6. Happines

6.9K 680 119
                                    

Memahami perempuan itu seperti melihat lautan. Seluas apapun bagian yang kau lihat, masih ada sisi lain yang tak nampak, bahkan sering tak kau pahami.

Joohyun melepas mahkota kecil yang sengaja disematkan di rambut sanggulnya. Satu jam yang lalu, dirinya dinyatakan resmi sebagai nyonya Kimㅡatau istri sah dari Kim Taehyung. Entah bagaimana perasaannya saat ini. Dilema antara bahagia dan tersiksa. Bahagia karena pengobatan Ibunya dapat sepenuhnya terjamin oleh uang Taehyung, dan tersiksa karena Taehyung menikahinya semata-mata karena permintaan sang ayah, bukan karena cinta.

Joohyun mengamati cincin yang tersemat dijari manisnya. Senyum tipis tersungging dibibirnya. "Ibu, apa semua yang kulakukan ini benar?" Joohyun bermonolog. Mengucapkan pertanyaan seolah-olah Tiffany ada disini dan bersedia menjawab pertanyaannya, Joohyun lupa jika dirinya hanya terduduk sendiri dikamar hotel dimana acara resepsi pernikahannya digelar.

Pada akhirnya hanya isak tangis yang terdengar. Joohyun memeluk lututnya yang masih terlapis gaun putih panjangnya. Hatinya tercubit tanpa alasan yang jelas. Sanggulan yang sebelumnya tertata rapi kini berantakan, helaian demi helaian anak rambut mulai terlepas. Wajah yang semula cantik dengan polesan makeup natural kini digantikan oleh wajah memerah dan penuh air mata.

"Joohyun..." suara dari ambang pintu itu membuat Joohyun dengan cepat mengusap air matanya. Dirinya terkejut ketika melihat sosok Taehyung berdiri disana dengan sebuah paper bag besar serta nampan berisi makanan.

"Astaga, kau kenapa?" laki-laki itu beranjak meletakan barang bawaannya lalu berjalan mendekat pada Joohyun yang masih terpaku ditempatnya.

"Kau menangis" lanjut Taehyung panik. Meskipun sebisa mungkin Joohyun mengusap air mata dipipinya, nyatanya itu sama sekali tak berefek pada Taehyung. Joohyun sudah tertangkap basah.

"Aku baik-baik saja" ucap Joohyun dengan senyum tipisnya.

"Jangan berbohong" balas Taehyung sembari menarik Joohyun untuk duduk disisi ranjang. Taehyung menghela napas pendek, ia mulai jengah dengan sikap Joohyun yang masih belum bisa terbuka padanya. Apa susahnya mengatakan kesulitan yang dialami, apapun masalahnya Taehyung sanggup membantu.

"Joo?" Taehyung kembali memanggil Joohyun. Deep voice yang dimilikinya benar-benar membuat bulu kuduk Joohyun meremang. Baru kali ini Taehyung memanggil namanya dengan nada yang terdengar menyeramkan seperti itu.

"Aku baik-baik saja" ucap Joohyun dengan suara bergetar. "A... Aku hanya sedikit terkejut dengan pernikahan ini" lanjut Joohyun lalu menunduk, tak ingin melihat ekspresi wajah Taehyung.

"Kau terbebani dengan pernikahan ini?" tanya Taehyung lembut. "Harusnya kau mengatakannya sejak awal" lanjut Taehyung dengan tenang, tak ada kesan emosi atau kekesalan, menandakan betapa seriusnya laki-laki itu mengatakannya.

"Bukan seperti itu" Joohyun buru-buru meralat ucapannya, takut Taehyung salah paham dan tak sependapat dengannya. "Aku hanya gugup" lanjut Joohyun dengan wajah mendongak menatap Taehyung.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu membuat Joohyun dan Taehyung menoleh sekilas lalu saling menatap, sebelum akhirnya Taehyung beranjak untuk membukakan pintu. Paling-paling hanya pelayan hotel atau Ibunya yang mengantar sesuatu, tapi dugaannya salah ketika matanya menatap sosok perempuan dengan balutan dress diatas lutut yang kini tersenyum canggung padanya.

"Jennie" Taehyung mengumam nama perempuan itu hingga membuat Joohyun yang mendengar dari dalam bergegeas keluar untuk menemui Jennie yang sejak tadi ia tunggu kehadirannya.

"Kau darimana saja, aku menunggumu sejak tadi" ucap Joohyun dengan bibir mengerucut kesal pada Jennie.

"Maaf atas keterlambatanku, aku harus melakukan operasi pada jantung pasienku" balas Jennie.

"Lalu kenapa matamu sembab dan bengkak seperti itu" tanya Joohyun lagi.

"Aku gagal mepakukan operasi pada pasienku" jawab Jennie lirih. "Sekali lagi selamat atas pernikahan kalian. Maaf aku harus pergi, seseorang sudah menungguku di rumah sakit" lanjut Jennie lalu melesat pergi sebelum mendengar kalimat yang hendak Joohyun ucapkan.

"Taehyung, apa Jennie baik-baik saja?" tanya Joohyun yang kini malah memikirkan keadaan Jennie. Bagaimanapun Jennie adalah teman yang paling dekat dengannya, bahkan Joohyun sendiri sudah menganggap Jennie sebagai saudara kandungnya. Melihat kondisi Jennie yang seperti itu tentu membuat Joohyun khawatir.

"Itu resiko menjadi dokter, Joo. Kau tidak usah khawatir" Taehyung menuntun Joohyun masuk kembali kedalam kamar hotel. Mendudukannya di single sofa yang terdapat disisi ruangan. "Aku akan mandi, tidak usah pikiran hal itu lagi" lanjut Taehyung sebelum masuk kekamar mandi, menyisakan Joohyun yang masih termangu ditempatnya.

Joohyun menghela napas lalu melepas heels yang masih melilit kakinya. Meski sudah terbiasa mengunakan heels dengan tinggi yang tak main-main, Joohyun tetaplah manusia yang mempunyai batasan, kakinya terasa kebas setelah melepasnya. Tangan perempuan itu merambat untuk memijat kakinya untuk mengurangi rasa pegalnya, hal itu dilakukan sembari menunggu Taehyung selesai mandi.

"Joo, ini bajumu" lagi-lagi Joohyun terlonjak kaget dengan suara Taehyung yang bisa dibilang muncul secara tiba-tiba.

"Kau mengagetkanku" ucap Joohyun kesal sembari merampas paper bag yang diberikan Taehyung. Laki-laki itu sudah segar dengan kaos serta rambut basahnya.

"Sekarang kau mandi saja, pakai sabun sakura yang biasa kau gunakan, aku sangat menyukai aroma itu. Dan persiapan dirimu, aku ingin meminta malam pertamaku padamu" ucap Taehyung yang diam-diam membuat Joohyun mendelik tajam, bagaimana bisa laki-laki itu mengucapkan kalimat frontal seperti itu dihadapannya.

"Bahkan kau sudah mengambil malam pertamaku sejak sebulan yang lalu Kim Taehyung" balas Joohyun sinis sebelum masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Meninggalkan Taehyung yang justru mengulum senyum ditempatnya.

***

Hari ini adalah hari senin, hari kedua Joohyun menjalankan kewajiban sebagai seorang istri. Tak banyak yang berubah dari hari-hari sebelumnya, nyaris tidak ada. Semuanya masih sama. Taehyung yang berangkat ke kantor setiap pagi dan Joohyun yang akan pergi kerumah sakit untuk menunggu Tiffany.

Berbicara tentang Tiffany, keadaan wanita paruh baya itu sudah membaik. Bahkan ia sudah membuka matanya setelah koma hampir satu bulan lamanya. Seperti sekarang, Tiffany sedang mengamati wajah Joohyun yang sudah lama tidak ia lihat. Mengusap punggung tangan halus milik putrinya sembari mendengarkan cerita kehidupan Joohyun yang dialami selama sebulan belakang, tanpa mengetahui jika cerita yang putrinya ucapkan adalah rekayasa belaka. Tentu saja Joohyun berbohong, ia tak akan sanggup melihat reaksi sang Ibu jika mengetahui putri yang susah payah ia didik nyaris menjadi wanita malam.

"Menikah?" suara lirih dan sayu Tiffany terdengar, sedikit terkejut ketika Joohyun mengatakan jika kemarin baru saja melakukan sebuah pernikahan.

"Maaf, bu. Harusnya aku menunggu Ibu pulih terlebih dahulu"

"Untuk apa meminta maaf, kau tidak salah. Apa suamimu laki-laki yang baik?" tanya Tiffany yang dibalas anggukan kepala oleh Joohyun.

Laki-laki itu sangat baik, Taehyung adalah pahlawannya. Dan tanpa sadar Joohyun sudah bergantung pada laki-laki itu. Bagaimana tidak, Taehyung selalu memanjakannya, memberikan apapun padanya, bahkan tanpa diminta. Hal itu membuat sifat luxurious Joohyun kembali, sifat yang sudah lama hilang dari diri Joohyun sejak kehidupannya berubah.

"Sayang..." suara ringkih Tiffany terdengar. "Kehidupan itu seperti roda, terus berputar. Masalah akan selalu datang, yang datang akan pergi, yang pergi akan diganti, siklus seperti ini tak akan berhenti. Dan saat kau berada dititik terendah dalam hidupmu, selalu merasa tak ada lagi yang peduli padamu, percayalah Tuhan selalu ada untukmu, Dia mau mendengar semua doa-doamu dan mengabulkannya"

"Iya, bu. Ibu juga harus sembuh. Fokus saja dengan pengobatan Ibu, tidak perlu memikirkan Joohyun" ucap Joohyun dengan mata berkaca-kaca. Tak tau lagi bagaimana jika ia benar-benar kehilangan sang Ibu.

TBC

Spam purple love💜 dong
Vote? Comment?
Kalian terbaik<3


With love,
salla-ly

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang