju pada Yerim. Mata Yeri menangkap Nyonya Jeon yang menatapnya terharu. Kemudian, matanya beralih ke depan.  Jantungnya berdegup kencang karena sangat gugup. Di depannya ada Jungkook yang berdiri menunggu dirinya. Yeri berjalan pelahan ke altar . Hingga dirinya tiba di altar, Jungkook hanya menunduk ke bawah.

Di depan semua orang mereka saling berhadapan mengucap janji suci untuk selalu setia dan saling menjaga. Hingga tiba saatnya, mempelai laki-laki dibolehkan mencium mempelai wanita. Ini yang ditakutkan Yeri sejak tadi. Yeri malu dicium di depan banyak orang.  Yeri takut-takut menatap Jungkook di depannya. Ia pikir mungkin Jungkook tidak akan menciumnya karena sejak tadi Jungkook tak pernah menatapnya. namun, yeri salah saat ia merasakan benda kenyal menyentuh keningnya. Yeri membelalakkan matanya. ini mungkin ekspresi yang tidak seharusnya mempelai wanita tunjukkan. Chaeyoung dan Nyonya Jeon tertawa melihat Yeri yang wajahnya seperti kepiting rebus. Sedangkan Jungkook hanya tertawa malu sambil menggaruk tengkuknya. ini adalah pernikahan terlucu yang pernah ada.

"Kata Eomma kookie harus menciun Yeri seperti tadi dan Eomma bilang kookie juga harus berterima kasih sama Yeri, Kamsahamnida Yeri" kata Jungkook membungkuk

Yeri ikut membungkuk. Yeri tak habis pikir dengan pernikahan ini, sangat jauh dari pernikahan yang biasa dilakukan orang-orang. Mengapa Jungkook harus membungkuk. Ia terlalu formal. Padahal ia sudah sah menjadi suami Yeri. Yeri hanya diam kikuk. Jika tak mengingat ini adalah pernikahannya, Yeri mungkin sudah tertawa sejak tadi melihat tingkah Jungkook yang sangat polos.

Setelah Yeri dan Jungkook sah menjadi suami istri, orang-orang yang hadir disana bertepuk tangan senang dengan kejadian ini. Nyonya Jeon dan Chaeyoung tak bisa menahan tangisnya. Irene yang hadir disana turut tersenyum senang dengan pernikahan ini. Seokjin hanya memberikan ekspresi datar. Ia masih tak yakin dengan Yeri. Saeron juga tak berekspresi apa-apa. Ia tak mau datang ke pernikahan ini jika saja Eommanya tak mengancam akan mengambil semua fasilitas sekolahnya.

Tiba saatnya pelemperan bucket bunga. Semua orang berkumpul di belakang mempelai wanita dan pria. Yeri dan Jungkook memegang bucket bunga itu. Jungkook melepar bucket bunga itu kebelakang dengan semangat.

Seorang lelaki tegap menangkap bunga itu. Matanya beralih menatap mempelai wanita. Yeri tersenyum saat tahu siapa yang menangkap bucket itu. Jung Jaehyun. Yeri pikir ia tak akan datang ke pernikahannya. Jaehyun sangat kaget mendengar kabar Yeri akan menikah. Saat yeri memberitahu perihal pernikahannya, Jaehyun langsung meninggalkan Yeri tanpa mengatakan apapun. Saat Jaehyun melihat siapa mempelai prianya, ia lebih kaget lagi. Ia tak menyangka Yeri akan menikah dengan Jungkook. Jaehyun tak bisa berkata-kata.

Saeron yang melihat kedatangan Jaehyun langsung panik. Di sekolah tak ada yang tahu bahwa Saeron mempunyai kakak pengidap sindrom Savant.

Saeron menepuk bahu Seokjin di sampingnya, "Oppa sepertinya aku tidak enak badan. Aku pulang duluan ya Oppa"

Seokjin hanya mengangguk. Ia percaya dengan perkataan Saeron. Lalu, saeron berlari keluar sebelum Jaehyun melihat dirinya.

Jaehyun yang masih berdiri di di tempat yang sama dengan memegang bucket bunga mulai berjalan ke belakang. Tempat dimana ia dengan leluasa melihat Yeri tanpa diketahui oleh orang. Jaehyun menatap Yeri dengan rasa ketidakrelaan. Bagaimana mungkin Yeri mau menikah Jungkook yang jelas-jelas mempunyai cacat mental. Sikapnya yang seperti anak-anak. Jaehyun tertawa renyah. Ia berani bertaruh siapapun takkan sanggup bertahan dengan orang seperti Jungkook. Dan ia harap harapannya itu benar.

Jungkook dan Yeri masih terlihat canggung. Sedari tadi mereka hanya duduk di atas di tempat duduk yang khusus untuk mereka berdua. Yeri melihat Nyoya Jeon yang asyik menyapa para tamu undangan. Ia dan Jungkook tak perlu menyapa tamu. Toh, mereka tak mengenal siapapun disini. Jungkook hanya mengenal keluarganya dan Yeri hanya mengenal Jaehyun dan Chaeyoung. Yeri tak melihat Jaehyun sejak ia melempar bucket sedangkan sahabatnya sedang makan dengan porsi lumayan banyak. Kapan lagi Chaeyoung makan enak dan gratis seperti ini. Ia harus memanfaatkan kesempatan ini.

Yeri melirik Jungkook yang ada di sampingnya. Lagi-lagi Jungkook hanya menunduk. Lama-lama Yeri bosan sendiri disini.Yeri sengaja menghembuskan nafas berkali-kali namun tetap saja Jungkook tak menggubris dirinya. Yeri mengerucutkan bibirnya dan menoleh ke arah sahabatnya yang mulutnya penuh dengan makanan. Ingin rasaya Yeri duduk bersama Chaeyoung jika saja Nyonya Jeon tak menyuruhnya menemani Jungkook. Yeri yang kalut dengan pikirannya merasakan bahu sebelah kanannya menjadi berat. Yeri menoleh dan mendapati kepala Jungkook sedang bersandar di bahunya.

"Ah.......rupanya dia tertidur" batin Yeri.

Yeri melihat jam yang ada di sudut ruangan. Pantas saja Jungkook tertidur ini sudah tengah malam. Yeri tertawa kecil melihat Jungkook. Benar yang dikatakan Nyonya Jeon, Jungkook memang sangat mirip dengan anak kecil. Jungkook tak bisa menahan kantuknya dan dapat tidur dimanapun yang ia mau. Yeri memajukan wajahnya untuk melihat bagaimana Jungkook tertidur. Yeri takjub dengan wajah Jungkook yang sedekat ini. Rahang tegas itu. Ia tak tahu kalau Jungkook memiliknya. Yeri kembali menoleh ke depan dan membiarkan Jungkook tertidur di bahunya.

Tak jauh dari Yeri, Jaehyun masih berdiri di tempat yang sama. Jaehyun melihat semuanya dari awal. Ada kekecewaan dalam hatinya. Ia tak rela Yeri tertawa karena orang lain. Cukup dia saja yang membuat Yeri tertawa. Jaehyun melangkah pergi dari gedung itu. Di samping tempat sampah Jaehyun berhenti dan menatap bucket di tangannya. Bucket itu ia buang ke tempat sampah dan berlalu pergi. Seorang wanita mendekati tempat sampah itu dan mengambil bucket yang baru -baru dibuang oleh Jaehyun. Wanita itu menatap punggung Jaehyun yang menjauh dan beralih menatap lamat bucket di tangannya.

My Savant Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang