Bel pulang sekolah pun berbunyi, Lethasya segera merapihkan barang barang nya kedalam tas, dan bersiap untuk pulang bersama kakak nya.
Ia pun berjalan ke depan pintu kelas dan kembali berjongkok untuk mengikatkan tali sepatu nya yang lepas.
"Misi" suara berat itu seperti terdengar familiar di telinga Asya.
Ia pun mendongak dan mendapati Davi yang sedang ingin keluar kelas untuk pulang, ia pun memutar bola matanya malas. Memang posisi nya sekarang ini sedang menghalangi pintu kelas.
Ia pun langsung bangkit untuk berdiri dengan tali sepatu yang masih terbuka, kemudian sedikit melangkahkan kaki nya ke kiri untuk bergeser dari depan pintu. Dan terjadi lah masalah untuk ke sekian kali nya pada Asya, sekarang ia hampir terjatuh dan terhuyung ke belakang jika lelaki tersebut tidak menangkup tubuh nya.
Terjadi lah tatap tatapan di antara mereka. Manik mata hazel milik Davi bertemu dengan manik mata indah milik Asya. Setelah beberapa menit mereka bertatapan, Davi yang langsung tersadar akan posisi nya pun segera melepaskan tangannya yang menempel pada pinggang gadis itu, sehingga gadis itu meringis kesakitan karna bokongnya terbentur lantai.
"Heh! Kalau gaada niat nolongin gausah nolongin dong, kalau ntar nya bakalan di jatuhin lagi!" bentak Asya ketika ia sudah bangkit dan berdiri tegak.
"Gue? Nolongin lo? Punya tangan punya kaki kan?, kenapa harus minta pertolongan gue" cibir Davi.
"Ohh gue yang minta pertolongan lo ya ahaha, heh! Daviiiii, Davi siapa si? Ohhh, Davi Jocas bukannya elo ya yang langsung nolong gue TANPA gue minta? Hm?" balas Asya dengan menekankan kata tanpa.
Davi hanya memandang geli gadis didepannya ini. "Yee, lo masih mending ya gue tolongin, tanpa terima kasih lagi! Oh ya, nama gue Zochas bukan Jocas, gabisa bahasa inggris sih, bego" ledek Davi yang sangat nyelekit hati, coy.
Asya hanya mampu terdiam karna ia malu plus sesak, tapi itu bukan Asya namanya jika ia langsung menyerah begitu saja apalagi hanya karna ledekan itu, lalu ia segera mendongak dan menatap Davi tajam. "Mau nama lo Zochas kek, Jocas kek, gue ga peduli, dan tunggu, bukannya tadi lo bilang ogah ya nolongin gue? Kenapa skarang lo malah ngaku ngaku kalau elo yang nolongin gue?" balas Asya.
"Oh iya satu lagi, gue? Ngucapin trimakasih ke elo? Elo aja jatohin gue lagi, yah jadi nggak guna gue ucapin trimakasih!" lanjut nya dengan nada sarkastik.
"haha skakmat kan loh, Lethasya dilawan" batin Asya ketika melihat cowok itu hanya diam di tempat nya tanpa berniat membalas ucapan Asya, karna ia sudah merasa kalah.
"Udah deh gue balik dulu yaa, bye byee" tawa Asya seraya melambaikan tangannya di depan wajah Davi ketika ia melewati Davi.
"Shit." batin Davi.
****
"Maahh.." teriak Asya ketika sudah sampai di rumah.
"Kak, mamah mana?" lanjutnya bertanya pada Arnold yang ada di belakang nya.
"Gatau" ucapnya lalu pergi begitu saja memasuki kamar nya di lantai 2.
"Tuh orang napa ya?" gumam Asya pelan, entahlah ia bertanya pada siapa, seraya mengidikkan bahunya lalu menaiki anak tangga untuk ke kamar nya juga.
"Haaahhh" helaan nafas lelah Asya ketika ia sudah merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan seragam dan kaus kaki yang masih menempel di tubuh nya.
Ia pun memainkan ponsel nya dan membuka aplikasi Line, karena terdapat banyak sekali notifikasi disana.
Clarissa_iriana Add your Id
KAMU SEDANG MEMBACA
Lethasya
Teen Fiction"Cih, emang yang namanya cewek mah murahan semua, Sampah!" ucap Davi dengan nada meninggi. "Maksud lo apa?" balas Lethasya dengan nada lemah dan tatapan yang kosong, sedang mencerna ucapan Davi tadi. "Lo, cewek MU-RA-HAN" perjelas Davi dengan santa...