10. Loss

4.8K 539 50
                                    

Joohyun menautkan jemarinya cemas didepan ruang rawat sang Ibu. Ia tak bisa berlama-lama melihat Ibunya karena kondisi wanita paruh baya itu benar-benar kritis, sehingga yang bisa ia lakukan adalah berdoa diluar ruangan dengan harap-harap cemas.

"Kau mau makan? Aku akan membelikan mu" ucap Taehyung bertanya pada Joohyun. Untuk sesaat Joohyun merutuk kesal karena melupakan kehadiran Taehyung disini, ia terlalu fokus pada Ibunya.

Joohyun mengangguk ringan, "Jangan lupa belikan aku air putih" pesan Joohyun pada Taehyung.

Laki-laki itu tersenyum tipis kemudian meninggalkan Joohyun untuk pergi membeli makanan untuk perempuan spesialnya itu. Sementara Joohyun hanya diam sambil memandang punggung suaminya yang mulai mengecil.

Terbesit rasa terima kasih karena Tuhan telah mengabulkan doanya agar dipertemukan dengan laki-laki berhati baik seperti Taehyung, meski fakta tentang Kim Minseok yang merupakan Kakak dari laki-laki itu sempat sedikit menghambat hubungan keduanya, namun Joohyun senang hubungannya sudah kembali membaik. Senyumnya seketika surut. Joohyun ingat, masih ada dua permintaan yang belum Tuhan kabulkan untuknya. Yang pertama, mengenai kesembuhan sang Ibu. Dan yang kedua tentang hadirnya laki-laki yang akan mencintainya dengan sepenuh hati.

"Joohyun"

Sebuah suara menginterupsi Joohyun dari lamunannya. Dihadapanya sudah berdiri Jennie dengan jas dokternya. Perempuan pemilik gummy smile itu mendudukkan diri disamping Joohyun. Senyum tipis tersungging pada bibir tipisnya, hingga menular pada Joohyun.

"Ada apa Jennie?" tanya Joohyun menanyakan tujuan kedatangan Jennie padanya.

"Ada hal penting yang ingin ku bicarakan mengenai Ibumu" jawab Jennie yang membuat Joohyun sedikit meneguk ludahnya, ia takut hal buruk menimpa Ibunya.

"Mau dibicarakan disini atau di ruangan ku saja?" tanya Jennie dengan wajah tenang.

"Disini saja, apa yang terjadi dengan Ibuku?" tanya Joohyun dengan mata mulai berkaca. Tangannya menggenggam erat tangan Jennie yang hangat, berbanding terbalik dengan tangannya yang dingin. Berharap dokter cantik itu sepenuhnya bisa membantu Ibunya.

"Ibumu mengalami komplikasi, Hyun. Sel kankernya tidak hanya menyerang darahnya saja. Tapi sel itu juga mulai menyerang hati, otak dan jantungnya. Kondisi Ibumu yang kritis membuat kami kesulitan untuk menangani, apalagi semua obat yang kami berikan selalu ditolak oleh Ibumu. Kecil kemungkinan Ibumu akan hidup kembali" ucap Jennie menjelaskan.

Joohyun terisak mendengar penuturan Jennie. Apa Ibunya benar-benar akan meninggalkannya sendiri, tidak, Joohyun belum siap. Masih banyak hal yang ingin Joohyun lakukan dengan sang Ibu, apalagi selama 27 tahun hidup ia belum benar-benar membuat Ibunya bangga pada nya. Apa yang harus Joohyun lakukan sekarang.

"Jennie selamatkan Ibuku bagaimanapun caranya" ucap Joohyun dengan air mata membanjir di wajah cantiknya.

"Joohyun, aku bukan Tuhan yang bisa menyembuhkan Ibumu kapanpun yang aku mau. Aku hanya seorang dokter spesialis kanker yang hanya sebagai perantara penyembuh saja. Aku tak bisa berbuat banyak. Tapi aku janji akan mengusahakannya untukmu, sisanya biarkan Tuhan yang mengatur" Jennie memeluk tubuh Joohyun yang terisak. Perempuan itu mengusap punggung bergetar Joohyun guna menenangkan sang sahabat. Perlahan isakan Joohyun terhenti, digantikan oleh rasa berat yang menimpa pundak Jennie, astaga Joohyun pingsan.

***

Taehyung harap-harap cemas menunggu dokter yang sedang memeriksa Joohyun, sementara Kim Jennie hanya duduk di kursi tunggu. Dokter Ahn yang bertugas memeriksa Joohyun hanya tersenyum hangat pada Taehyung dan Jennie sebelum duduk di kursi kebesaranya.

Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang