15. Expressed

5.2K 541 92
                                    

Happy reading!
Yg tidak vote tyda swag!

Joohyun menatap kosong halaman belakang yang terlihat luas dari balkon. Pikirannya masih kalut hingga sekarang, nafsu makannya bahkan menurun sejak beberapa hari lalu. Tak jarang Taehyung harus memaksanya terlebih dahulu baru ia mau makan setidaknya beberapa suap nasi.

"Sayang, ayo masuk disini dingin" ucapan disertai dekapan hangat dari belakang itu membuat Joohyun menghentikan lamunannya. Ia menggeleng pelan kemudian menyamankan dirinya pada dekapan hangat Taehyung.

Joohyun bersyukur karena sampai saat ini Taehyung masih bersabar menghadapinya yang sedang memiliki mood yang berubah-ubah. Terkadang marah-marah tidak jelas, lalu tertawa, sebelum berakhir menangis seharian. Joohyun tidak tau bagaimana ia bisa bersikap kekanak-kanakan seperti itu, yang jelas ketika ia teringat tentang bayi dan Ibunya yang telah pergi tubuhnya akan bereaksi berlebihan seperti itu.

Joohyun sebenarnya menyimpannya pertanyaan mengenai Taehyung, kenapa laki-laki itu sama sekali tidak pergi ke kantor sejak dirinya dibawa pulang tiga hari yang lalu. Apa karena ia seorang CEO yang bisa dengan bebas keluar masuk bekerja kapanpun yang mereka mau, atau karena ada hal lain. Joohyun menggeleng, hal itu tidak sama sekali tidak penting untuk dipikirkan, yang terpenting sekarang adalah Taehyung selalu ada untuknya disaat-saat ia terpuruk seperti ini.

Drttt... Drttt...

Suara getar ponsel dimeja membuat mata Joohyun terbuka, ia melepas dekapan Taehyung kemudian mengambil handphonenya dimeja. Kening Joohyun sedikit mengernyit ketika sebuah nomor asing masuk ke handphonenya. Lalu dengan ragu-ragu Joohyun mengangkat panggilan itu.

"Maaf nona karena menganggu waktunya" suara diseberang sana terdengar serak.

"Maaf, ini siapa?" Joohyun melirik pada Taehyung yang kini terlihat mendengarkan dengan seksama percakapannya dengan seseorang diseberang telepon.

"Aku seseorang yang pernah nona temui. Apakah kita bisa bertemu sekarang, aku ingin membicarakan suatu hal yang penting dengan nona. Aku menunggu nona disebuah kafe, alamatnya akan ku kirim"

Lalu setelahnya panggilan diputus sepihak oleh pemilik nomor asing tersebut, disusul sebuah pesan berisi sebuah alamat dimana mereka akan bertemu. Joohyun meneguk ludahnya, ia takut jika ini hanya tipu semata, tetapi ia juga penasaran dengan 'suatu hal yang penting' yang diucapkan si penelpon.

"Taehyung bagaimana?" ucap Joohyun bertanya pada suaminya, apakah ia harus datang atau tidak.

"Kita temui dia, sepertinya memang ada hal penting"

"Bagaimana jika dia berbuat macam-macam?" tanya Joohyun dengan nada khawatir, ia trauma jika harus kehilangan seseorang tersayangnya lagi, terlebih itu Taehyung.

"Aku akan melindungi mu" jawab Taehyung kemudian membawa Joohyun masuk kedalam saat tak mendengar perempuan itu membalas ucapannya lagi. Bersiap untuk menemui seseorang misterius yang tiba-tiba menghubungi nomor istrinya.

***

"Benar ini tempatnya?" tanya Joohyun sesaat setelah mobil Taehyung berhenti disalah satu Kafe didekat kawasan Gangnam. Kafe ini terlihat tidak terlalu ramai, tapi juga tidak cukup sepi. Sehingga sangat tidak mungkin jika orang yang akan ia temui berani berbuat hal macam-macam padanya ditempat umum seperti ini.

"Iya" balas Taehyung pendek lalu menarik sang istri untuk masuk.

Baru saja Taehyung dan Joohyun melangkah masuk dari pintu kafe, seorang perempuan dengan rambut panjang tiba-tiba berlutut didepan mereka dengan isak tangis pilu. Tentu saja Taehyung dan Joohyun terkejut, bahkan beberapa pengunjung tampak menoleh pada mereka.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang