Taehyung memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Matanya pedih karena terlalu lama menatap layar laptop, perutnya bahkan belum diasupi makanan sejak pagi. Pekerjaan yang menumpuk belakangan ini membuat Taehyung benar-benar sibuk hingga harus lembur beberapa kali. Dua minggu ini bahkan ia jarang sekali memperhatikan Joohyun.
Taehyung menutup laptop miliknya lalu melihat jam di pergelangan tangan kirinya. 23.20. Lagi-lagi ia harus pulang malam. Taehyung mengemasi barang-barangnya lalu beranjak keluar menuju basment dimana mobilnya masih terparkir. Ia benar-benar merindukan Joohyun.
Dijam seperti ini jalanan tampak sepi, hanya terdapat beberapa kendaraan saja yang melintas. Taehyung menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai dirumah. Tubuhnya sangat lelah dan ingin cepat-cepat diistirahatkan.
"Selamat malam" sapa Jungkook yang kebetulan baru saja turun dari mobil.
"Darimana?" tanya Taehyung setelah memarkirkan mobilnya persis dibelakang mobil Hyundai kesayangannyaㅡyang kini digunakan untuk mengantar jemput Joohyun.
"Baru saja menjemput nona Joohyun dirumah sakit" jawab Jungkook seadanya.
"Rumah sakit lagi?"
"Iya. Nona Joohyun setiap hari pergi ke rumah sakit" ucap Jungkook yang diberi anggukan ringan oleh Taehyung.
"Apa yang sebanarnya dilakukan Joohyun dirumah sakit?"
"Sesuai dengan perintahmu, aku mengikuti nona Joohyun masuk kerumah sakit. Nona memang mempunyai teman dokter disana, tapi alasan nona kerumah sakit setiap hari adalah karena Ibunya sedang sakit disana" jelas Jungkook sesuai apa yang dilihatnya beberapa hari ini.
"Siapa nama Ibu Joohyun, dan sedang sakit apa?"
"Namanya Hwang Tiffany, Ibu nona mengidap kanker hati stadium akhir" jawab Jungkook yang cukup membuat Taehyung sedikit terkejut. Kenapa Joohyun tidak mengatakan ini padanya, jadi ini alasan Joohyun selalu meminta uang padanya dengan jumlah besar. Joohyun selalu mengatakan untuk belanja, namun sebenarnya untuk pengobatan Ibunya.
"Terima kasih"
Laki-laki itu kemudian beranjak masuk kedalam rumah besarnya. Saat sampai didalam kamar, suara gemercik shower terdengar, pertanda bahwa Joohyun sedang mandi. Taehyung melempar beberapa dokumen ke meja lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. Benar-benar nyaman.
"Kau sudah pulang" suara lembut yang akhir-akhir ini jarang didengarnya itu mengalun. Membuat Taehyung membuka matanya yang hampir sepenuhnya terpejam. Joohyun mengambil hair dryer dimeja lalu mendudukan diri disamping Taehyung.
"Kau pasti lelah" ucap Joohyun lagi, tangan perempuan itu sibuk mengarahkan hair dryer pada rambut basahnya.
"Tidak juga" Taehyung berbohong lalu menarik perempuan itu untuk dipeluk. "Aku merindukanmu" lanjutnya.
Joohyun benar-benar merasa terbang sekarang. Ucapan Taehyung barusan membuat senyum kecil terbit dibibir Joohyun. Dirindukan. Pipinya terasa panas, apalgi saat merasakan kecupan singkat dipuncak kepalanya. Benar-benar sangat manis. Sayangnya itu tak bertahan lama,
"Kau merindukanku, atau tubuhku" ucap Joohyun dengan nada parau. Ada segetir rasa sakit didalamnya, kala mengingat dirinya hanya sebagai wanita pemuas nafsu laki-laki itu. Untuk apa berharap jika Taehyung akan merindukan dirinya dalam konteks lain.
"Keduanya" balas Taehyung pelan. Tanganya bergerak mengambil hair dryer dimeja lalu menyalakannya lagi. Mengarahkan benda itu pada rambut Joohyun yang masih setengah basah. "Aku rindu suaramu. Bibirmu. Pelukanmu. Dan semua yang ada pada dirimu" lanjut Taehyung.
Joohyun tersenyum miris. Taehyung hanya merindukan tubuhnya, lalu untuk apa dirinya harus terbawa perasaan pada laki-laki itu. Harusnya dirinya bisa membatasi diri. Lalu jika ia sudah terlanjur merasa nyaman seperti ini bagaiman, ingin menjauh tidak bisa, jika dibiarkan bisa saja mungkin rasa nyaman itu akan semakin berkembang menghasilkan perasaan baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Overdose
Fanfiction#VRene Bae Joohyun. Perempuan 30 tahun yang rela menjual tubuhnya untuk membayar biaya pengobatan sang Ibu. Ayahnya sudah meninggal satu tahun lalu, tepat beberapa jam setelah mendengar kabar bahwa perusahaan besar yang dirintisnya sejak muda dibeku...